Sukses

Pertamina Patra Niaga Komitmen Selesaikan Proyek Strategis Nasional Tangki BBM dan LPG di Wilayah Indonesia Timur

Saat ini pun telah selesai dan beroperasi 13 tangki BBM dengan kapasitas penyimpanan hingga 67.500 Kilo Liter (KL) dan 2 tangki LPG dengan kapasitas 4.000 Metrik Ton (MT) yang termasuk dalam PSN Pertamina Patra Niaga.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga terus mempercepat proses penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan tangki BBM di Maumere, Nusa Tenggara Timur dan dua (2) tangki LPG di Bima, Nusa Tenggara Barat dan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability yang lebih baik dan efisien bagi masyarakat di Indonesia Timur. 

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan tiga tangki dalam proses Pembangunan tersebut bisa makin memperkuat ketahanan energi, dan efisiensi distribusi. Saat ini pun telah selesai dan beroperasi 13 tangki BBM dengan kapasitas penyimpanan hingga 67.500 Kilo Liter (KL) dan 2 tangki LPG dengan kapasitas 4.000 Metrik Ton (MT) yang termasuk dalam PSN Pertamina Patra Niaga.

"Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat. Di tahun 2023, kami akan kejar penyelesaian 1 tangki LPG di Bima," ujar Riva. 

 

Tangki BBM yang telah beroperasi antara lain berada di Badas Nusa Tenggara Barat, Waingapu Nusa Tenggara Timur, Pare Pare Sulawesi Selatan, lalu di Maluku tersebar di Ternate Utara, Masohi, Bula, Dobo, Labuha, Saumlaki, Namlea, dan Wayame serta di Papua berlokasi di Merauke dan Nabire. Untuk dua tangki LPG, saat ini yang telah beroperasi di Wayame Maluku dan Jayapura Papua.

Beroperasinya tangki BBM dan LPG ini juga dapat menjaga ketahanan energi di daerah tersebut. Tangki LPG Wayame dan Jayapura misalkan, kedua tangki LPG ini meningkatkan ketahanan energi LPG sekitar 8-13 hari. Lalu hadirnya tangki BBM Pare Pare, ini bisa menyuplai sekitar 40% kebutuhan Pertalite masyarakat setiap harinya

"Tangki BBM dan LPG yang berlokasi di kota besar ini memiliki peran penting menjadi titik suplai utama di wilayah Indonesia Timur. Selain itu kami juga hadir di Badas, Dobo, Saumlaki, Waingapu, dan Labuha, itu pulau-pulau terluar dimana kehadiran energinya bisa sangat berdampak untuk menggerakkan ekonomi dan kehidupan sehari-hari masyarakat," ujarnya. 

 

Selain sebagai bentuk penguatan dan efisiensi rantai distribusi energi nasional, Riva mengatakan bahwa proses pembangunan tangki BBM dan tangki LPG juga berdampak besar bagi industri dalam negeri serta membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya. 

"Sekitar 37% komponen dan material pembangunan tangki BBM dan LPG yang bernilai sekitar Rp298 miliar merupakan komponen-komponen yang dibuat oleh industri dalam negeri, ini juga membuktikan kualitas komponen dalam negeri Indonesia sudah bisa memenuhi spek dan standar beberapa komponen tangki Pertamina," ujar Riva. 

Lebih lanjut, Riva mengatakan bahwa dalam prosesnya, pembangunan tangki BBM dan LPG, juga menyerap hampir 600 tenaga kerja daerah tersebut. Maka dari itu, Pertamina berharap manfaat yang diberikan bisa terus berlanjut, seiring dengan mudahnya energi yang bisa dinikmati masyarakat. 

 

(*)