Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia merayap ke bawah pada perdagangan hari Rabu. Ini adalah penurunan dalam delapan sesi berturut-turut karena ketakutan investor logam mulia.
Penurunan harga emas dunia ini terjadi dampak kenaikan imbal hasil surat utang AS di tengah ekspektasi Bank Sentral AS atau the Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dariperkiraan.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Kamis (5/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,1% ke level USD 1.821,69 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan 0,4% lebih rendah ke level USD 1.834,80 perounce.
Advertisement
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi baru dalam 16 tahun, membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) seperti emas menjadi sangat tidak menarik.
“Jika The Fed terus mempertahankan suku bunga pada level tersebut, emas akan terus berada di bawah tekanan. Saya bahkan berpikir harga bisa turun hingga USD 1.750 jika berhasil menembus di bawah USD 1.800,” kata analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Harga emas sempat naik di awal sesi setelah data gaji swasta AS meningkat jauh lebih kecil dari perkiraan pada bulan September.
Sementara itu, sektor jasa AS melambat pada bulan September karena pesanan baru turun ke level terendah dalam sembilan bulan. Namun laju tersebut tetap konsisten dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang solid pada kuartal III 2023.
Fokus Utama Investor
Menurut alat CME FedWatch, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 24% kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi dari The Fed tahun ini.
Fokus utama pelaku pasar saat ini akan tertuju pada laporan utama non-farm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat untuk melihat kejelasan lebih lanjut mengenai jalur kenaikan suku bunga Fed.
“Jika laporan ketenagakerjaan lebih lemah, maka hal itu akan memberikan amunisi emas untuk menguat,” kata Haberkorn.
“Risiko penurunan kemungkinan akan tetap ada karena titik awal pendorong utama emas masih belum pasti. Namun kami merekomendasikan pembelian logam tersebut untuk dipertahankan, karena kami memperkirakan pemulihan,” tulis UBS dalam sebuah catatan.
Dalam riset tersebut, UBS menurunkan perkiraan harga emas akhir tahun sebesar USD 100 menjadi USD 1.850 per ounce.
Advertisement
Perdagangan Sebelumnya
Harga emas merosot mendekati level terendah dalam tujuh bulan pada hari Selasa. Pergarakan harga emas dunia ini terbebani oleh penguatan dolar AS dan peningkatan imbal hasil obligasi karena kemungkinan suku bunga AS tetap lebih tinggi dalam jangka panjang mendominasi sentimen.
Diktuip dari CNBC, Rabu (4/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% pada USD 1,822.42 per ounce, level terendah sejak awal Maret. Harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi USD 1,840.00 per ounce.
Pembukaan lapangan kerja di AS secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus. Hal ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat yang dapat memaksa Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga bulan depan.
“Laporan JOLTS mengejutkan pasar karena meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lagi tetapi juga menurunkan ekspektasi perlambatan ekonomi AS, sehingga menekan logam mulia,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan, yang dihargai dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga.
Harga emas sempat naik sebentar di awal sesi karena dolar melemah tajam terhadap yen, hanya beberapa saat setelah sempat naik di atas 150 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2022, menandakan kemungkinan intervensi oleh Bank of Japan.
“Jika Bank of Japan melakukan intervensi, hal ini dapat melemahkan dolar dalam jangka pendek dan memberikan dukungan pada logam mulia,” tambah Moya.