Sukses

Bazaar UMKM BRILiaN Jadi Strategi BRI Perluas Pasar Produk Unggulan Pedesaan

BRI menggelar Bazaar UMKM BRILiaN edisi spesial Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

Liputan6.com, Jakarta BRI memiliki berbagai strategi dalam pemberdayaan segmen UMKM dan mendorong perluasan pasar produk UMKM dari Desa BRILian. Salah satunya melalui penyelenggaraan Bazaar UMKM BRILian yang rutin digelar setiap bulannya.

Seperti diketahui, untuk mendukung untuk mendukung terwujudnya kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara merata, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya yang berasal dari pedesaan dan memiliki produk unggulan perlu untuk terus didorong agar memperluas penjualan dan jangkauan pasarnya.

Hal itu pula yang menjadi komitmen BRI dalam pemberdayaan segmen UMKM, dengan kembali menggelar Bazaar UMKM BRILiaN edisi spesial Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) di Taman Kantor Pusat BRI, Jakarta (15/9). Perwakilan Desa BRILiaN dari berbagai wilayah mengikuti bazaar tersebut.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, kegiatan yang melibatkan Desa BRILiaN ini dihadirkan untuk mendorong penjualan dan memperluas pasar produk unggulan desa baik secara offline maupun online.

Seperti diketahui, Desa BRILiaN sendiri merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Prosesnya melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul, serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).

“Kegiatan bazaar UMKM BRILiaN merupakan kegiatan rutin setiap bulannya yang sudah di mulai dari tahun 2021. Disini masing-masing desa membawa produk unggulan yang ada di desa, mulai dari kopi, buah, bolu dan makanan ringan,” kata Supari.

Dalam kesempatan ini, delapan Desa BRILiaN yang dilibatkan berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia. Mulai dari Desa Sirnajaya, Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Desa Rompegadding, Soppeng (Sulawesi Selatan), Nagari Kurnia Selatan, Dharmasraya (Sumatera Barat), dan Desa Kaliwedi, Sragen (Jawa Tengah).

Selain itu juga ada Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu (Jawa Barat), Desa Bhuana Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur), Desa Selorejo, Kabupaten Malang, dan Desa Pangkul, Kota Prabumulih (Sumatera Selatan).

Supari menjelaskan, melalui ajang ini perseroan pun mengedukasi pelaku usaha untuk mengimplementasikan inklusi keuangan berbasis digital. Tentunya dengan memanfaatkan aplikasi layanan keuangan dari BRI.

2 dari 3 halaman

BRI Berlakukan Cashless Transaction

Di Bazaar UMKM BRILian ini, BRI memberlakukan mekanisme pembayaran cashless transaction selama proses jual beli produk. Berbagai sistem bayar yang dapat digunakan di antaranya adalah QRIS dan BRImo.

“Terkait inklusi keuangan tersebut, pelaku usaha binaan sudah tak asing dengan upaya perseroan. Secara internal, melalui relationship manager segmen mikro atau biasa disebut Mantri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, BRI terus meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan,” ungka Supari.

Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabahnya untuk naik kelas dan kegiatan ini juga sebagai ruang apresiasi untuk Mantri dan desa yang berhasil naik kelas, dan menjadi inspirasi bagi desa lainnya. Melalui bazaar ini pula Mantri dapat terus berpacu menjadi financial advisor terbaik bagi desa binaannya.

Sama seperti event sebelumnya yang digelar pada Juni 2023 lalu, usai bazaar ini dibuka stand-stand UMKM BRI langsung diserbu pengunjung. Antusiasme konsumen sangat luar biasa dalam mengapresiasi produk lokal dengan kualitas terbaik.

3 dari 3 halaman

Dorong Potensi Desa

Dalam kesempatan itu, beberapa peserta bazaar mengaku senang dan bangga atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Salah satu peserta bazaar, Sakmawati Rahman selaku Kepala Desa Rompegading, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa sejak mengikuti program Desa BRILian terjadi pertumbuhan ekonomi di desa.

“Selaku Pemerintah Desa kami berterima kasih kepada BRI. Melalui BUMDes yang ikut serta program Desa BRILiaN sejak 2019 dan mengikuti bazaar ini semakin membantu masyarakat meningkatkan perekonomian. Ini sangat terasa dalam menumbuhkan perekonomian di desa kami,” kata Sakmawati Rahman.

Menurut Rahman, bazaar ini menambah motivasi warga yang terlibat dalam pengembangan ekonomi desa melalui BUMDes. Dia menjelaskan, BUMDes di daerahnya memberdayakan kaum ibu sejak akhir 2015. Kini, ibu rumah tangga Desa Rompegading lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi.

Produk unggulan dari desa tersebut adalah produk – produk makanan khas daerah Soppeng. Omzet BUMDes Rompegading pernah mencapai Rp1 miliar per tahun sebelum pandemi melanda. Pasca-pandemi masyarakat di sana kembali bangkit dengan perputaran omzet sekitar Rp500 juta per tahun.

Hal senada diungkapkan Direktur BUMDes Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Agus Salim. Dia berharap program pemberdayaan BUMDes pada program Desa BRILiaN meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM, sehingga mereka memiliki daya saing yang lebih tinggi, kreatif dan lebih inovatif dalam memasarkan produk ke pasar yang lebih luas.

“Di desa kami itu potensi utamanya wisata Rawa Gede. Tapi dengan mengikuti program ini kami bisa menonjolkan produk lokal seperti kopi dan makanan ringan. Kami melihat masyarakat semakin antusias mengambangkan usaha. Ini berarti ada perputaran ekonomi," ujar Agus Salim.

Dikatakannya, dengan keikutsertaan bazaar UMKM BRILian ini warga dan pelaku usaha desa semakin antusias buat pengembangan dan pemberdayaan ke depannya.

 

(*)