Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kinerja perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan positif.
Salah satunya adalah tren pertumbuhan ekonomi positif di angka 5,2 persen dan inflasi yang terjaga di 3,6 persen.
Baca Juga
Luhut menyampaikan pemerintah juga berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB menjadi 38 persen dari sebelumnya yang mencapai 40 persen saat pandemi. Catatan ini, ucap Luhut, menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat dua terbaik dalam hal ekonomi di antara negara-negara lain di G20.
Advertisement
“Kita bukanlah negara yang sempurna, tapi kita bergerak ke arah yang benar. Kinerja kami jauh lebih baik dibandingkan dengan banyak negara secara global," ujar Luhut dalam pidatonya di UAE-Indonesia Economic Forum di Raffles Jakarta, Kamis (21/9/2023), di hadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazrouei.
Adapun rasio utang Indonesia terhadap PDB yang beehasil turun menjadi 38 persen dari sebelumnya yang tercatat 40 persen saat pandemi COVID-19 Melanda.
Menurut Luhut, kinerja-kinerja ini menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat dua terbaik dalam laju ekonomi di antara negara-negara G20.
Menko Marves juga mengungkapkan, Indonesia saat ini memiliki enam agenda utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
Keenam agenda itu diantaranya adalah industrialisasi melalui hilirisasi, digitalisasi, dekarbonisasi, pendidikan, pengembangan infrastruktur untuk memungkinkan interkoneksi orang, barang, dan informasi, serta menyeimbangkan semua lini untuk menyelesaikan ketimpangan sosial-ekonomi melalui dana desa.
Satgas
Dalam kesempatan itu, Luhut juga mengumumkan bahwa pihaknya telah membentuk satuan tugas dalam memproses kemitraan investasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Dari pertemuan sarapan pagi ini bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazrouei, dan Duta Besar Abdullah Salem Aldhaheri, kita telah membentuk satuan tugas untuk mempercepat kerja sama antara Indonesia dan UEA di berbagai bidang,” jelasnya.
“Kami memberi mereka waktu 10 hari untuk membahas delapan bidang potensial,” ungkap Luhut.
Bidang-bidang tersebut adalah pembangunan kilang, Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan, pengembangan IKN Nusantara, MRO Pelabuhan dan Pesawat Udara, Pertahanan Negara dan Satelit, Program Pengembangan Mangrove, proyek hilirisasi serta ketahanan pangan dan energi.
Advertisement