Sukses

Wamen BUMN Temui Yusril Ihza Mahendra, Bahas Apa?

Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani mengungkap peran praktisi hukum Yusril Ihza Mahendra dalam menjaga tata kelola di perusahaan pelat merah

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani mengungkap peran praktisi hukum Yusril Ihza Mahendra dalam menjaga tata kelola di perusahaan pelat merah. Salah satunya, dengan mengawal berbagai persoalan yang berkaitan dengan hukum di BUMN.

Terkait peran Yusril, Wamen BUMN mengaku BUMN kerap meminta bantuan ke Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu. Utamanya untuk memastikan kerja-kerja BUMN sudah sesuai dengan koridor hukum.

“Alhamdulillah selama ini BUMN juga mendapatkan pendampingan dari Pak Yusril dalam menangani beberapa hal-hal atau beberapa yang berhubungan dengan legal. Alhamdulillah asistensi dari beliau sangat baik sekali, dan sangat membantu kami di BUMN sehingga kita bisa lebih berfokus pekerjaan kami yang lebih besar,” ujar Rosan dalam keterangannya, Sabtu (16/9/2023).

Rosan menyebut, dia ditugaskan Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan peninjauan target hingga program BUMN. Selain itu, Rosan juga merupakan Wamen BUMN yang baru bergabung di pertengahan 2023 ini.

"Di mana salah satu yang ditinjau adalah memastikan BUMN tidak hanya untuk memberikan nilai tambah atau keuntungan semata bagi negara tapi juga mampu menjadi agen perubahan untuk kebaikan bangsa," ujar Rosan.

Rosan menguraikan, atas pendampingan hukum yang diberikan Yusril Ihza Mahendra, BUMN bisa bekerja optimal sehingga bisa cepat mengejar target-target yang ditentukan.

Tindak Lanjut

Sementara itu, Yusril mengatakan pertemuannya dengan Wamen Rosan adalah melakukan tindak lanjut dari asistensi yang sudah dilakukan. Baik dengan Kementerian BUMN maupun perusahaan pelat merah.

“Sebenarnya hanya meng-follow up yang selama ini telah kami kerjakan, kami sumbangkan untuk Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan BUMN, khususnya dalam menangani persoalan-persoalan hukum,” ungkap Yusril.

Yusril mengaku turut meninjau penyusunaj peraturan hingga menangani kasus hukum di lingkungan BUMN. Dalam catatannya, banyak kasus BUMN yang berhasil ditangani.

“Alhamdulillah banyak kasus-kasus itu yang kita selesaikan dengan baik dan karena sekarang ini sudah menjelang akhir dari masa pemerintahan sekarang, mungkin ada hal-hal baru atau hal-hal lain yang perlu kita kerjakan bersama untuk menopang pencapaian oleh Kementerian BUMN dalam melaksanakan tugas pokoknya,” jelasnya.

 

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Mau Tutup Lagi Anak-Cucu BUMN

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir kembali mengungkap rencana untuk menutup anak-cucu perusahaan pelat merah. Utamanya menyasar anak-cucu BUMN yang memberatkan kinerja induk perusahaan.

Erick mencatat, ada sekitar 173 perusahaan di seluruh lingkup perusahaan pelat merah. Maka, dia meminta jajarannya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani, dan Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Hattari untuk melakukan peninjauan kembali.

"Dan tentu kita komitmen menutup anak-cucu BUMN yang tidak memang diperlukan. Jumlah 173 ini saya rasa pak sesmen kita harus review lagi, dan para wamen saya rasa waktunya masih ada," ungkap Erick Thohir dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, ditulis Jumat (15/9/2023).

 

3 dari 3 halaman

Alasan Erick Thohir

Erick pun mengungkap alasannya. Dia tak ingin adanya anak-cucu BUMN malah memberatkan kinerja dari holding perusahaan. Dia khawatir, jika nantinya jadi beban, maka efisiensi BUMN tak bisa terjadi.

"Kalau kita bisa menutup lagi memang anak cucu yang memang tadi yang kita sepakati jangan menjadi justru gantolan dari perusahaan holding yang sehat, tetapi ini menjadi susu yang akhirnya tidak bisa merata yang akhirnya juga tidak membuat efisien BUMN tersebut. Terlepas daripada kesehatan yang hari ini sudah terjadi. Nanti saya coba komit disitu," paparnya.

Menurut data yang dikantonginya, banyak proyek-proyek yang digarap BUMN harus melahirkan perusahaan baru. Namun, dia khawatir langkah itu malah membuat kerja BUMN jadi tidak efisien.

"Karena memang, kembali keterkaitan daripada proyek-proyek itu kalau terus di-anak-cucu-kan akhirnya tidak efisien juga. Kalau memang diperlukan, oke, tetapi kalau tidak diperlukan sebaiknya memang kita terus kurangin," tegasnya.