Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog mengklaim realisasi impor beras atas kontrak 1,85 juta ton beras tinggal menyisakan sekitar 400 ribu ton. Saat ini sudah ada sekitar 1 juta ton beras impor yang telah masuk gudang Bulog, baik dalam bentuk cadangan beras pemerintah (CBP) maupun beras komersil.Â
Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya mengatakan, saat ini masih ada sekitar 300-400 ribu ton beras impor lain yang masih dalam perjalanan. Sedangkan untuk 400 ribu ton sisa pun tidak bisa datang dalam satu waktu.Â
Baca Juga
"Kan bertahap. Kemampuan di pihak importir juga terbatas. Jadi memang pas kok perhitungan kita, sesuai kebutuhan," ujar Tomi kepada Liputan6.com,ditulis Kamis (5/10/2023).
Advertisement
Mengamini pernyataan Badan Pangan Nasional, Tomi menyebut stok beras yang ada saat ini sudah sangat mencukupi. Ia pun mengklaim harga beras sudah lebih terjaga, jika mengacu pada Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
"Patokannya kan standar tuh di PIBC. Karena kan pasaran beras di situ. Kalau di pasar umum memang mengikuti biasanya," imbuh dia.Â
Lebih lanjut, Tomi turut buka suara soal rencana impor beras 1 juta ton dari China. Menurutnya, inisiasi program ini dibuat demi menjaga stabilisasi stok dan harga beras dalam menghadapi El Nino maupun tahun pemilu 2024. Â
"Itu sama, buat CBP. Serapannya kan di akhir tahun dan awal tahun 2024 memang stoknya tetap besar. Karena dalam rangka menghadapi El Nino dan 2024 menghadapi tahun politik, jadi stabilitas pasokan juga memang harus dijaga untuk menjaga stabilitas semuanya," paparnya.Â
Saat ditanya terkait eksekusinya, ia menyebut Perum Bulog sudah memulai proses penjajakan dengan China. Namun, impor beras 1 juta ton dari China itu dinilai tidak perlu diburu-buru, lantaran pasokan beras di dalam negeri telah tercukupi.Â
"Sebenarnya penjajakan sudah mulai. Pada intinya, untuk kebutuhan penyaluran bulanan dalam rangka stabilitas harga masih sangat aman. Jadi bertahap lah. Kita sebagai operator pokoknya siap dalam penugasan baru ini dalam rangka menambah kekuatan stok," tuturnya.Â
Terdampak El Nino, Produksi Beras Petani Merosot
Serikat Petani Indonesia (SPI) mengamini El Nino berdampak pada menurunnya jumlah produksi petani beras. Utamanya, karena sejumlah lahan yang tak mendapat suplai aliran irigasi.
Hal ini diungkap Sekretaris Umum DPP SPI Agus Ruli. Dia mencatat ada kenaikan dari produksi beras perhektarnya, tapi itu tidak bisa menutup perbandingan produksi berasdari lahan-lahan yang beralih.
"Kalau hasil produksi per hektarnya mengalami kenaikan dari 6 ton sampai 9 ton/ha. Tetapi secara luas hamparan berkurang karena jauh dari irigasi teknis banyak sawah yang di tanami selain padi," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (4/10/2023).
Keterangan ini didapar Ruli dari petani di daerah Tuban, Jawa Timur. Dia mengatakan, imbas dari badai kering El Nino membuat areal irigasi berkurang. Alhasil, ada sejumlah petak sawah yang gagal panen hingga dialihkan untuk ditanami jenis tanaman lain.
"Iya, karena banyak areal pertanian yang tidak terjangkau irigasi banyak yan gagal atau beralih tanam lain," ungkapnya.
Guna mengatasi hal ini, dia mengaku telah melapor kepada pemerintah seperti Kementerian Pertanian. Beberapa solusi yang diambilnya dengan mempercepat masa tanam di areal sawah yang mendapat suplai irigasi.
"Kita percepat masa tanamnya, biaya produksi di tekan dengan mengguna pupuk organik, sampai membuat embung sebagai sumber air," urai Ruli.
Advertisement
Erick Thohir-Bapanas Pastikan Pasokan Beras Terjaga
Menteri BUMN Erick Thohir dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) susun strategi agar pasokan beras di dalam negeri tetap bisa memenuhi kebutuhan. Termasuk untuk menjaga pasokan tetap aman ditengah ancaman kekeringan dan berkurangnya hasil panen.
Erick mengatakan, langkah pemenuhan stok itu bisa didapat dari impor dan serapan produksi lokal. Tapi, dia tetap mengedepannya penyerapan dari petani di dalam negeri.
"Kan tadi udah disampaikan sama Dirut Bulog. Sesuai dengan produksi yang ada di masyarakat. Ini kita jangan selalu, saya selalu bilang antara impor dan produksi harus terikat, tidak bisa impor jalan sendiri, produksi (lokal) jalan sendiri, gak bisa," kata dia di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Senada, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan langkah impor tak akan diambil jika stok bisa dipenuhi dari produksi lokal. Terkait ancaman produksi menurun berkepanjangan, Arief terus memonitor hal tersebut.
"Pak erick sudah sampaikan, kalau produksinya cukup kita gak perlu impor. Kita harus itung sama-sama. Jadi neraca komoditas kita update selalu setiap sebulan sekali. Kemudian yang dengan menko perekonomian 3 bulan sekali. Disitu akan terluhat berapa kelebihan, berapa kekurangan seluruh produk yang ada," bebernya.
Arief turut mengambil ancang-ancang adanya prediksi penurunan produksi beras dalam negeri seperti temuan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dia pun mengambil langkah persiapan. Itu dilakukan dengan menggandeng Kementerian BUMN hingga perusahaan pelat merah di bidang pangan.
"Kan disiapin. Pak Erick ini Menteri BUMN, perintahin bulog perintahin RNI untuk jaga 9 komoditas yang ada di badan pangan. Jadi Bapanas uni utk menugaskan yang namanya RNI tentunya seizin pak Erick. Bulog ditugaskan Badan Pangan seizin dan sudah ada suratnya pak Erick," beber mantan Dirut ID Food itu.