Sukses

Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 952.595 Orang per Hari di September 2023

KAI Commuter mencatat tren peningkatan volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek pada September 2023.

Liputan6.com, Jakarta KAI Commuter mencatat tren peningkatan volume pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek pada September 2023. Peresmian LRT Jabodebek oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus 2023 diklaim turut berkontribusi terhadap kenaikan angka penumpang KRL itu.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjabarkan, sepanjang September 2023, rata-rata pengguna pada hari kerja sebanyak 905.845 orang per hari. Volume tertinggi tercatat pada Rabu, (27/9/2023) yang mencapai sebanyak 952.595 orang.

"Jika dibanding dengan rata-rata volume pengguna di hari kerja bulan Agustus 2023 kemarin terjadi kenaikan sebesar 3,55 persen atau rata-rata volume pengguna di angka 874.754 orang per hari," terangnya, Kamis (5/10/2023).

Anne mengatakan, tren kenaikan juga tercatat di stasiun-stasiun KRL Jabodetabek yang terintegrasi dengan stasiun LRT Jabodebek. Salah satunya, Stasiun Sudirman yang terintegrasi dengan Stasiun LRT Dukuh Atas, sepanjang September kemarin tercatat rata-rata pengguna yang naik di stasiun tersebut berjumlah 36.190 orang per harinya.

"Angka tersebut lebih besar 32,29 persen jika dibanding rata-rata volume pengguna yang naik pada bulan Agustus lalu yaitu sebanyak 27.356 orang per hari," imbuh dia.

Kenaikan di Stasiun Cawang

Selain itu, Stasiun Commuter Line Cawang yang terintegrasi dengan Stasiun LRT Cikoko juga mengalami tren kenaikan. Pada September 2023, rata-rata pengguna KRL Commuter Line yang naik di stasiun tersebut sebanyak 17.200 orang per hari, lebih tinggi 14,75 persen jika dibanding rata-rata Agustus 2023 yakni 14.989 orang per hari.

 

2 dari 4 halaman

Integrasi di Setiap Stasiun

Tak hanya terintegrasi dengan layanan transportasi publik di dalam kota, Anne menambahkan, stasiun-stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek juga terintegrasi dengan intermoda.

Antara lain, dengan perjalanan kereta jarak jauh seperti yang berada di Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Bekasi, Stasiun Cikarang, Stasiun Pasar Senen, Stasiun Jatinegara, dan Stasiun Rangkasbitung.

Dengan kolaborasi bersama pihak-pihak lain, ia berharap integrasi antarmoda ini dapat memberi kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakan transportasi publik.

"Dengan begitu, diharapkan ke depannya semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi publik dalam melakukan mobilisasi," pungkas Anne.

3 dari 4 halaman

Mau Impor 3 Trainset KRL dari Jepang, KAI Butuh Dana Rp 676,8 Miliar

PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan impor 3 rangkaian kereta (trainset) KRL baru dari Jepang pada 2024, tahun depan. Untuk itu, KAI butuh dana Rp 676,8 miliar.

Informasi, ini sebagai tindak lanjut dari rencana untuk mengatasi peningkatan kebutuhan dari PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter. Utamanya, terhadap peningkatan penumpang KRL Jabodetabek.

"Untuk pembelian kereta Jepang tiga trainset itu Rp 676,8 miliar,” ujar Direktur Perencanaan Startegis dan Pengembangan Usaha PT KAI (Persero) John Robertho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/9/2023).

John sebagai Pejabat yang Melaksanakan Tugas (PYMT) Dirut KAI ini mengatakan, langkah impor diambil untuk menggantikan sejumlah unit kereta yang beroperasi. Mengingat, 98 persen KRL yang dimiliki KAI Commuter berusia lebih dari 30 tahun.

"Beberapa jenis KRL kita itu suku cadang juga sudah absolut, sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga dari posisi pemenuhan, perawatan dan safety ini kita sangat membutuhkan untuk pengadaan yang baru," urainya.

 

4 dari 4 halaman

Penggantian Sarana KRL

Sebagai informasi, penggantian sarana KRL sendiri dilakukan dengan beberapa cara. Yakni, impor KRL baru dari Jepang dengan dana yang bersumber dari PMN tadi.

Lalu, melakukan retrofit sarana KRL lama. Ada sekitar 19 trainset yang akan diretrofit dengan kebutuhan dana sekitar Rp 2,23 triliun. Kemudian, KAI Commuter juga akan membeli 24 trainset KRL baru dari PT INKA yang membutuhkan biaya sekitar Rp 5,7 triliun.

Di sisi lain, John melihat adanya proyeksi peningkatan okupansi penumpang di jam sibuk. Pada 2024, KAI memprediksi jumlah penumpang akan mencapai 345 juta orang dalam setahun.