Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan lima janji terhadap warga Pulau Rempang pasca dirinya bertemu langsung dengan masyarakat dan pemuka adat setempat beberapa waktu lalu.
Pertama, masyarakat Rempang tak ingin direlokasi ke Pulau Galang. Lalu, mereka juga tak ingin kuburan para leluhurnya ikut tergeser imbas proyek Rempang Eco-City. Selain itu, Bahlil menyebut warga Rempang juga sangat menerima investasi.
"Mereka sangat menerima investasi. Pak Darisman (tokoh adat Rempang) sampaikan ke saya, kiamat lima kali pun kampung kita enggak akan maju kalau enggak ada investasi. Sebetulnya saudara-saudara kita cukup punya respons positif, asalkan dilakukan dengan komunikasi yang baik," ujarnya dalam sesi konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Senin (25/9/2023).
Selanjutnya
Keempat, Bahlil melanjutkan, warga Pulau Rempang maunya digeser ke kampung yang juga masih di Pulau Rempang, dengan kesepakatan di Tanjung Banon.
Advertisement
Terakhir, mereka juga tak ingin hanya jadi pekerja dengan adanya proyek Rempang Eco-City, tapi turut dirangkul jadi pengusaha bagian dari investasi.
"Bagi saudara yang mereka punya tambak ikan, tanaman, perahu, itu juga dihitung dan dikompensasikan sesuai aturan yang berlaku. Karena itu hak rakyat, sesuai arahan Presiden, kita berlakukan," tegas Bahlil Lahadalia.
Libatkan Masyarakat
Sebagai bentuk konkret, Bahlil berjanji pada setiap investasi yang masuk maka akan ada multiplier effect dalam bentuk keterlibatan masyarakat setempat.
"Saya bilang ke investor, you harus libatkan mereka. Misal ada kontraktor setempat, tapi dia (kontraktor lokal) harus penuhi syarat ya, harus profesional. Kita prioritaskan pengusaha di sana yang memenuhi syarat," tuturnya.
"Bisa juga jadi supplier, (pengada) makanan. Itu akan diikat dalam AMDAL dan tak dapat dipisahkan dalam perjanjian. Syaratnya harus kolaborasi, bos," pungkas Bahlil
Advertisement
Warga Pulau Rempang Batal Dipindah ke Pulau Galang, Ini Lokasi Barunya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta penyelesaian masalah di Pulau Rempang, Kepulauan Riau dilakukan secara kekeluargaan dengan mengedepankan hak dan kepentingan masyarakat.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri terkait di Istana Kepresidenan Jakarta, sebagaimana diungkapkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
“Tadi bapak Presiden dalam arahan rapat pertama adalah untuk penyelesaian masalah Rempang harus dilakukan secara baik, secara betul-betul kekeluargaan, dan tetap mengedepankan hak-hak dan kepentingan masyarakat di sekitar di mana lokasi itu diadakan,” kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dikutip dari Antara, Senin (25/9/2023).
Pertemuan dengan Tokoh Masyarakat Rempang
Dia mengungkapkan dalam pertemuan dengan para tokoh masyarakat di Rempang beberapa hari lalu, dirinya telah menyampaikan bahwa apa yang terjadi di Rempang bukan penggusuran atau relokasi, melainkan penggeseran.
"Bukan penggusuran, sekali lagi. Kedua bukan juga relokasi, tapi adalah pergeseran. Kalau relokasi, dari pulau A ke pulau B. Tadinya kita mau geser relokasi dari Rempang ke Galang," tuturnya."Tetapi sekarang hanya dari Rempang ke kampung yang masih ada di Rempang," lanjut dia.
Kunjungan Menteri Investasi
Sebelumnya, kesepakatan soal batalnya pemindahan warga Rempang ke Pulau Galang didapatnya pasca Bahlil bermukim selama dua hari di Pulau Rempang. Dari hasil diskusinya bersama warga, ia mendapati status tanah di sana merupakan warisan turun temurun, namun tidak bersertifikat.
"Saya sebagai anak kampung terenyuh juga, baru tahu jadi enggak ada sertifikat, enggak ada HGB (Hak Guna Bangunan) dari semua kampung. Maka kemudian kita formulasi kan kita geser ke satu kampung (Tanjung Banon), kita taro situ dengan sertifikat hak milik 500 meter per rumah," ungkapnya.
"Total KK-nya itu kurang lebih sekitar 800 KK yang kita lakukan tahap awal, kemudian kita geser ke perkampungan sebelah itu," imbuh Bahlil Lahadalia.
Advertisement