Sukses

Presiden Erdogan Rayu Elon Musk Bangun Pabrik Tesla di Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan bertemu dengan CEO Tesla, Elon Musk di New York. Keduanya menbicarakan rencana investasi Tesla.

Liputan6.com, Jakarta - Menyusul Indonesia dan India, Turki kini ikut mengejar peluang investasi pabrik mobil listrik dari Tesla di negaranya.

Melansir CNBC International, Selasa (19/9/2023) laporan media pemerintah mengungkapkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengundang Elon Musk untuk membangun pabrik Tesla berikutnya di Turki.

Erdogan pada Minggu 17 September 2023 dikabarkan bertemu dengan CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk di New York saat mengunjungi AS untuk menghadiri Majelis Umum PBB. Keduanya dilaporkan bertemu di Kantor perwakilan Turki di Manhattan.

"Mengingat bahwa dengan mobil listrik Turki Togg yang diluncurkan di Türkiye, Tesla memasuki pasar Turki, Erdogan meminta Tesla untuk mendirikan pabrik ketujuh di Türkiye," demikian laporan kantor berita milik pemerintah Turki, Anadolu, mengutip direktorat komunikasi negara tersebut.

Erdogan juga menawarkan peluang kolaborasi dengan perusahaan kedirgantaraan milik Musk, yakni SpaceX, dan program luar angkasa Turki, serta mengundang miliarder tersebut ke Teknofest, festival penerbangan, kedirgantaraan, dan teknologi terbesar di Turki yang berlangsung antara akhir September hingga akhir Oktober mendatang.

Musk menjawab bahwa sejumlah pemasok Turki telah bekerja sama dengan Tesla dan bahwa Turki "adalah salah satu kandidat paling penting" untuk pabrik berikutnya dan ketujuh, tulis Anadolu.

Tesla di Indonesia

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasan tertundanya investasi Tesla di Indonesia, yang tak kunjung direalisasikan.

Luhut mengakui, Tesla akhir akhir ini cenderung menunda investasi mereka karena adanya kelebihan produksi.

Hal itu diungkapkannya melalui sebuah postingan di akun Instagram pribadi @luhut.pandjaitan, menceritakan momen saat Menko bertemu langsung dengan miliarder sekaligus CEO Tesla, Elon Musk.

Luhut bercerita, dia berdiskusi dengan Elon Musk selama kurang lebih dua setengah jam lamanya, terkait perkembangan ekonomi Indonesia, serta kondisi terkini Tesla,Inc. yang saat ini sedang menunda investasi di negara manapun.

"Ada dua hal yang jadi penyebabnya, yakni ; overproduksi dan kondisi ekonomi global yang kurang baik saat ini.," tulis Luhut dalam postingannya di akun Instagram pribadi @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (15/8/2023).

Luhut menyebutkan, dari 3 juta produksi mobil Tesla hanya 1,8 juta yang terserap. Hal ini membuat Elon Musk tidak mau mengambil risiko karena over supply.

2 dari 3 halaman

Juga di Meksiko

Tak hanya di Asia, investasi Tesla di Meksiko pun di hold dulu, sehingga tidak berproduksi sampai mereka memahami pasar. Hal itu dikarenakan situasi ekonomi global yang belum membaik, juga ketegangan antara Amerika dan China, serta masalah di Taiwan.

"Sehingga dia dengan boardnya memutuskan tidak investasi kemana mana dulu," beber Luhut.

"Kemudian kalaupun ada kita dengar di negara lain di Asia yang katanya buka Tesla itu tidak lain hanyalah sebagai agen penjualan mobil saja. Kita pun kalau mau buat agen penjualan mobil bisa saja, tetapi bukan itu tujuan utamanya,"jelasnya.

3 dari 3 halaman

Tesla PHK Karyawan di Pabrik Shanghai China

Pembuat mobil listrik ternama Amerika Serikat (AS), Tesla Inc dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di pabriknya di Shanghai, China. 

Mengutip Channel News Asia, Jumat (7/7/2023) sejumlah sumber menyebutkan bahwa Tesla memberhentikan beberapa pekerja produksi baterai mobil listrik di pabriknya di Shanghai.

Namun, tidak diketahui secara jelas berapa banyak jumlah pegawai pabrik Tesla yang akan diberhentikan, atau alasan spesifik di balik langkah PHK tersebut.

Pihak Tesla juga tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kabar PHK.

Kabar PHK di pabrik Tesla di Shanghai pertama kali dilaporkan oleh portal berita online lokal, Deep Analysis, yang mengatakan bahwa kurang dari 1.000 pekerja dipekerjakan di dua lini produksi baterai pabrik tersebut.