Sukses

Luhut Tetap Ingin Xinyi Group Bangun Pabrik di Rempang, Sayang Jika Lepas ke Malaysia

Pendekatan penanganan konflik Pulau rempang belum tepat. Oleh karena itu, Menko Luhut akan melakukan pendekatan lebih baik lagi agar penanganan pembebasan lahan di Rempang bisa berjalan dengan lancar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengaku akan mempertahankan perusahaan kaca terbesar di dunia asal Tiongkok, Xinyi Group agar tetap berinvestasi di Rempang ke Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.

Menurutnya, sangat disayangkan jika rencana investasi perusahaan kaca terbesar asal Tiongkok itu beralih ke Malaysia. Diketahui, penandatangan kerja sama pengembangan Pulau Rempang dengan Xinyi Group telah dilaksanakan pada Juli 2023 lalu.

Nilai investasinya sekitar Rp 175 triliun yang bertujuan untuk membangun fasilitasi hilirisasi pasar kuarsa dan pasir silika serta ekosistem rantai pasok industri kaca dan kaca panel surya.

“Kita harapkan janganlah (Xinyi ke Malaysia), dulu kan karena kekonyolan kita juga lari ke tempat lain. Jadi kita sendiri harus introspeksi apa yang salah, enggak boleh malu malu,” kata Luhut dalam konferensi pers Marine Spatial Planning and Expo Service 2023 di Pullman Central Park, Selasa (19/9/2023).

Disisi lain, Luhut mengakui bahwa penanganan konflik tersebut pendekatannya belum tepat. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan pendekatan lebih baik lagi agar penanganan pembebasan lahan di Rempang bisa berjalan dengan lancar.

"Ya rempang itu mungkin ya sekarang lagi mau slow down. Saya pikir mungkin approach atau pendekatannya kemarin belum pas, tapi selama saya yang menangani banyak pembebasan tanah tak ada masalah. Karena kalau harusnya justifikasi, rakyat itu pada umumnya mau, ndak ada masalah," ujarnya.

 

2 dari 4 halaman

Hunian Baru Warga Rempang

Sementara, terkait rencana Pemerintah yang akan menyiapkan hunian baru untuk warga Rempang yang terdampak pengembangan investasi. Menurut Luhut diperlukan sosialisasi yang baik juga kepada masyarakat disana, sehingga konflik tidak berkelanjutan.

"Saya sudah diberitahu tim di sana supaya relokasi ditunjukkan kepada masyarakat, ini loh apa yang masih kau kurang, kemana sekolah anakmu, dimana kerja anak mu, dan seterusnya. Kalau disosialisasikan dengan baik, saya rasa tidak ada masalah dan sekarang sudah dikerjakan," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan, rencana investasi di Rempang harus tetap berjalan. Lantaran investasi tersebut berpotensi sangat besar bagi perekonomian Indonesia.

"Di rempang itu ada potensi yang bagus, karena apa? Karena disitu nanti mau bikin photovoltaic (PV), jadi solar panel dan jadi semi konduktor kan bagus," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Menteri Bahlil Temui Warga Masyarakat Rempang, Cari Solusi Terbaik

Sebelumnya, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia langsung hadir di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (18/9/2023).

"Atas instruksi langsung dari Bapak Presiden Jokowi, saya ke Pulau Rempang untuk mendengarkan aspirasi warga. Semalam saya menemui Bapak Gerisman Ahmad selaku tokoh masyarakat Pulau Rempang di Pantai Melayu," kata dia dalam akun Instagramnya, Senin (18/9/2023).

Bahlil mengungkapkan, tujuan utamanya adalah mencari solusi terbaik bagi masyarakat Rempang dan memastikan investasi di kawasan tersebut tetap berjalan.

"Dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan keadilan sosial," ungkap Bahlil.

Bahlil Lahadalia memastikan, pihaknya tidak akan membongkar makam leluhur masyarakat Melayu di Pulau Rempang, meski proyek investasi di pulau tersebut terus berjalan.

"Untuk kuburan pendahulu kita, saya tidak izinkan dibongkar. Nanti ini akan dipagar, dibuat gapura, agar dapat nyaman berziarah," ujar Bahlil Lahadalia dilansir dari Antara, Senin (18/9/2023).

 

4 dari 4 halaman

Bikin Museum

Bahlil menambahkan, pihaknya juga sudah membuat pengajuan untuk pembuatan museum di pulau tersebut guna menunjukkan identitas kehidupan masyarakat Melayu di Pulau Rempang.

"Ini masih proses, belum disetujui oleh pusat," kata Bahlil Lahadalia.

Selain itu terkait permintaan warga untuk lokasi relokasi yang tetap berada di Pulau Rempang, Bahlil mengatakan, akan membahas hal itu lebih lanjut dengan kementerian terkait.

"Nanti untuk lokasi lahan Rempang di mana, kita juga minta masukkan dari perwakilan bapak-ibu. Kita buka peta wilayah Rempang bersama-sama," ucap Bahlil Lahadalia.