Liputan6.com, Jakarta Ekonom mengungkapkan ada dua langkah yang bisa dilakukan Pemerintah dalam menangani isu pedagang di Pasar Tanah Abang yang tergerus pedagang online.
Baca Juga
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, langkah pertama adalah mengatur platform perdagangan digital termasuk social commerce.
Advertisement
“Pengaturan social commerce seperti pemisahan antara platform social media dan e-commerce, pelarangan predatory pricing atau promo berlebihan hingga pengaturan algoritma multlak diperlukan,” kata Bhima dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat (22/9/2023).
“Jadi tetap harus ada pengawasan atas persaingan usaha dan barang impor,” sambungnya.
Langkah Kedua
Langkah kedua, adalah kebijakan afirmasi pedagang.
“Misalnya dengan diskon sewa tempat, subsidi tagihan listrik di pasar Tanah Abang hingga memberikan pinjaman bunga 0 persen,” papar Bhima.
Di sisi lain, Bhima juga tidak melihat diperlukan adanya larangan bagi pedagang untuk berjualan di TikTok, dengan catatan, platform tersebut dapat memisahkan media sosialnya dengan e-commerce.
“TikTok tidak perlu dilarang buat e-commerce tapi aplikasinya dipisah. Pedagang yang tadinya jual di social commerce bisa pindah ke platform ecommerce,” jelasnya.
E-Commerce Bukan Pembunuh Pasar Tanah Abang
Maraknya peredaran produk impor di platform penjualan online dinilai merugikan produk UMKM lokal, termasuk para pedagang Pasar Tanah Abang. Peningkatan sosialisasi dan promosi produk lokal dinilai perlu lebih ditingkatkan lagi.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyoroti banyaknya produk impor yang dijual murah di e-Commerce. Dampaknya, banyak produk UMKM lokal yang tak bisa bersaing dari sisi harga.
Menanggapi itu, Ketua Asoasiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga mengatakan, e-commerce bukan menjadi penyebab sepinya para pedagang Pasar Tanah Abang. Hanya saja menurutnya penjual produk lokal perlu meningkatkan lagi upaya memasarkan produknya. Dibarengi dengan sosialisasi terkait keunggulan dari produk-produk UMKM lokal.
"Terkait masih peredaran produk impor, mungkin sosialisasi pada pelaku usaha juga harus ditingkatnya. Mereka yang menjadi seller di platform e-commerce juga harus diberi pemahaman pentingnya mendukung produk lokal," ujar Bima kepada Liputan6.com, Kamis (21/9/2023).
Advertisement
Dukungan
Dia mengatakan IdEA turut berperan untuk mendorong produk UMKM lokal bisa meningkatkan kapasitasnya sehingga bisa bersaing dengan banyak produk di e-commerce. Misalnya dengan memberikan pelatihan pemasaran ke penjual.
"Kami dan member (IdEA) memberi pelatihan product development hingga digital marketing dan branding. Bahkan festival belanja angka kembar juga merupakan dukungan pelaku industri untuk membantu mendorong penjualan produk lokal," ungkapnya.
Dia menegaskan, dua poin penting yang harus dilakukan oleh penjaja barang produk lokal adalah sosialisasi mengenai produknya. Kemudian juga dibarengi dengan edukasi akan kualitas dan keunggulan produk lokal.
"Jadi, sosialisasi dan edukasi ke pelaku usaha yang menjalankan usahanya secara daring itu juga perlu digiatkan sih," pungkasnya.