Sukses

USD Loyo Hari Ini 15 September 2023, Bagaimana Nasib Rupiah Pekan Depan?

Rupiah ditutup stagnan dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 15 point dilevel Rp. 15.355 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.355.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melanjutkan pelemahan pada Jumat, 15 September 2023.

"Fed akan mempertahankan sikap hawkish Dolar melonjak semalam setelah penjualan ritel AS mendapat dorongan dari harga bensin yang lebih tinggi, meningkat 0,6 persen pada bulan Agustus dibandingkan perkiraan kenaikan 0,2 persen, sementara harga produsen AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Agustus," kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis pada Jumat (15/9/2023).

Bank Sentral AS atau Federal Reserve diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan pekan depan.

Namun, ketahanan perekonomian AS kemungkinan berarti bahwa The Fed akan mengulangi sikap hawkishnya. Di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin ke rekor tertinggi pada hari Kamis.

Bank Sentral Eropa juga mengisyaratkan kemungkinan melakukan kenaikan terakhirnya dalam perjuangan selama lebih dari setahun meredam inflasi.

Bank sentral juga menaikkan prakiraan inflasi, yang kini diperkirakan akan turun lebih lambat menuju target 2% dalam dua tahun ke depan, sekaligus menurunkan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan di Tiongkok, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengumumkan akan melakukan pemotongan kedua sebesar 25 basis poin terhadap rasio persyaratan cadangan bank pada tahun ini.

"Meskipun langkah tersebut bertujuan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung pemulihan ekonomi yang lemah, hal ini dapat memperburuk penurunan yuan yang sudah terpuruk karena suku bunga domestik semakin turun," Ibrahim mengungkapkan.

“PBOC telah memberikan stimulus "sedikit demi sedikit", namun perekonomian masih menderita karena kurangnya kepercayaan konsumen,” sebutnya. Namun indikator lain menunjukkan bahwa sebagian besar perekonomian Tiongkok masih berada di bawah tekanan.

Investasi Aset

Ibrahim menyoroti investasi aset tetap – yang mewakili belanja modal oleh dunia usaha – tumbuh kurang dari perkiraan pada bulan Agustus, sementara harga rumah menurun selama sepuluh bulan berturut-turut.

Rupiah ditutup stagnan dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 15 point dilevel Rp. 15.355 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.355.

"Sedangkan untuk perdagangan senen depan , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.320- Rp. 15.390," ungkap Ibrahim.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Neraca Perdagangan RI Agustus 2023

BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,12 miliar pada Agustus 2023 dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar USD 1,31 miliar.

Surplus neraca perdagangan Indonesia merupakan capaian selama 40 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020. BPS merinci, neraca perdagangan Indonesia di Agustus 2023 ditopang okeh komoditas non-migas yang tercatat USD 4,47 miliar.

Adapun, komoditas penyumbang surplus utama, yaitu lemak dan minyak hewani/nabati HS 15, bahan bakar mineral HS 27, besi dan baja HS 72. Sementara itu, neraca perdagangan komoditas di sektor migas defisit USD 1,34 miliar dengan komoditas penyumbang defisit minyak mentah.

Secara kumulatif hingga Agustus 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD 24,4 miliar. Ibrahim menyoroti, capaian tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi Januari-Agustus 2022 yang mencapai US$34,89 miliar. Surplus neraca perdagangan secara kumulatif pada tahun ini [Januari-Agustus 2023] turun US$10,55 dibandingkan periode tahun sebelumnya [yoy].

3 dari 3 halaman

Diatas Ramalan Ekonom

Ibrahim mengatakan, "Realisasi surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 di atas ternyata ramalan ekonom".

''Dari 22 ekonom yang memproyeksikan kondisi neraca dagang, terdapat rata-rata nilai di angka US$1,38 miliar. Dari jumlah ini, 21 ekonom di antaranya sepakat kinerja ekspor-impor Indonesia akan kembali surplus, sedangkan yang memproyeksi defisit hanya 1 ekonom," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini