Sukses

Rupiah Dibuka Melemah Tipis ke 15.571 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah 0,26 persen atau 41 poin menjadi 15.571 per dolar AS dari sebelumnya 15.530 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah 0,26 persen atau 41 poin menjadi 15.571 per dolar AS dari sebelumnya 15.530 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan ekspektasi pasar terkait kebijakan suku bunga tinggi Amerika Serikat (AS) yang akan bertahan lebih lama, masih menjadi pemicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah.

Menurut dia, inflasi dalam negeri yang stabil belum mampu meredam kekuatan dolar AS terhadap rupiah hari ini.

"Rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran 15.600 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 15.500 per dolar AS," ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (3/10/2023).

Lebih lanjut, ekspektasi ini didukung perbaikan data ekonomi AS dan pernyataan dari petinggi Bank Sentral AS, yakni Wakil Ketua Federal Reserve (Fed) untuk Pengawasan Michael Barr dan Ketua Fed Jerome Powell pada Senin (2/10/2023) malam.

Sentimen Suku Bunga

Semalam, data indeks Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS dari The Institute for Supply Management (ISM) pada September 2023 menunjukkan pemulihan naik ke angka indeks 49,0 dari sebelumnya 47,7.

"Ekonomi yang pulih mendukung kebijakan suku bunga tinggi untuk meredam inflasi. Sementara Michael mengatakan bahwa kebijakan suku bunga tinggi perlu dipertahankan untuk sementara waktu. Jerome mengatakan bahwa fokus Fed masih ke ekonomi AS yang sehat, yang bisa diartikan stabilitas harga dan kondisi ketenagakerjaan yang kuat," ungkap Ariston.

 

2 dari 2 halaman

Ekonomi AS

Paling tidak, ucap dia, pengaruh dari ekspektasi suku bunga tinggi akan berlanjut hingga akhir tahun menimbang The Fed akan mengeluarkan kebijakan penting pada Desember 2023. Ekspektasi suku bunga tinggi turut didukung data ekonomi AS, terutama data inflasi yang belum menurun ke arah target 2 persen.

"Sentimen pasar terhadap suku bunga tinggi masih tinggi hingga akhir tahun. Ini bisa di-counter bila data ekonomi AS menunjukkan inflasi dan kondisi ketenagakerjaan menurun," katanya.

Selain itu, penguatan dolar turut dipengaruhi indeks dolar AS yang menguat ke kisaran 107 pagi ini dari sebelumnya di kisaran 106. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun dinilai masih bergerak naik.