Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) melaporkan adanya 125 kasus kebakaran hutan dan lahan di sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) selama Januari-September 2023.
Dalam periode tersebut, telah terjadi sekitar 100 kali kejadian kebakaran lahan yang di sekitar wilayah Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), dan 25 kali di Tol Palembang-Indralaya (Palindra). Dengan titik rawan di sekitar Km 172+000 hingga KM 185+000 Tol Terpeka, dan Km 15+00 dan Km 17+400 Tol Palindra.
Baca Juga
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo pun bersyukur api di Tol Trans Sumatera tak sulit dijinakkan.
Advertisement
"Alhamdulillah seluruh kejadian dapat ditangani dengan baik tanpa dampak yang berarti pada operasional jalan tol," ujar Tjahjo, Sabtu (30/9/2023).
Tjahjo juga menyampaikan, setelah dilakukan evaluasi atas karhutla tersebut, ditemukan beberapa kejadian kebakaran diduga bermula dari api kecil seperti pembakaran sampah atau semak.
"Serta api puntung rokok yang membesar akibat dipengaruhi cuaca panas dan angin yang kencang, menyebabkan api semakin membesar atau berpindah ke lokasi lain," terang dia.
Masyarakat pun diingatkan untuk mengikuti himbauan pemerintah daerah (pemda) setempat terkait pencegahan karhutla. Pasalnya, kobaran api di area tol sangatlah berbahaya serta dapat menyebabkan kerugian negara.
"Pelaku penyebab karhutla juga dapat dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku. Kami juga mengimbau pengguna jalan untuk mengikuti tata tertib yang berlaku di jalan tol serta setuju bahwa keselamatan adalah nomor satu," tegasnya.
Titik Rawan Api
Mengantisipasi potensi terjadinya karhutla ke depan, terutama di sekitar jalan tol yang diakibatkan oleh cuaca panas yang membuat lahan mudah terbakar, Hutama Karya melakukan berbagai upaya untuk menangani dan mencegah terjadinya kejadian serupa.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memitigasi kejadian tersebut yakni dengan menambahkan alat-alat yang dapat membantu pemadaman serta melakukan pengawasan pada titik rawan api.
"Kami melakukan penambahan mobil tangki air yang dimodifikasi dengan mesin pompa pemadam kebakaran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), posko pemantauan karhutla, pompa portable hingga alat pemukul api (gepyok api) untuk memitigasi agar api lebih cepat dikuasai dan dipadamkan saat terjadi karhutla. Sehingga pengguna jalan tetap dapat melewati jalan tol dengan jarak pandang aman untuk berkendara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Tjahjo menambahkan, himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat juga telah dilakukan oleh Hutama Karya melalui spanduk, VMS (Variable Message Sign), Public Address di gerbang tol maupun rest area, serta melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga pemilik kebun sekitar jalan tol.
Advertisement
Pelatihan dan Simulasi
Selain itu, Hutama Karya juga menggelar pelatihan dan simulasi tanggap darurat bahaya karhutla di rest area Tol Terpeka dan Tol Palindra.
Turut hadir juga para ahli dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan BPBD Kabupaten dan diikuti lebih dari 80 personil di berbagai bidang. Antara lain, petugas patroli, medis, operasional, petugas layanan tol dan petugas lainnya.
"Dalam pelatihan ini, peserta diberikan materi terkait kompetensi dasar penanganan karhutla oleh Damkar, serta praktek dan simulasi langsung di lapangan terkait penanganan karhutla maupun penanganan terjadinya kebakaran kendaraan. Kami berharap dengan adanya pelatihan ini penanganan dapat lebih cepat diatasi oleh petugas di lapangan," tuturnya.