Sukses

Harga Minyak Dunia Turun Tipis, Bertengger di USD 93,30 per Barel

Harga minyak dunia berakhir lebih rendah setelah perdagangan cukup fluktuatif pada hari Kamis.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak berakhir lebih rendah setelah perdagangan cukup fluktuatif pada hari Kamis. Harga minyak dunia sempat turun sekitar USD 1 per barel di awal sesi. Namun harga minyak jug sempat naik USD 1 per barel.

Sentimen yang mempengaruhi harga minyak yaitu larangan Rusia terhadap ekspor bahan bakar.

Dikutip dari CNBC, Jumat (22/9/2023), harga minyak brent berjangka untuk pengiriman November turun 23 sen menjadi USD 93,30 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 3 sen menjadi USD 89,63. Kedua tolok ukur tersebut telah naik dan turun lebih dari USD 1 pada hari Kamis sebelumnya.

Larangan Ekspor Rusia

Rusia untuk sementara waktu melarang ekspor bensin dan solar ke semua negara di luar empat negara bekas Uni Soviet dengan dampak langsung untuk menstabilkan pasar bahan bakar dalam negeri, kata pemerintah pada Kamis.

Kekurangan tersebut, yang akan memaksa pembeli bahan bakar Rusia untuk berbelanja di tempat lain, menyebabkan harga minyak pemanas berjangka naik hampir 5% pada hari Kamis.

“Seiring dengan kemungkinan harga solar dan bahan bakar gas naik ke level tertinggi baru, keduanya akan berada dalam posisi untuk memberikan dorongan pada pasar minyak mentah,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

 

2 dari 3 halaman

Suku Bunga AS

The Fed pada hari Rabu mempertahankan suku bunganya, namun memperketat sikap hawkishnya, memproyeksikan kenaikan seperempat poin persentase menjadi 5,50-5,75% pada akhir tahun.

Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar secara keseluruhan. Dolar AS melonjak ke level tertinggi sejak awal Maret, membuat minyak dan komoditas lainnya lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Klaim tunjangan pengangguran AS turun ke level terendah dalam delapan bulan pada minggu lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan. John Kilduff, partner Again Capital LLC di New York, menyebut hal ini sebagai faktor lain yang akan mendorong tingginya suku bunga.

“Sikap The Fed dan pasar tenaga kerja yang kuat telah mendorong ekuitas dan komoditas lebih rendah, sehingga menekan harga minyak,” kata Kilduff.

 

3 dari 3 halaman

Potensi Sentimen Lain

Bank of England meniru kebijakan The Fed dan mempertahankan suku bunga pada hari Kamis setelah kenaikan suku bunga dalam jangka panjang, namun mengatakan pihaknya tidak menganggap remeh penurunan inflasi baru-baru ini.

Bank sentral Norwegia menaikkan suku bunga acuannya pada hari Kamis dan, secara mengejutkan, mengatakan kemungkinan akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan Desember.

Harga minyak tetap didukung oleh kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan global memasuki kuartal keempat. Stok minyak mentah AS di Cushing, pusat pengiriman WTI, berada pada titik terendah sejak Juli 2022 karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mempertahankan pengurangan produksi.