Liputan6.com, Jakarta Pesatnya perkembangan teknologi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang kesehatan yang sudah memasuki era Healthcare 4.0. Healthcare 4.0 sendiri merupakan istilah yang merujuk pada transformasi dari semua hal di sektor kesehatan ke sistem yang mengadopsi teknologi, seperti Internet of Things (IoT), analisis big data, Artificial Intelligence (AI), dan cloud computing.
Pengaplikasian Healthcare 4.0 pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau rumah sakit dinilai bisa menjadi solusi peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga
Indonesia Promosi Wisata Medis ke Global, KEK Sanur Jadi Andalan
Thailand Agresif Kembangkan Wisata Medis Berbasis Operasi Plastik, Kontur Tubuh dan Bedah Wajah Jadi Prosedur Favorit
Medical & Wellness World Tourism Expo 2024 Digelar Perdana di Jakarta, Pengunjung Bisa Dapat Ilmu Kesehatan hingga Tren Wisata Medis
Chief Executive Officer PT. Aktivo Indonesia Sukses, Galatia Chandra disrupsi di bidang kesehatan yang dipercepat dengan pandemi membuat digitalisasi dunia medis di Indonesia sudah tidak bisa dihindari, semisal menggunakan platform berbasis layanan atau alat canggih yang bisa mengdiagnosis medis. Karena, hal-hal tersebut bukan hanya bisa meningkatkan layanan kesehatan, tapi bisa menekan biaya operasional yang lebih besar.
Advertisement
Galatia Chandra juga menceritakan negara lain seperti China, Filipina, Thailand, sudah mulai melakukan digitalisasi, bahkan telah menerapkan medical tourism. Lantas bagaimana dengan Indonesia?
"Sedang masa transisi. Saat ini pemerintah sudah melakukan electronic medical records atau rekam medik elektronik sudah dilakukan pemerintah untuk fasilitas kesehatan. Artinya fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit pemerintah maupun swasta, wajib menjalankannya. Tidak pakai kertas lagi. Masa transisi sesuai permenkes 2022 berakhir pada akhir tahun 2023 ini,"Â kata Galatia Chandra dikutip Kamis (28/9/2023).
Sejalan dengan hal tersebut, pengembang kawasan industri PT Jababeka Tbk pun kini telah mempunyai proyek medical tourism yaitu Jababeka Medical City.
Kawasan Industri Kesehatan
Jababeka Medical City merupakan kawasan industri kesehatan dengan infrastruktur standar WHO seluas 72 hektar di Kawasan Jababeka- Cikarang. Tujuan dari hadirnya Jababeka Medical City ialah untuk menampung wisatawan asing berobat di Jababeka Medical City, Cikarang.Â
Sejak tahun 2006 hingga 2023, rumah sakit di Kawasan Jababeka telah berdiri 20 rumah sakit – yang melayani lebih dari 2000 perusahaan dari 34 negara dengan karyawan lebih dari satu juta orang. Terlebih, sudah ada Fakultas Kedokteran President University yang merupakan salah satu kelengkapan dari Jababeka Medical City.Â
Meski begitu, untuk membuat masyarakat Indonesia berobat ke Jababeka Medical City tidak mudah. Founder President Executive Club S.D Darmono menerangkan bahwa dibutuhkan kerja sama antar pihak untuk mengembangkan, mulai dari para pengusaha, pemerintah dan akademisi.Â
"Jangan sampai untuk persoalan check up, masyarakat kita sampai ke luar negeri. Kita ingin ke Cikarang aja sudah cukup," kata SD Darmono.Â
Hotel Indonesia Natour Cari Investor Buat Bangun Layanan Operasi Plastik di KEK Sanur
Sementara itu, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Denpasar, Bali. Di KEK Sanur ini akan ada rumah sakit bertaraf internasional dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya seperti hotel berbintang lima, kawasan wisata hingga convention centre terbesar di Indonesia.
Dalam pengembangan KEK Sanur ini, Hotel Indonesia Natour yang merupakan BUMN di sektor pariwisata ini mengundang investor dalam dan luar negeri yang tertarik untuk menanamkan modalnya.
"Kami optimis KEK Sanur dapat menarik minat investor ternama dari Indonesia dan berbagai negara untuk bekerja sama," kata Direktur Utama PT HIN Christine Hutabarat  dikutip dari Antara, Jumat (18/8/2023).Â
Dia menjelaskan ada enam kawasan layanan kesehatan di lahan seluas total 41,26 hektare itu.
Beberapa layanan kesehatan yang akan dikerjasamakan itu di antaranya layanan estetik, operasi plastik, layanan sel punca (stem cell), dan layanan perawatan pasien lanjut usia (lansia).
Kemudian, layanan fertilitas, transplantasi rambut, mata, gigi dan berbagai layanan lain dengan didukung teknologi baru.
Strategi itu juga diharapkan dapat mengakomodasi beragam kebutuhan fasilitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia.
Â
Advertisement
Kawasan Kesehatan
Ia merinci di kawasan (lot) kesehatan satu dan dua seluas 50.000 meter persegi, HIN bekerja sama dengan operator grup rumah sakit BUMN, Pertamina Bina Medika (IHC) yang membangun Bali Internasional Hospital (BIH).
Di rumah sakit internasional itu rencananya dilengkapi teknologi terbaru dengan layanan di antaranya kardiologi, onkologi, neurologi, gangguan saluran cerna (gastroentero hepatology), ortopedi, kebidanan dan kandungan serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh.
"Salah satu rencana besar pada lot ini adalah mendatangkan mesin teknologi terkini yang belum ada di Indonesia dan juga mendatangkan berbagai dokter ahli dari luar negeri sejalan kerja sama IHC dengan Mayo Clinic dari Amerika," katanya.