Sukses

Syahrul Yasin Limpo Mundur, Ini 5 Tugas Penting Mentan Baru

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan telah menerima surat pengunduran diri Syahrul Yasin Limpo dari jabatannya sebagai Menteri Pertanian (Mentan).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan telah menerima surat pengunduran diri Syahrul Yasin Limpo dari jabatannya sebagai Menteri Pertanian (Mentan).

Sebelumnya, Syahrul telah menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Mentan kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Kamis, 5 Oktober 2023.

"Kemarin sore surat sudah diterima oleh Bapak Mensesneg, tentu dalam kesempatan pertama dilaporkan ke Bapak Presiden," kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana kepada wartawan, dikutip Jumat (6/10/2023).

Seperti diketahui, Syahrul Yasin Limpo mengundurkan diri dari jabatannya menyusul penyelidikan oleh KPK terkait dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).

"Alasan saya mengundurkan diri adalah ada proses hukum yang sedang saya hadapi dan saya harus siap menghadapi secara serius," kata Syahrul Yasin Limpo usai menyerahkan surat penguduran diri dari mentan kepada Mensesneg Pratikno di Kantor Kemensetneg Jakarta, Kamis (5/10).

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa yang menjadi salah satu tugas bagi Menteri Pertanian pengganti Yasin Limpo adalah melobi DPR dan Kementerian Keuangan agar alokasi subsidi pupuk 2024 sebesar Rp,. 26 triliun bisa naik paling tidak menjadi 40 sampai Rp. 50 triliun.

“Sehingga para petani khususnya petani padi bisa lebih menekan biaya produksi,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Jumat (6/10/2023).

“Karena selama ini yang menjadi biang masalah kenaikan harga beras salah satunya ada pada biaya pupuk,” sambungnya.

Bhima menekankan, ketersediaan alokasi subsidi pupuk ini penting karena memungkinkan petani memaksimalkan hasil panennya dengan biaya yang lebih murah.

“Dengan itu mereka bisa jual gabah ke penggilingan dan juga beras nantinya ke konsumen dengan harga yang jauh lebih murah,” bebernya.

 

2 dari 3 halaman

Tugas Kedua

Tugas penting yang kedua, adalah alokasi untuk penelitian terkait benih unggul terutama di masa cuaca ekstrim.

“Maka harus terus didorong anggaran risetnya, dan ada pembagian benih-benih unggul terutama di daerah yang mengalami kekeringan parah,” jelas Bhima.

Tugas ketiga, adalah mewujudkan regenerasi sektor pertanian. Karena saat ini, sudah terlalu banyak rumah tangga usia non produktif di sektor pertanian.

“Jadi perlu ada program konkret untuk regenerasi petani yang lebih terukur yang lebih efektif,” Bhima menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Tantangan

Bhima pun memaparkan tantangan yang mungkin akan dihadapi Mentan baru, yaitu bagaimana menghadapi situasi musim baru dan menyambut panen raya pada awal tahun, sampai dengan bulan Juli 2024 ke depan.

“Dengan kondisi baru ini juga bagaimana disiapkan juga infrastruktur. Tentu kementerian Pertanian harus melobi juga, berkoordinasi dengan Kementerian PUPR misalnya agar mengatur revitalisasi irigasi kemudian sumur-sumur itu semua disiapkan untuk mengantisipasi dampak El Nino terhadap tekanan produksi panen,” papar Bhima.

“Kelima, Menteri Pertanian harus berani untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian ini terutama yang diserobot oleh infrastruktur atau di alih fungsikan untuk kepentingan properti. Dan industri ini harus dicegah alih fungsi lahannya dan juga beberapa daerah penghasil pertanian yang produktif ini banyak yang dieksploitasi,” pungkas Bhima.

Masalah ini sangat-sangat mengganggu sekali bagi ketahanan pangan terutama di luar pulau Jawa,” dia menambahkan.