Liputan6.com, Jakarta IKN Nusantara digadang menjadi kota rendah karbon dengan konsep yang diusung. Salah satunya, menekan emisi gas buang dari kendaraan yang digunakan di wilayah IKN.
Kepala Badan Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono mengatakan akan membatasi kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dari energi fosil. Dengan begitu, diharapkan mampu menekan emisi karbon yang beredar dari sektor transportasi.
Baca Juga
Â
Advertisement
"Semuanya green tidak boleh ada kendaraan yang pakai BBM ke dalam," kata dia saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Bambang menyebut, nantinya kendaraan yang beroperasi adalah kendaraan ramah lingkungan. Tak terbatas pada kendaraan dengan tenaga listrik.
"Semuanya kita pakai kendaraan yang ramah lingkungan. Apakah itu listrik atau hidrogen dan sebagainya," ujarnya.
IKN Jadi Kota Hijau
Bambang sendiri membidik IKN Nusantara menjadi kota hijau dengan target nol emisi di 2030 mendatang. Peta jalan atau blueprint mengenai target ini akan dirilis dalam waktu dekat, sekitar Desember 2023 mendatang.
Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, peta jalan itu merupakan Locally Determined Contribution (LDC). Dimana, peta jalan ini jadi yang pertama untuk tingkat kota yang menargetkan penurunan emisi karbon.
"Nusantara adalah kota pertama di Indonesia yang akan meluncurkan Locally Determined Contribution (LDC), kota pertama di Indonesia. Kami akan meluncurkan nanti di kuartal IV di bulan Desember (2023)," kata Bambang dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Â
Level Kota
Dia menyebut, dalam level nasional, target pengurangan emisi ini dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang membidik nol emisi karbon di 2060. Namun, LDC yang dibawa Nusantara merupakan yang pertama untuk level kota, dan bahkan diasebut sebagian kecil untuk level ibu kota.
Dia menargetkan, IKN Nusantara akan menjadi kota pertama dengan tingkat nol emisi karbon di 2030 mendatang. Artinya, ada wakru sekitar 7 tahun sejak blueprint itu diluncurkan.
"InsyaaAllah kita adalah the first in Indonesia dan the frst among capital. Capital itu belum banyak, ibu kota belum banyak yang meluncurkan LDC. Karena gak gampang mempunyai komitmen. Hitung-hitungan kami sih 2030 kami bisa jadi carbon netral city," tegasnya.
Â
Advertisement
Bisa Lebih Baik
Sementara itu, Bambang mengakui kalau sebenarnya IKN Nusantara punya potensi lebih dari sekadar nol emisi karbon. Ini merujuk pada pernyataan bos World Research Institute, Ani Dasgupta.
Merujuk pernyataan itu, IKN Nusantara bisa dibidik menjadi kota dengan tingkat emisi negatif. Bisa dibilang, saking rendahnya emisi di Nusantara akan menyerupai tingkat emisi di hutan.
"Tapi ada temen saya presiden dan CEO nya World Research Institute namanya Dr Ani Dasgupta mengatakan, 'bapak you are the modest, kalian harusnya bisa lebih dari itu. Gak cuma karbon netral di 2030, harusnya carbon negative, seperti hutan'," kata dia.
Ini bisa jadi target yang realistis, mengingat hanya sekitar 30 persen wilayah di IKN Nusantara yang akan dibangun. Sementara, sisanya adalah hutan tropis dan ruang terbuka hijau dengan dominasi ramah lingkungan
"Karena 60 persen dari kita kan mau jadi tropical forrest, carbon sink lah, itu akan menjadi penyedot lebih besar lagi dibanding 30 persen yang dibangun," pungkasnya.