Sukses

Pedagang Pasar Tanah Abang Minta TikTok Shop Ditutup, Ini Respon Mendag

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan merespon protes pedagang Pasar Tanah Abang yang meminta TikTok shop dan sejenisnya ditutup.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya tengah mengejar revisi Permendag Nomor 50 tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, Dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Ini sebagai respon sepinya Pasar Tanah Abang.

Revisi ini, diklaim Zulkifli Hasan bisa membuat persaingan usaha lebih fair, antara pedagang offline hingga online.

Hal ini merespon, kondisi pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang mengeluhkan penurunan omzet akibat TikTok cs menjadi sorotan.

"Sebentar lagi akan selesai revisi Permendag Nomor 50 tahun 2020. Mudah-mudahan minggu ini selesai," ujar Mendag kepada wartawan di Kantor Kemendag, Kamis (21/9/2023).

TikTok Akan Ditata Bukan Ditutup

Ia menjelaskan, pihaknya akan menata kembali sehingga, pihak UMKM  dan penjual offline tidak dirugikan dengan kehadiran penjual di TikTok.

"Nanti kita tata, agar persaingannya fair, tidak merugikan UMKM, tidak merugikan pedagang-pedagang yang offline dan lain-lain," jelas Zulhas.

Tak Bisa Larang Artis Jualan

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut, juga menjelaskan Kemendag tidak bisa melarang artis atau influencer yang berjualan di TikTok cs. Tetapi, ia menegaskan akan mengatur terkait penerapannya.

"Itu nggak bisa dilarang, nggak bisa. Tapi nanti diatur, bukan dilarang, diatur," ungkap Zulkifli Hasan.

2 dari 3 halaman

Omzet Anjlok Belasan Juta, Pedagang Pasar Tanah Abang Tuntut TikTok Shop Cs Ditutup

Sejumlah pedagang Pasar Tanah Abang Blok A mengaku pendapatannya anjlok beberapa waktu terakhir. Salah satu sebabnya, karena tak mampu bersaing dengan produk yang dijual di TikTok Shop dan platform sejenis.

Anton (36) yang sudah berjualan di Pasar Tanah Abang sejak 2007 itu mengakui ada penurunan drastis dari pengalamannya berjualan. Bahkan dia heran mengapa banyak produk di platform digital dijual dengan harga murah.

"Kalau kita pikir, kita beli bahan, kita bikin sendiri aja gak masuk harganya. Kenapa di online itu bisa Rp 39 ribu. Gak masuk diakal, beli bahan disini, gak masuk diakal," kata dia kepada wartawan di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Selasa (19/9/2023).Ketika disinggung mengeenai pendapatan, Anton mengaku pernah meraup omzet hingga Rp 20 juta dalam satu hari berjualan. Namun, beberapa waktu belakangan ini diakui cukup berat untuk menjual barang untuk mendapat omzet Rp 2 juta.

Diketahui, dia menjajakan pakaian gamis dengan harga bervariasi. Salah satu yang dijajakan di lapaknya adalah gamis wanita yang sibanderol Rp 100 ribu.

"Jauh, biasa di gamis ini produksi kita sehari bisa (raih pendapatan) Rp 20 juta lah sehari, sekarang jauh, Rp 2 juta aja nyari susah sehari, bingung otak saya kan," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Kata Pedagang Lainnya

Hal senada diungkap Anggi (31). Dia yang mengelola sekitsr 8 toko itu mengaku kesulitan jika bersaing dengan penjaja di TikTok Shop Cs. Anggi mengaku, sebelum pandemi Covid-19, dia bisa mencatat pendapatan hingga Rp 40 juta dalam satu hari.

"Para pedagang itu keluhkan omzet berkurang sampai 80-90 persen. Biasanya saya Rp 40-50 juta, sekarang Rp 1 juta aja sulit. Lari satu potong aja susah sekali, buat makan aja itu gimana gitu," urainya.

Dia dan pedagang lainnya bahkan sudah mencoba dengan meberikan diskon atau mengobral barang yang dijajakan. Namun, hasilnya masih belum mengerek pendapatan secara signifikan.

"Jadi pedagang disini ngerasa, gimana ini kita udah banting harga sampai di obral-obralin ini tuh masih gak laris," kata dia disambut riuh pedagang Pasar Tanah Abang lainnya.