Sukses

Jalin Kemitraan Baru, Target Investasi Blok Migas Mogoi Bakal Sentuh USD 2 Miliar

PT Pertamina EP menjalin kemitraan dengan PT Petro Papua Mogoi Wasian berdasarkan perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) pada 2014 untuk jangka waktu 20 tahun guna mengembangkan wilayah kerja Mogoi dan Wasian.

Liputan6.com, Jakarta - Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) menjadi salah satu sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah terus meningkatkan eksplorasi dan eksplotasi agar lifting Migas nasional naik sehingga ketahanan energi nasional terwujud. Alasannya, Ketahanan energi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berdasarkan data geologis Indonesia, wilayah kerja Migas Indonesia Timur, khususnya Papua, menjadi salah satu sumber utama lumbung energi nasional. Pertamina EP sejak awal konsisten melakukan optimalisasi melebarkan wilayah kerja Mogoi di Papua. Wilayah Kerja Mogoi belum dikembangkan secara optimal selama 50 tahun karena tidak ada industri yang dapat menyerap produk gas saat itu.

Dikutip dari keterangan tertulis, Senin (25/9/2023), PT Pertamina EP menjalin kemitraan dengan PT Petro Papua Mogoi Wasian berdasarkan perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) pada 2014 untuk jangka waktu 20 tahun guna mengembangkan wilayah kerja Mogoi dan Wasian. Fokus wilayah kerja Mogoi dan Wasian ini diharapkan menjadi penopang pertumbuhan industri di Papua dan sekitarnya.

Untuk terus mengembangkan wilayah migas tersebut, PT Petro Papua Mogoi Wasian, Tunhua Internasional Group Co, Limited dan JSK Gas menandatangani nota kesepahaman untuk dalam kerjasama pengembangan wilayah kerja Mogoi dan Wasian, baik upstream maupun downstream.

Adanya rencana investasi baru ini diharapkan menjadi stimulus bagi wilayah kerja Mogoi dan nantinya memberi sumbangan kenaikan lifting minyak nasional.

 

2 dari 2 halaman

Total Investasi Capai USD 2 Miliar

Rencana kemitraan baru ini diharapkan akan memproduksi minyak mentah 2-3 juta barel per tahun selama 15 hingga 20 tahun. Menghasilkan kondensat sebesar 2 juta barel per tahun selama 25 tahun dan menghasilkan gas sebanyak 80.000 MMSCFD per tahun.

Juga menghasilkan LNG sebanyak 1,5 juta Ton. Sekaligus akan mendukung pembangkit tenaga listrik tenaga gas smelter Nikel dan PLN.

Ketika semua investasi tersebut telah terlaksana, total investasi diperkirakan dapat mencapai USD 2 miliar.

Pencanangan kerjasama kemitraan antara perusahaan yang bergerak di bidang upstream dan downstream dapat merupakan proyek terintegrasi yang efektif di wilayah kerja Mogoi.

Di downstream akan dikerjakan oleh JSK Gas yang akan menawarkan produk FLNG yang dapat menjadi solusi penting dalam pengembangan cadangan gas menengah kecil yang lama tidak dioptimalkan.

Rencana pembentukan kemitraan baru ini sekaligus mendukung pertumbuhan Indonesia maju melalui ketahanan energi dengan menguatkan hulu migas, khususnya pengembangan industri hulu di Indonesia Timur.