Sukses

Punya 400 Debt Collector, Bos AdaKami Jamin Semua Tersertifikasi

AdaKami menerapkan skema pengawasan yang cukup ketat untuk mengawasi kinerja debt collector. AdaKami memberikan arahan kepada debt collectornya untuk melakukan penagihan dengan cara yang halus.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega mengatakan, AdaKami memiliki lebih dari 400 debst collector (DC) yang bertugas untuk menagih pinjaman ke nasabah.

Dari jumlah tersebut, ia menegaskan bahwa AdaKami tidak merekrut atau mempekerjakan debt collector yang menagih langsung datang ke rumah nasabah. Biasanya debt collector AdaKami hanya diperbolehkan menagih melalui telepon saja.

"Adakami ada 400 sekian DC, kita melakukan collection internal 90-80 persen dilakukan DC kita. Kita juga ada vendor pihak yang dipekerjakan untuk melengkapi seluruh tim collecting. Yang perlu dicatat, AdaKami enggak pernah ada field DC. Jadi, collection di telepon, jadi bila mana ada yang datangin ke rumah, itu enggak ada, kami hanya lewat telepon," kata Bernardino dalam konferensi pers, Jumat (22/9/2023).

Adapun terkait kualitas dan mutu debt collector. Pria yang akrab disapa Dino ini menjamin debt collector di AdaKami telah tersertifikasi dan sudah melalui masa pelatihan terlebih dahulu sebelum dipekerjakan.

"Masalah kualitas dan mutu DC, setiap DC yang bekerja sama dengan kita harus tersertifikasi dan itu ketentuan diberikan ke kami, bukan cuma Adakami tapi ke semua platform yang ada di bawah AFPI. Setiap DC kita harus tersertifikasi, kalau ada yang melamar dikasih waktu sebulan untuk disertifikasikan dan ditraining," katanya.

Tak berhenti di situ saja, AdaKami juga menerapkan skema pengawasan yang cukup ketat untuk mengawasi kinerja debt collectornya. AdaKami memberikan arahan kepada debt collectornya untuk melakukan penagihan dengan cara yang halus.

"Di dalam dialog yang dilakukan dengan nasabah kita biasanya berikan describe, dan batas-batas untuk dibicarakan," ujarnya.

 

2 dari 4 halaman

Penagihan Kasar

Menurutnya, jika ada debt collector AdaKami menagih dengan kasar ke nasabah melalui telepon, maka nomor yang digunakan itu bisa dilaporkan ke Customer Service AdaKami, supaya pihaknya melacak nomor penagih.

"Nomor-nomor yang menelepon (nasabah) itu tercatat dikita. Nah, jadi kita tahu dari DC kita atau tidak," ujarnya.

Kemudian, di AdaKami juga terdapat supervisor yang bertugas untuk mengawasi debt collector. Jika ketahuan melanggar SOP sebagaimana yang dikeluarkan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), maka debt collector tersebut akan diberikan Surat peringatan pertama (SP 1) maupun Surat peringatan kedua (SP 2), hingga berujung pemecatan terhadap debt collectornya.

"Kita ada yang disebut supervisor, dari ini dia bisa lihat krena ada keyword-keyword kalau ada yang melanggar SOP yang dikeluarkan AFPI. 'Eh kamu ngomong apa sama nasabah A, ini yang kita lakukan. Kalau tercatat ya kita tindak. Tingkat pelanggaran itu kita sidah ada SOP apakah dia diberikan SP1/ SP2 hingga pemecatan," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Viral Pria Bunuh Diri Karena Pinjol, Sudah Tiada Keluarga Masih Diteror Debt Collector

Sebuah cuitan viral di media sosial Twitter atau X. Cuitan tersebut mengisahkan warga yang diteror oleh debt collector (DC) salah satu aplikasi pinjaman online (pinjol), yaitu Adakami. 

Utas yang dibuat dibagikan oleh akun @rakyatvspinjol itu menceritakan bahwa korban adalah seorang suami dan ayah dengan inisial K. Pria itu meminjam uang dari Adakami sebesar Rp 9,4 juta dan harus mengembalikan Rp 18 juta lebih. 

Saat K mulai kesulitan pembayaran dan telat bayar, mulai lah teror DC Adakami yang berdatangan. Teror pertama membuat K dipecat dari kantornya karena telepon kantor terus-menerus ditelepon oleh DC sehingga mengganggu kinerja di kantor tersebut. 

Setelah dipecat, teror ternyata tidak langsung selesai. DC Adakami mengganti terornya dengan teror order fiktif grabfood/gofood. Dalam satu hari, 5-6 order fiktif datang ke rumah K.

K yang awalnya tak mau menyimpan hal tersebut akhirnya menceritakan perihal pinjaman di pinjol Adakami ke keluarganya. Istri yang mengetahui hal tersebut menjadi takut pulang ke rumah dan memilih tinggal bersama orangtuanya. 

Teror DC Adakami ternyata terus berlanjut hingga K akhirnya mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dan mengembuskan napas terakhir pada Mei 2023. Sayangnya, teror DC Adakami tidak juga berhenti.

Meski pihak keluarga telah mengatakan bahwa K telah tiada bahkan sampai mengirimkan catatan kematian K, pihak DC tidak mau tahu dan menganggap catatan kematian itu palsu. Menurut akun yang membuat utas tersebut, teror order fiktif tidak berhenti. Padahal rumah tersebut sedang dijual karena yang punya sebelumnya bunuh diri. 

Menurut @rakyatvspinjol, kasus tersebut pernah sampai di tangan kepolisian. Tapi tidak ada kelanjutan hingga kini. 

4 dari 4 halaman

Biaya layanan yang tak masuk akal

Setelah utas tersebut viral, warganet ikut mengomentari perihal pinjol dengan DC -nya yang suka meneror hingga membuat kehidupan seseorang terganggu.

Beberapa orang warganet yang pernah mencoba meminjam uang dari pinjol Adakami turut mengunggah biaya layanan yang mencekik. Misalnya, saat meminjam uang sebesar Rp 3,5 juta, maka peminjam akan dikenakan biaya layanan sebesar Rp 3,2 juta dan bunga sebesar Rp 150 ribu.

Menurut warganet, hal tersebut tak masuk akal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harusnya mengusut hal tersebut. Banyak pula warganet yang mengeluh dengan iklannya yang mengganggu.

"Bunganya g ngotak, buat byar bkin iklan kalii," cuit @kochengo***

"SAMPAI ADA ORDERAN FIKTIF ITU TERLALU GILA. IKLAN ADAKAMI JUGA NYAMPAH BANGET SAMPAI KE YOUTUBE ANAK-ANAK PUN ADA," tulis @loon***

Ada pula warganet yang mengaku diteror DC meskipun mereka tak pernah meminjam uang dari pinjol. Diduga nomor kontak mereka digunakan oleh si peminjam. 

"Bapak saya gak pinjem duit di pinjol sama sekali tapi tiap hari ditelpon oleh DC katanya nyari aan.. sdh dikasih tau kami gak kenal siapa aan tp tetap ditelpon oleh DC dgn nomor yg berbeda2 smp capek harus memblokir satu per satu," cuit @tyasru*** 

Video Terkini