Sukses

Mengenal Edi Darmawan, Ayah Mirna Salihin Korban Kopi Sianida Jessica Wongso

Kasus kematian Wayan Mirna Salihin kembali jadi sorotan usai rilisnya dokumenter di Netflix. Sosok ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin dalam film Kopi Sianida yang menghukum Jessica Wongso itu.

Liputan6.com, Jakarta Kasus kematian Wayan Mirna Salihin kembali jadi sorotan banyak pihak usai rilisnya dokumenter yang menceritakan hal tersebut. Sosok ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin dalam film Kopi Sianida itu tak lepas dari perhatian warganet.

Dokumenter garapan Netflix berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso' belakangan jadi favorit banyak orang. Selain Jessica dan Mirna, sosok Edi Darmawan Salihin juga jadi incaran warganet. Lantas siapa Edi Darmawan ini?

Mengutip berbagai sumber, Edi Darmawan disebut sebagai pengusaha kondang. Kabarnya, dia punya 2 perusahaan yang berpusat di DKI Jakarta.

Pertama, dia merupakan pimpinan di salah satu perusahaan ekspedisi yang fokus pengiriman barang dokumen penting. Perusahaan itu merujuk pada PT Fajar Indah Cakra Cemerlang. Pusatnya berada di Jakarta Pusat.

Kedua, dia dikabarkan juga menjalankan bisnis garmen. Bisnis ini berkantor di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Hanya saja, belum ada detail soal perusahaan ini. Mirna Salihin disebut pernah mengelola bisnis garmen Edi Darmawan ini.

Dari kehidupan pribadi, Edi Darmawan menikahi Ni Ketut Sianty yang keduanya dikaruniai 2 anak, Wayan Mirna Salihin dan Made Sandy Salihin pada 30 Maret 1988. Mirna dan Sandy merupakan saudara kembar.

Disorot Warganet

Edi Darmawan Salihin kerap jadi bahan pembicaraan warganet belakangan ini. Salah satunya yang tumpah di kolom komentar di kanal YouTube Karni Ilyas yang memuat konten wawancara eksklusif dengan Edi.

Banyak warganet yang menanggapi. Namun, tak sedikit warganet yang juga malah tak percaya dengah kesaksian Edi.

"Pak edi mulai keringat dingin, tidak pernah mengira bahwa skenario cantik 7 tahun lalu malah menjadi senjata makan tuan," tulis salah satu warganet @just_xxxx.

"Dari cara bicara dan kalimat bisa menunjukkan sifat asli orang, anda telah menunjukkan siapa diri anda, saya kecewa selama 7 tahun ini salah percaya orang," sahut warganet lain @kokobocxxxx.

Sementara itu, ada pula nada dukungan pada Edi Darmawan soal dokumenter yang dibuat Netflix.

"Kalau Netflix bohong dan merugikan anda pak Edi, tuntut aja," tulis akun @voovoxxxx.

"Pak ed menurut ku menyampaikan apa adanya yang ia tau," tulis @mahirtutorxxxxxx.

2 dari 3 halaman

Kasus Kopi Sianida, Terungkap Isi Pesan Tertulis dari Jessica Wongso untuk Seorang Jurnalis

"Kasus kopi sianida" yang menewaskan Wayan Mirna Salihin dan menggegerkan Indonesia pada 2016 lalu kini kembali dibahas seiring perilisan dokumenter bertajuk Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso. Film dokumenter Netflix bersama Beach House Pictures ini mulai tayang pada 28 September 2023.

Film dokumenter ini menimbulkan perspektif baru di masyarakat karena munculnya "fakta yang belum pernah terekspos." Tidak hanya membuat banyak orang kembali mempertanyakan "keadilan proses hukum di Indonesia," ada pula hal unik yang sebelumnya luput dari pengamatan berbagai pihak.

 Salah satunya adalah momen Jessica Kumala Wongso memberi secarik kertas pada seorang jurnalis yang hadir di persidangan. Ia adalah Friatian Grie, wartawan sebuah stasiun televisi swasta.

Setelah mendapat pesan, Fristian sempat berbincang dengan Jessica saat jeda persidangan. Kejadian itu sebenarnya sudah pernah dibahas di sebuah podcast, tapi tidak terlalu mendapat perhatian.

Fristian mengungkap momen itu saat jadi bintang tamu podcast Stefani Ginting yang dibagikan melalui video di kanal YouTube-nya bertajuk "KASUS KOPI BERSIANIDA JESSICA WONGSO || CERITA DI BALIK LIPUTAN FRISTIAN GRIEC (PART 1)." Podcast itu tayang pada 24 Juni 2020.

Saat itu, dunia tengah dilanda pandemi, sehingga wawancara dilakukan secara online. "Jadi saya kan selalu dapat tugas dari kantor untuk meliput sidang Jessica Wongso. Saya selalu duduk di dekat pengacaranya, mungkin karena itu dia (Jessica) lama-kelamaan notice kehadiran saya karena selalu mengikuti sidang," kenang Fristian.

3 dari 3 halaman

Menyapa Langsung Jessica

Suatu waktu saat usai sidang, Fristian tiba-tiba dihampiri pengacara Jessica yang memberi sebuah kertas yang katanya pesan tertulis dari kliennya.

"Waduh saya sempat takut ya, karena tahu sendiri kan bagaimana penggambaran orang tentang karakter Jessica saat itu. Tapi pas saya baca isinya, saya malah heran dan kaget. Dia hanya menulis, 'Saya sangat suka pakaianmu.' Wah ternyata dia memperhatikan penampilan saya juga,” lanjutnya sambil tertawa.

Fristian memanfaatkan momen itu untuk bisa menyapa Jessica secara langsung dan meminta wawancara. Saat jeda persidangan, wartawati yang konsisten berambut pendek ini pun mengambil kesempatan tersebut.

Di momen itu, Jessica diceritakan "terbuka" padanya, dan menurut Fristian, sifatnya berbanding terbalik dengan yang apa yang disebutkan orang lain selama ini. Sebagai informasi, perempuan yang sempat tinggal di Australia ini disebut "berdarah dingin dan cenderung psikopat."

"Begitu dia merasa nyaman dengan saya, di situlah saya berusaha memintanya agar bisa mewawacarai ibunya, karena dia memang dekat banget sama ibunya," ungkapnya. Usaha Fristian tidak sia-sia. Ia akhirnya bisa mewawancarai ibunda Jessica, Imelda Wongso, secara eksklusif.