Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,1 persen pada 2024. Pertumbuhan ekonomi itu akan ditopang dari kenaikan konsumsi domestik hingga alokasi belanja negara seiring pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hal itu disampaikan Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina dalam diskusi virtual oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) di Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Baca Juga
Dian prediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh 5,04 persen pada 2023. Sedangkan 2024, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen.
Advertisement
"Saya memperkirakan alokasi belanja akan lebih tinggi dan dampak tambahan terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi,” ujar Dian seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/9/2023).
Dia mengatakan, Pemilu 2024 akan lebih berdampak positif terhadap ekonomi karena cakupan lebih luas sehingga berbeda dengan pemilu pada tahun-tahun sebelumnya.
Pemilu 2024 bakal diselenggarakan mencakup pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (pileg) serta pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak.
Dian menuturkan, pemilu yang lalu hanya mempunyai sedikit dampak positif terhadap pertumbuhan konsumsi karena krisis glonal yang pada saat itu hambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Kita sedang mengalami (pada saat itu) perang dagang, taper tantrum, serta gejolak pada pemilu sebelumnya (Pemilu 2019) sehingga terdapat dampak yang beragam secara global,” tutur dia.
Taper tantum adalah keadaan gejolak ekonomi ketika bank sentral Amerika Serikat memperketat kebijakan moneternya. Dian menilai, Pemilu juga punya potensi dampak terhadap investasi. Hal ini melihat dari pemilu sebelumnya, laju investasi sedikit terhambat karena sikap investor yang cenderung menunggu wait and see.
Hal itu bukan hal yang mustahil terjadi lagi pada pemilu 2024. Ia menuturkan, pada semester I 2023, belum terlihat ada moderasi pada sektor investasi. Akan tetapi, menjelang kuartal III 2023 telah terlihat ada moderasi pada pertumbuhan kredit dan simpanan.
“Ada banyak alasan yang jelas, salah satu alasan (moderasi investasi) yaitu memburuknya kinerja perdagangan dari sisi pendanaan hingga berkurangnya potensi pertumbuhan yang masuk ke pasar domestik,” kata Dian.
Pemilu 2024 Bakal Berdampak Positif terhadap Sektor Konsumsi
Sementara itu, Tenaga Ahli Kementerian Keuangan RI Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Kiki Verico menuturkan, Pemilu 2024 akan memiliki dampak positif terhadap ekonomi negara, secara spesifik terhadap sektor konsumsi.
“Jadi saya yakin pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Saya yakin pemilu akan berjalan lancar di momentum demokrasi ini,” ujar Kiki.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menuturkan, total alokasi anggaran Pemilu dari 2022-2024 sebesar Rp 70,6 triliun. Anggaran itu diberikan bertahan, pada 2022 tercatat anggaran pemilu sebesar Rp 3,1 triliun pada 2023 sebesar Rp 30 triliun dan 2024 sebesar Rp 37,4 triliun.
Sri Mulyani menuturkan, realisasi anggaran pemilu 2023 hingga 19 September mencapai Rp 14 triliun atau 30 persen dari pagu anggaran Rp 46,7 triliun.
Advertisement
Alokasi Belanja
Sebelumnya diberitakan, dikutip dari Antara, Senin, 25 September 2023, Kepala Pusat Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Abdurrohman optimistis kinerja ekonomi tetap berjalan positif selama Pemilu. “Jadi ada dua hal yang kami coba lihat, yaitu dari sisi alokasi belanja pemilu dan asumsi dampak pengeluaran calon legislatif,” tutur dia.
Dari sisi alokasi belanja, pemerintah telah menganggarkan dana Rp 11,5 triliun pada 2023. Sedangkan dana Rp 15,87 triliun pada 2024 untuk penyelenggaran pemilu. Dana itu untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Abdurrohman menuturkan, melalui anggaran itu, kontribusi belanja pemerintah dari pemilu terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 0,75 persen pada 2023 dan 1 persen pada 2024.
Sedangkan dari sisi dampak pengeluaran caleg, Abdurrohman prediksi terjadi peningkatan Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) 4,72 persen pada 2023 dan 6,57 persen pada 2024.
Perhitungan itu menimbang asumsi pengeluaran rata-rata caleg DPR Rp 1 miliar per orang dan caleg DPRD berkisar Rp 200 juta. Sedangkan jumlah caleg diprediksi 8.037 caleg yang memperebutkan 500 kursi DPR RI. Sementara itu, DPRD Provinsi Tingkat I 2.372 kursi dan DPRD Kabupaten Kota 17.510 kursi.
Tambahan terhadap PDB
Ia menambahkan, dampak tidak langsung terhadap konsumsi masyarakat yakni 0,14 persen pada 2023 dan 0,21 persen pada 2024. “Ini tambahan PDB-nya pada 2023 sekitar 0,2 persen pada 2023 dan pada 2024 0,27 persen. Ini hitung-hitungan kasar kami,” kata dia.
Sebelumnya pada Senin, 25 September 2023, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai investasi domestik dapat menjadi penopang kinerja investasi selama musim pemilu.
Investasi asing akan melemah selama periode pemilu lantaran banyak investor yang memilih wait and see. Namun, ia merekomendasikan pemerintah untuk optimalkan optimisme investor domestik sehingga kinerja investasi tetap terjaga.
Advertisement