Sukses

Wow, Harga Minyak Dunia Naik 30 Persen sepanjang Kuartal III 2023

Dengan harga minyak dunia mendekati level USD 100 per barel, banyak investor mengambil keuntungan dari reli tersebut mengingat kekhawatiran makroekonomi yang sedang berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun 1% pada perdagangan Jumat didorong kekhawatiran makroekomomi dan juga karena aksi ambil untung. Harga minyak telah naik 30 persen sepanjang kuartal III karena OPEC+ mengurangi produksi minyak mentah sehingga menekan pasokan global

Mengutip CNBC, Sabtu (30/9/2023), harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman Oktober turun 7 sen menjadi USD 95,31 per barel pada akhir kontrak. Harga minyak ini sudah naik sekitar 2,2% dalam seminggu dan 27% sepanjang kuartal III.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Desember yang lebih likuid turun 90 sen menjadi USD 92,20 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 92 sen menjadi USD 90,97 per barel. Namun jika dihitung sepekan harga minyak ini naik 1% dan melonjak 29% di kuartal III.

Dengan harga minyak berjangka mendekati USD 100 per barel, banyak investor mengambil keuntungan dari reli tersebut mengingat kekhawatiran makroekonomi yang sedang berlangsung.

“WTI telah menjadi primadona, namun saat ini ia kehilangan kehebatannya,” kata , partner di Again Capital LLC di New York, John Kilduff.

Survei yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank of Dallas menunjukkan bahwa aktivitas minyak dan gas di tiga negara bagian penghasil energi AS telah meningkat seiring dengan lonjakan harga terbaru.

Kekhawatiran terhadap perekonomian China juga meningkat karena saham pengembang properti Evergrande Group yang terlilit utang ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut menyusul laporan bahwa pimpinan perusahaan tersebut telah ditempatkan di bawah pengawasan polisi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jumlah Sumur Migas di AS

Jumlah rig minyak dan gas AS, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun tujuh menjadi 623 rig dalam sepekan hingga 29 September, terendah sejak Februari 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes dalam laporannya yang diikuti dengan cermat pada hari Jumat.

Meskipun jumlah total rig turun sebanyak 51 rig pada kuartal III, pengurangan tersebut melambat dibandingkan dengan pengurangan sebanyak 81 rig pada kuartal II karena harga minyak telah kembali pulih akibat pengetatan pasokan.

Harga minyak mentah Brent diperkirakan rata-rata USD 89,85 per barel pada kuartal keempat dan USD 86,45 pada tahun 2024. Hal tersebut berdasarkan survei terhadap 42 ekonom yang dikumpulkan oleh Reuters pada hari Jumat.

 

3 dari 3 halaman

Pertemuan OPEC+

Pertemuan panel tingkat menteri OPEC+ akan berlangsung pada 4 Oktober dan ada “kemungkinan besar pengurangan pasokan sukarela oleh Aramco,” kata analis National Australia Bank dalam catatan kliennya, mengacu pada produsen minyak negara Arab Saudi.

Pengurangan pasokan yang diumumkan oleh Arab Saudi dan Rusia diperkirakan akan mendominasi harga minyak untuk sisa tahun ini.

Sedangkan pemimpin tim sektor energi DBS Bank Suvro Sarkar mengatakan, kenaikan menuju USD 100 per barel mungkin tidak akan bertahan lama karena sifat buatan dari kekurangan pasokan dalam sistem, dan lingkungan makro yang rapuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.