Liputan6.com, Jakarta - Generasi millennial dan Gen Z adalah dua kelompok masyarakat yang sangat melek terhadap teknologi. Keduanya sangat mengandalkan teknologi untuk mendapatkan informasi apa saja atau melakukan kegiatan apapun.
Tak heran bila angkatan ini rentan sekali terkena sindrom fear of missing out (FOMO), mereka menjadi sangat cemas bila ketinggalan informasi atau gaya hidup dari rekan-rekannya.
Baca Juga
Gaya hidup yang tidak mau tertinggal, pada akhirnya membuat generasi ini menjadi orang-orang yang konsumtif. Hasil survei dari jajak pendapat Data Boks memperlihatkan sebanyak 43,8% generasi Z menggunakan gaji pertamanya untuk membeli barang atau sesuatu yang diinginkan.
Advertisement
Hasil survei yang dilakukan konsultan pemasaran FutureCast dengan melibatkan 1.000 orang berusia 18-37 tahun, diketahui generasi ini lebih mementingkan pengeluaran untuk bepergian atau traveling.
Kebiasaan ini tentu saja tidak sehat bagi keuangan jangka panjang, mereka perlu mengatur anggaran sesuai prioritas kebutuhan disesuaikan dengan waktunya,’’ papar Head of Marketing Communication PT Bahana TCW Investment Management Novianita Pertiwi,dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (1/10/2023).
"Mulai dari kebutuhan harian, bulanan, hingga masa yang lebih panjang lagi, seperti menyiapkan keperluan dana untuk membeli rumah atau memulai usaha secara mandiri," tambah Novianita atau yang akrab disapa Pipi.
Memulai usaha dan membeli rumah pastinya butuh dana yang tidak sedikit, karena itulah generasi millennial dan gen Z perlu melakukan investasi sejak dini, mulailah dengan nominal yang tidak terlalu besar.
Apalagi sekarang ini, sudah tersedia beragam produk investasi mulai dari risiko rendah atau konservatif dengan produk deposito, obligasi atau emas. Investasi dengan risiko menengah atau moderat bisa mengoleksi reksa dana, sedangkan untuk yang berisiko tinggi atau agresif, silahkan memilih investasi saham atau forex.
Â
Reksa Dana
Khusus untuk produk reksa dana sendiri tersedia beragam pilihan yang bisa disesuaikan dengan profil risiko investornya. Dalam keranjang reksa dana ini, manajer investasi akan menghimpun dana dari investor untuk diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksa dana pasar uang cocok untuk tipe investor dengan profil risiko rendah, mereka tetap akan mendapatkan imbalan atau return tanpa perlu khawatir dengan fluktuasi pasar keuangan.
Bagi mereka yang ingin mendapatkan imbalan yang lebih besar tapi sedikit lebih fluktuatif bisa memilih reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran karena pencairan bisa dilakukan sewaktu-waktu pada hari bursa.
Apabila generasi Milenial dan Z, tertarik dengan risiko tinggi atau agresif, harus siap investasi pokoknya berkurang atau hilang demi imbal hasil yang lebih tinggi.
‘’Tentu saja prinsip high return high risk dalam berinvestasi harus tetap diingat, juga jangan lupa don’t put your eggs in one bucket,’’ papar Pipi.
Dengan menerapkan tips mengelola invetasi ini, generasi Milenial dan Gen Z pasti bisa meraih cuan yang lebih besar di masa depan. Selamat mengelola keuangan dan berinvestasi dengan bijak!
Advertisement