Sukses

Pasar Tanah Abang Sepi, Pedagang Gigit Jari

Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A mengaku pendapatannya anjlok beberapa waktu terakhir. Salah satu sebabnya, karena tak mampu bersaing dengan produk yang dijual di TikTok Shop dan platform sejenis.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terjun langsung mengecek kabar Pasar Tanah Abang sepi pengunjung. Dia mengantongi banyak pedagang Pasar Tanah Abang yang mengalami penurunan omzet, bahkan penurunan ini ditaksir akan permanen.

Teten berkeliling Pasar Tanah Abang Blok A didampingi dengan sejumlah pejabat PD Pasar Jaya. Dia mencatat, ada kenaikan jumlah pengunjung yang berpengaruh pada omzet pedagang di waktu-waktu tertentu.

Namun, kenaikan penjualan itu dinilai masih tak bisa menutup tren penurunan omzet yang dialami oleh pedagang Pasar Tanah Abang.

"Tadi saya diskusi dengan Pasar Jaya, memang terjadi penurunan kemungkinan bisa permanen penurunannya," ujar dia di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (19/9/2023).

"Walaupun pada waktu tertentu seperti lebaran, akhir tahun, Idul Adha ada peningkatan tapi bisa dipastikan dampaknya permanen penurunannya," imbuh Teten.

Dia mengatakan, untuk mencoba merambah pasar, sejumlah pedagang mencoba menjajakan dagangannya lewat ecommerce. Sayangnya, gempuran barang impor yang dijual jauh lebih murah membuat produk-produk lokal tak dilirik.

"Saya berkesimpulan produk yang dijual oleh mereka tak bisa bersaing karena ada produk impor yang dijual yang harganya sangat murah sekali," terang Teten.

 

2 dari 4 halaman

Cari Solusi

Atas kunjungan tersebut, Teten akan meninjau kembali aturan mengenai masuknya barang impor. Termasuk dari sisi perizinan hingga pungutan bea masuk atas barang impor yang dijual dengan harga murah.

"Mungkin yang kita atur itu adalah mengenai arus barang masuk ke sini apakah barang konsumer goods yang masuk ini ilegal atau memang kita terlalu rendah mengenakan tarif bea masuk. Kita terlalu mudah untuk tak memberi batasan produk apa saja yang boleh masuk dan tidak," urainya.

Padahal, menurut arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke jajaran menterinya, produk yang sudah bisa dihasilkan di dalam negeri tak perlu lagi mendatangkan dari luar negeri. Pada konteks ini, bisa dibilanh produk-produk yang dijual pun sebaiknya dibatasi atau diatur.

"Jadi nanti saya akan lihat lagi, tadi mengenai apakah yang masuk ini ilegal atau legal atau terlalu murah terlalu mudah untuk bagi masuknya barang consumer goods tadi," katanya.

"Saya akan lihat apa perlu kita atur platform digital baik domestik maupun luar baik global apakah yang dijual disertai dokumen barang mereka legal atau tidak, punya izin SNI atau tidak, izin halal dan sebagainya," imbuh Teten Masduki.

 

3 dari 4 halaman

Menteri Teten Sidak Pasar Tanah Abang

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Tanah Abang Blok A. Dia mengantongi sejumlah keluhan dari pedagang pakaian di kawasan tersebut.

Sidak ini menindaklanjuti kabar Pasar Tanah Abang sepi. Ternyata, Teten pun mengamini kalau banyak pedagang yang omzetnya anjlok hingga 50 persen dari pendapatan biasanya.

"Tadi saya sudah keliling saya juga sudah tanya ke pedagang, penurunannya rata-rata di atas 50 persen," ujarnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (19/9/2023).

Setelah mengumpulkan keluhan pedagang, Teten langsung menggelar diskusi dengan pihak pengelola yakni PD Pasar Jaya. Dia melihat berbagai kemungkinan sepinya pasar Tanah Abang ini.

 

4 dari 4 halaman

Kalah Bersaing

Awalnya, diduga karena peralihan pedagang dari konvensional secara fisik dan beralih ke jualan online. Namun, meski pedagang sudah mencoba jualan online, pendapatannya pun masih belum bisa setara dengan biasanya.

"Tadi kita diskusi, apakah karena mereka tidak bertransformasi dari jualan di pasar ke online. Tapi ternyata mereka jualan di online pun tetap gak bisa bersaing," ungkapnya.

Teten mengambil kesimpulan, minimnya pengunjung ke Pasar Tanah Abang karena produk yang dijual kalah bersaing dengan produk impor di ecommerce. Soal harga, produk impor kerap dijual jauh lebih rendah ketimbang produk lokal di pasaran.

"Jadi ini kekalahan pasar offline seperti di Tanah Abang ini bukan masalahnya offline kalah dengan penjualan online, karena mereka juga sudah coba menjual di online. Tapi saya berkesimpulan produk yang dijual oleh mereka tak bisa bersaing karena ada produk impor yang dijual yang harganya sangat murah sekali," bebernya.