Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada hari Jumat dan membukukan kenaikan mingguan ketiga karena terbatasnya pasokan. Harga minyak dunia ini dipicu oleh pengurangan produksi di Arab Saudi dikombinasikan dengan optimisme seputar permintaan Tiongkok untuk meningkatkan harga minyak mentah.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (16/9/2023), harga minyak mentah berjangka Brent naik 23 sen, atau 0,3%, menjadi USD 93,93 per barel.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 61 sen, atau 0,7%, menjadi ditutup pada USD 90,77 per barel. Kedua kontrak tersebut diperdagangkan pada level tertinggi 10 bulan pada hari Selasa untuk sesi kelima berturut-turut, dan naik sekitar 4% setiap minggu.
Baca Juga
Harga minyak juga berada di jalur kenaikan kuartalan terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina pada kuartal pertama tahun 2022.
Advertisement
Pengurangan Pasokan
Kekhawatiran pasokan terus menjadi pendorong harga sejak Arab Saudi dan Rusia bulan ini mengumumkan perpanjangan pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun ini, kata Fiona Cincotta, analis di City Index.
Data output industri dan penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan di Tiongkok juga telah mendorong harga minyak pada minggu ini, dengan kondisi ekonomi negara tersebut dianggap penting untuk permintaan minyak selama sisa tahun ini, Cincotta menambahkan.
Data pada hari Jumat menunjukkan pemrosesan kilang minyak Tiongkok meningkat hampir 20% dari tahun sebelumnya karena prosesor mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi untuk memanfaatkan tingginya permintaan global terhadap produk minyak.
Prediksi Stok Minyak AS
Ekspektasi produksi minyak AS yang moderat juga telah mendorong harga dalam beberapa pekan terakhir, kata analis Third Bridge, Peter McNally.
“Pertumbuhan pasokan dari AS tampaknya terbatas karena produsen di sana telah menurunkan aktivitas pengeboran hampir 20% dari puncak tahun lalu,” kata McNally.
Jumlah rig minyak AS bertambah dua minggu ini menjadi 515, terbesar sejak April, data dari perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes menunjukkan pada hari Jumat. Namun, dibandingkan tahun lalu, jumlah rig minyak turun 84 unit, menurut data.
Advertisement