Liputan6.com, Jakarta Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, terkait dampak penyesuaian harga BBM nonsubsidi terhadap inflasi bensin.
Pihaknya mencatat, kebijakan penyesuaian harga BBM nonsubsidi pada September 2023 turut menyumbang andil inflasi secara bulnan (month to month) sebesar 0,06 persen.
Baca Juga
Namun, secara tahunan (year on year) terjadi penurunan tingkat inflasi bensin pada September 2023, sehingga tidak lagi memberikan sumbangan terhadap inflasi. Hal itu akibat dari berakhirnya base effect penyesuaian harga BBM di September 2022.
Advertisement
"Secara historis dampak penyesuaian harga BBM pada bulan ini lebih kecil, dibandingkan dengan kebijakan yang sama yang terjadi pada bulan September di Tahun 2022," kata Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers rilis BPS, Senin (2/10/2023).
Lebih lanjut, Amalia mengatakan, shock akibat kenaikan BBM pada September 2022 mengakibatkan level Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Alhasil, kenaikan harga BBM akibat adanya penyesuaian harga di bulan September 2022 mewarnai inflasi secara tahunan dari bulan September 2022 sampai dengan Agustus 2023.
"Ini yang tadi saya sebut dengan base effect akibat kenaikan BBM yang berakhir sampai dengan Agustus 2023 dan tidak terlihat dampaknya lagi di bulan September 2023, sehingga secara tahunan tingkat inflasi pada bulan September 2023 ini tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh efek kenaikan harga BBM pada September tahun lalu," pungkasnya.
Kenaikan Harga Pertamax Cs Jadi Penyumbang Inflasi September 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi memiliki andil terhadap inflasi pada September 2023 sebesar 0,06 persen. Seperti diketahui, beberapa bulan ini harga BBM nonsusbidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo terus mengalami kenaikan.
"Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen, bensin dengan andil inflasi 0,06 persen sejalan dengan adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi," kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers rilis BPS, Senin (2/10/2023).
Menengok ke bekalang, PT Pertamina (Persero) terus melakukan penyesuaian harga pada BBM nonsubsidi. Tercatat pada 1 Agustus 2023, harga Pertamax Turbo naik dari Rp 14.000 menjadi Rp 14.400 per liter. Sama halnya, harga Dexlite naik dari sebelumnya Rp 13.150 per liter menjadi Rp 13.950 per liter.
Selanjutnya, pada 1 September 2023, Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 13.300 per liter. Pertamax Turbo menjadi Rp 15.900 per liter dan Dexlite menjadi Rp 16.350 per liter.
Kemudian, pada 1 Oktober 2023, Pertamina juga menaikkan harga Pertamax dari sebelumnya Rp 13.300 per liter menjadi Rp 14.000 per liter. Lalu, Pertamax Turbo kini menjadi Rp 16.600 per liter dan Dexlite menjadi Rp 17.200 per liter.
Â
Advertisement
Inflasi Tahunan
Lanjut Amalia, pada September 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 115,22 pada Agustus 2023 menjadi 115,44 pada September 2023.
Sementara, inflasi tahunan atau year on year (YoY) pada September 2023 sebesar 2,28 persen. Untuk inflasi tahun kalender atau year to date sebesar 1,63 persen.
"Pada September 2023 terjadi inflasi sebesar 0,19 persen secara bulanan," ujarnya.
BPS mencatat tingkat inflasi pada September 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.