Sukses

Antisipasi El Nino dan Tingkatkan Produksi, Kementan Realisasikan RJIT di Serang

Guna meningkatkan produksi padi serta meredam dampak El Nino, Kementerian Pertanian gencar melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Serang, Banten.

Liputan6.com, Serang Guna meningkatkan produksi padi serta meredam dampak El Nino, Kementerian Pertanian gencar melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Serang, Banten. Kota Santri tersebut melaksanakan kegiatan RJIT di dua lokasi, yakni Kelurahan Kilasah dan Kelurahan Sawah Luhur dengan luas masing-masin 50 hektare.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa keberhasilan peningkatan produksi pangan ini ditentukan oleh pasokan air irigasi yang lancar dan berfungsi dengan baik.

“Dengan melalukan perbaikan dan peningkatan fungsi jaringan irigasi maka layanan irigasi ini diharapkan mampu menambah luas areal tanam, sehingga produktivitas pertanian pun meningkat," katanya.

"Pengelolaan air irigasi dari hulu hingga hilir memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani," jelas Mentan SYL.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil menjelaskan bahwa program RJIT diutamakan pada lokasi yang telah dilakukan SID pada tahun sebelumnya. Ia pun menyebut, tujuannya untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi sebesar 0,5.

"Kegiatan RJIT ini diarahkan pada jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan dan terhubung dengan jaringan utama. Dan juga untuk yang memerlukan peningkatan fungsi jaringan irigasi untuk mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan layanan irigasi serta untuk jaringan irigasi desa," jelasnya.

Ali Jamil mengungkapkan bahwa dimensi saluran disesuaikan dengan spesifik teknis di lapangan. Ia mengatakan, luas lahan terdampak minimal 50 hektare dan apabila luasan Poktan/P3A kurang dari 50 hektare dapat menggunakan potensi luasan Gapoktan/GP3A.

"Untuk memenuhi luasan minimal 50 hektare, Poktan dapat bergabung dalam satu UPKK, penetapan nama UPKK menggunakan SK Kepala Dinas Kabupaten. Untuk Poktan/P3A/Gapoktan/GP3A yang memiliki potensi luas lebih dari 50 hektare, alokasi kegiatan diperbolehkan lebih dari 1 unit sesuai dengan ketentuan," ungkapnya.

"Dengan dilakukannya RJIT menjadi langkah untuk peningkatan daerah layanan irigasi dan dapat meningkatkan efisiensi saluran irigasi sehingga lebih hemat air agar tercukupi kebutuhan air irigasi hingga ke hilir saluran. Dengan tercukupinya air hingga hilir saluran ke depannya akan berdampak meningkatkan IP dan tanam serentak," jelas Ali Jamil.

Dirinya mengungkapkan, dari segi ekonomi secara keseluruhan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya pada kelompok tani yang mendapat alokasi kegiatan RJIT di Kota Serang, Banten.

3 dari 3 halaman

Saluran yang Direhabilitasi

Ketua Kelompok Tani Masyarakat Guyub 1, Andi Kamal mengungkapkan bahwa selama ini kelompoknya memanfaatkan sumber air irigasi Margaluyu Sekunder. Ia menyebut, saluran irigasi yang direhabilitasi meliputi panjang 155 m, lebar 1,2 m, tinggi 0,5 m, tinggi pondasi 0,2 m, tebal atas 0,3 m dan tebal bawah 0,4 m.

"Pada saat musim hujan, air meluap ke kanan dan kiri saluran sehingga pengairan tidak sampai ke titik akhir saluran. Sekarang pengaliran air lancar, dapat teraliri sampai ke hilir saluran. Sebelumnya IP 200 dengan produktivitas 5,5 Ton/hektare, kini menjadi IP 250 dengan produktivitas 7-9 Ton/hektare," ungkapnya.

Sedangkan, Ketua Kelompok Tani Subur Makmur 1, Hj. Nurmala menjelaskan bahwa saluran irigasi yang direhabilitasi di wilayahnya memiliki panjang 155 m, lebar 1,5 m, tinggi 0,5 m, tnggi pondasi 0,2 m, tebal atas 0,3 m dan tebal bawah 0,4 m.

"Sebelumnya saluran air tersumbat pada bangunan persilangan akibat rusaknya bangunan di hilir siphon dan belum ada perkuatan saluran tersier," jelasnya.

"Setelah direhabilitasi, pengaliran air lancar dapat teraliri sampai ke hilir saluran dengan luas layanan kurang lebih 50 hektare. IP dan produksi juga meningkat, dari IP 200 menjadi IP 300 dan produksi 5 Ton/Ha menjadi 7-8 Ton/Ha," tambah Nurmala.

 

(*)