Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2023). Dalam pidato ini, Megawati membicarakan mengenai perspektif ideologi demokrasi ekonomi.
Menurutnya, nilai kemanusiaan dan keadilan sosial dalam Pancasila menjadi falsafah yang sebenarnya sangat penting. Kemanusiaan menekankan semangat kebebasan dari segala bentuk penindasan dan penjajahan.
Baca Juga
"Sedangkan keadilan sosial mengamanatkan tidak boleh ada kemiskinan dalam bumi Indonesia merdeka," kata Megawati.
Advertisement
Karena itu dalam hajatan sebelumnya yaitu saat PDIP berulang tahun, Megawati menyerukan fakir miskin dan anak terlantar harus dipelihara oleh negara.
Perspektif idelogi ini menurut Megawati harus dihadirkan kembali dibumikan ke dalam praktik. Dengan berbagai cara sebaiknya Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada impor gula, daging sapi, hortikultura, bawang putih, garam dan lainnya.
"Selama kita semua punya tekat mengurangi impor maka semua yang diimpor saat ini bisa kita adakan sendiri karena Indonesia diberkati sebagai sebuah negara yang kaya," kata Megawati.
Megawati: Tanah-Tanah Subur Tidak Boleh Dikonversi, Bapak Presiden
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi supaya tanah-tanah yang subur di Indonesia tidak dikonversi. Permintaan Megawati tersebut disampaikan dalam Rakernas PDIP, Jumat (29/9/2023).
Dalam Rakernas ke-IVÂ PDIP, Megawati menyampaikan sejumlah poin, salah satunya adalah memastikan lahan-lahan subur tidak boleh dialihfungsikan, dan BRIN telah membuat peta Indonesia untuk tanah tanah yang subur.
"Di tempat ini saya ingin minta sedikit supaya di dalam peraturannya, tanah-tanah subur sudah tidak boleh dikonversi Bapak Presiden, karena jangan lupa kita ini negara kelautan terbesar di dunia," kata Megawati.
Presiden Jokowi yang mendengar permintaan Megawati tersebut terlihat mengangguk-anggukkan kepala.
Megawati melanjutkan, koridor pembangunan nasional ke depan harus dimulai dari laut dengan mengedepankan cara pandang geopolitik Bung Karno. Koridor tersebut ditopang oleh perguruan tinggi di wilayah dengan memanfaatkan geostrategi dan geoekonomi terintegrasi dengan jalur perdagangan dunia.
"Dalam perspektif ini, alur laut kepulauan Indonesa harus jadi jalur pembangunan strategis dari laut hingga tidak lagi mengorbankan hutan dan lahan pertanian di daratan," kata Megawati. Â
Advertisement
Megawati Digandeng Prananda Prabowo Saat Naiki Panggung Sebelum Pidato
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan pidato dalam Rakernas IV PDIP yang digelar di Jiexpo Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2023). Megawati memberikan arahannya kepada ribuan kader PDIP yang hadir pada acara itu.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Megawati yang memakai baju bewarna hitam menaiki panggung dengan ditemani oleh putranya yang juga Ketua DPP PDIP, Prananda Prabowo. Prananda pun memberikan sejumlah kertas kepada Megawati, sebelum meninggalkan panggung.
 Di atas panggung, sudah dipersiapkan sebuah bangku sofa dan meja untuk Megawati berpidato. Awalnya, Megawati berdiri saat menyapa sejumlah pejabat negara dan tamu kehormatan.
Namun saat hendak memulai arahannya, Megawati menarik bangku dan duduk. Meski begitu, Megawati tampak tetap semangat menyampaikan pidatonya kepada para kader PDIP.
"Salam Pancasila. Merdeka, merdeka, merdeka," kata Megawati bersemangat yang diikuti oleh para kader PDIP yang hadiri.
Presiden kelima RI itu lahir pada 23 Januari 1947. Sehingga, saat ini Megawati genap berusia 76 tahun.
Dalam rakernas ini, hadir Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju. Tampak pula calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo.
Kemudian, hadir tiga ketua umum partai politik pengusung Ganjar Pranowo yakni, Plt Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
 Â