Liputan6.com, Jakarta Pembangunan smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik sudah mencapai 76 persen. Konstruksi fisiknya smelter ini dibidik rampung di akhir 2023 ini.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyampaikan pembangunan Smelter Gresik itu berjalan sesuai dengan rencana. Dia membidik smelter pengolahan tembaga ini bisa beroperasi pada Mei 2024 mendatang.
Baca Juga
"Akhir Agustus (2023) itu sudah 76 persen dan akhir tahun ini konstruksi fisiknya mudah-mudahan 100 persen. Bulan Mei (2024) bisa mulai beroperasi," kata dia saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, ditulis Rabu (27/9/2023).
Informasi, nilai investasi PT Freeport Indonesia untuk proyek ini telah menyentuh USD 2,2 miliar atau setara Rp 33 triliun per Mei 2023. Dari total investasi USD 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun, dan telah menyerap 15.000 tenaga kerja Indonesia.
Advertisement
Smelter di Papua
Sementara itu, dia belum bisa memastikan kapan mulai pembangunan untuk smelter di Papua dimulai. Menurutnya itu masih dalam tahap diskusi dan pendalaman.
Smelter di Papua menjadi salah satu rencana pembangunan smelter untuk mendorong hilirisasi dari bahan tambang yang diolah PT Freeport Indonesia.
"Itu belum ada detail pembicaraan bapak Menteri Investasi, masih dibicarakan," kata dia.
Â
Smelter Gresik
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur. Di dalam KEK Gresik ini masih dalam proses pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI).
Pembangunan Smelter Freeport ini sudah mencapai 72 persen, dan ditargetkan dapat selesai sebelum Mei 2024. Ini direncanakan menjadi smelter tembaga desain single line terbesar di dunia.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, hilirisasi merupakan kunci agar Indonesia dapat berubah dari negara berkembang menjadi negara maju. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya mineral, yaitu tembaga yang diolah di smelter PT Freeport Indonesia.
Nilai investasi PT Freeport Indonesia untuk proyek ini telah menyentuh USD 2,2 miliar atau setara Rp 33 triliun per Mei 2023. Dari total investasi USD 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun, dan telah menyerap 15.000 tenaga kerja Indonesia.
"Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya," kata Bahlil.
"Sudah terbukti, hilirisasi sumber daya mampu meningkatkan pendapatan negara. Nikel contohnya, naik dari USD 3,3 miliar menjadi USD 30 miliar setelah kita stop ekspor nikel dan lakukan hilirisasi," sambungnya.
Â
Advertisement
Hilirisasi Pertambangan
Sementara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan, proyek smelter ini merupakan kontribusi PTFI dalam hilirisasi pertambangan. Sesuai dengan fokus pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi.
Apalagi, Tony menyampaikan, Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk menyuplai konsentrat ke Gresik untuk dimurnikan menjadi katoda tembaga, emas batangan dan perak batangan. Setelah beroperasi nanti, smelter ini akan mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak per tahun.
"Tembaga ini digunakan untuk banyak sekali keperluan tapi paling utama untuk penghantar listrik, termasuk untuk kendaraan listrik. Tembaga ke depannya sangat menjanjikan, beruntung sekali Indonesia menjadi salah satu pemain utama tembaga," ungkap Tony.