Liputan6.com, Jakarta - Dunia ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan dunia politik. Maka kebijakan ekonomi pemerintah selalu dikaitkan dengan kondisi politik. Contohnya masalah utang dan pajak. Â
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, instrumen keuangan negara seperti utang dan pajak kerap dijadikan objek sasaran empuk untuk kepentingan politik. Hal tersebut diungkap dalam acara Wisuda PKN STAN 2023 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).
Baca Juga
Oleh sebab itu, Sri Mulyani meminta para alumni Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) untuk memahami dunia politik di level mikro hingga global.Â
Advertisement
"Kalian harus paham politik pada level mikro hingga global, karena keuangan negara adalah instrumen politik, maka dia adalah objek politik," tegasnya Sri Mulyani.
Ia mencontohkan bahwa salah satu kepentingan politik yang kerap menjadikan keuangan negara sebagai objek sasaran adalah terkait utang. Mengingat, isu utang sangat sensitif dan kerap menjadi topik hangat dalam percakapan politik.
"Keuangan negara akan selalu menjadi isu politik, dari mulai utang, yang kalian mungkin paling sering adalah oh kalian lulusan PKN STAN urusin utang ya, atau nambah ngutang lagi," bebernya.
Selain utang, instrumen keuangan negara yang kerap menjadi objek politik ialah sektor perpajakan. Di mana, pengenaan pajak pada sektor tertentu yang masih menuai pro kontra kerap dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
"Oh kalian masuk STAN tukang pajak ya, tukang pajak nyekekin kita semua," bebernya.
Oleh karena itu, dia meminta para lulusan PKN STAN untuk memahami betul isu-isu terkait politik. Dengan begitu, lulusan STAN dapat menjawab kritik maupun saran terkait kebijakan terkait keuangan negara dengan tepat.
"Pahami (politik) dan mampu jadikan orang yang menjelaskan," pungkasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Luhut: Indonesia Jadi Salah Satu Negara Pemilik Utang Terkecil di Dunia
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki utang terkecil di dunia.
Hal itu disampaikan dalam event tahunan IdeaFest dengan topik pembicaraan Many Responsibilities, One Statesman: Navigating the Changing Waves of Governance, di JCC Senayan, Minggu (1/10/2023).
"Kalau anda lihat utang kita salah satu negara terkecil utangnya di dunia, ini bukan menurut kita tapi sumbernya dari Bloomberg sourcenya," kata Luhut.
Berdasarkan data Bank Indonesia, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2023 tercatat sebesar USD 396,3 miliar turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir triwulan I 2023 sebesar USD 403,2 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 1,4 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,9 persen (yoy). Kontraksi pertumbuhan ULN ini terutama bersumber dari penurunan ULN sektor swasta.
Sementara, ULN pemerintah menurun dibandingkan dengan triwulan lalu. Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan II 2023 tercatat sebesar USD 192,5 miliar turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar USD 194,0 miliar atau secara tahunan tumbuh 2,8 persen (yoy).
Penurunan posisi utang luar negeri pemerintah secara triwulanan disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri dan global bond yang jatuh tempo. Sementara itu, penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik meningkat seiring dengan sentimen positif pelaku pasar global yang tetap terjaga.
Â
Advertisement
Bangkrut Karena Utang
Lebih lanjut, Luhut pun menyoroti mengenai pendapat yang menyebutkan Indonesia akan bangkrut karena utang Pemerintah semakin bertambah. Menurutnya, orang yang berpendapat seperti itu merupakan salah satu bukti tidak cinta terhadap tanah air.
"Ada orang yang mengatakan kita mau bangkrut, maaf ya orang yang ngomong gitu gak ada kecintaan terhadap negaranya. Ini kita bicara data jangan bicara perasaan," ujarnya.
Disamping itu, Luhut juga menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia merupakan yang terbaik saat ini. Terbukti, ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen. Sementara, negara lain terkontraksi.
"Kalau kau lihat ekonomi makro kita, kita salah satu terbaik di dunia sekarang. Kita punya pertumbuhan ekonomi 5,31 persen tahun lalu," ujarnya.
Luhut pun optimis Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tembus 6 persen di tahun 2026. Optimisme tersebut muncul lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini masih terjaga dengan baik, dimana ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen dalam beberapa tahun terakhir.
"Kita bisa tumbuh 6-7 persen 2026-2027 kalau nanti ekonomi kita buat makin kompleks, yaitu downstreaming makin banyak, efisiensi makin banyak, dan korupsi menurun, semua itu sedang berjalan," pungkasnya.