Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Pelemahan rupiah ini terjadi usai rapat Bank Sentral AS atau Fed mmenahan suku bunga acuan pada bulan ini.
Pada Kamis (21/9/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,09 persen atau 14 poin menjadi 15.395 per dolar AS dari sebelumnya 15.381 per dolar AS.
Baca Juga
Analis pasar mata uang Lukman Leong menjelaskan, rupiah melemah terhadap dolar AS setelah Federal Reserve (The Fed) bersikap lebih hawkish dengan memberikan kenaikan suku bunga sekali lagi pada tahun ini dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Advertisement
"(Selain itu)Â Fed juga (memberikan sinyal) akan menahan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama,"Â ucap dia dikutip dari Antara.
Menurut dia, dolar rebound cukup besar pasca-FOMC, tetapi pelemahan rupiah tidak akan terlalu besar mengingat investor masih akan menantikan hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) siang ini.
"BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, namun yang akan menjadi perhatian adalah bagaimana komitmen BI menjaga stabilitas rupiah," ungkap Lukman.
Dolar AS sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level tertinggi dalam dua dekade, namun mengindikasikan setidaknya satu kenaikan lagi mungkin terjadi tahun ini karena inflasi tetap tinggi.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,03 persen menjadi 105,1252 pada akhir perdagangan.
FOMC mempertahankan suku bunga kebijakan di antara 5,25 persen dan 5,5 persen, yang tertinggi dalam 22 tahun.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 0,09 persen atau 14 poin menjadi Rp15.395 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.381 per dolar AS.
Sebelumnya, Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Dony Hutabarat, menjelaskan bahwa Bank Indonesia akan menerbitkan instrumen moneter baru yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Ia berharap dengan penerbitan SRBI ini bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
SRBI akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.
Dony mengungkapkan, terdapat fitur menarik dalam SRBI, yaitu sebagai instrumen rupiah yang kredibel yang bisa diperdagangkan tidak hanya kepada pelaku domestik melainkan juga bisa diperdagangkan kepada investor asing.
"Jadi, ini juga sekaligus mendorong inflow (uang) yang masuk ke Indonesia, sehingga harapan kita bisa menjaga stabilitas nilai tukar," kata Dony dalam Konferensi Pers Taklimat media SRBI di kantor Bank Indonesia, Senin (28/8/2023).
Adapun SRBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN) milik Bank Indonesia.
Pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0) dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website Bank Indonesia.
Â
Advertisement
Hanya untuk Bank Umum
Penerbitan SRBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional dan SRBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder.
Pada pasar perdana, SRBI hanya dapat dibeli oleh bank umum yang menjadi peserta OPT konvensional baik secara langsung atau melalui lembaga perantara. Selanjutnya di pasar sekunder, SRBI dapat dipindahtangankan dan dimiliki oleh non-bank (penduduk atau bukan penduduk).
Lebih lanjut, Dony menyebut tujuan diterbitkan SRBI ini dalah satunya untuk mendorong pendalaman pasar uang. Lantaran, saat ini beberapa instrumen pasar uang mengalami penurunan.
"Kenapa perlu didorong pendalaman pasar uang? kita melihat pasar uang kita saat ini ada beberapa instrumen yang menurun terus yang sifatnya kredibel. Nah, oleh karena itu Bank Indonesia meminta bahwa kita harus membuat sebuah instrumen yang bisa diperdagangkan di pasar yang bisa menjadi solusi," pungkasnya.