Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi harus dilakukan untuk mendukung pertanian tangguh dan berkelanjutan. Dirinya menegaskan, penggunaan teknologi tersebut diutamakan pada pengembangan demonstrasi dan diseminasi.
"Indonesia sendiri mendorong semua negara ASEAN untuk meningkatkan teknologi pertanian digital, ekonomi sirkular, energi biomassa, pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengendalian hama terpadu," ungkapnya.
Baca Juga
Dedi menyebut bahwa dukungan implementasi ASEAN terhadap regional guidelines for sustainable agriculture juga perlu dilakukan dengan basis pengembangan sumber daya manusia untuk membangun sistem pertanian, kehutanan dan pangan yang jauh lebih tangguh.
Advertisement
"Saya juga optimis dengan proyek AJMAF dengan program midori terutama dalam membuka jalan menuju pembangunan pertanian yang lebih baik lagi ke depannya," sebutnya.
Sebagai informasi, MIDORI Cooperation Plan adalah kerja sama dalam rangka merayakan 50 tahun hubungan ASEAN dan Jepang. Program ini mengusung tema 'AJMAF enhancing resilient and sustainable agriculture and food systems for ensuring regional food security' atau yang dikenal dengan MIDORI.
"Proyek kerja sama ini juga sangat sejalan dan menjadi salah satu bentuk implementasi nyata dari ASEAN Leaders Declaration. Salah satunya menekankan pentingnya penguatan ketangguhan dan keberlanjutan jangka panjang Agri-food System di Kawasan ASEAN," ujar Dedi.
Dukung Implementasi APTCS
Dedi menegaskan bahwa Indonesia mendukung perkembangan implementasi kerja sama ASEAN Plus Three Cooperation Strategy (APTCS) Framework on Food, Agriculture, and Forestry dan mendorong Negara APT untuk terus menguatkan strategi-strategi utama kerja sama ASEAN.
"Dukungan kami di antaranya mencakup promosi pertanian sirkular dan berkelanjutan, pengelolaan hutan berkelanjutan, pengurangan penggunaan agrokimia berbahaya, dekarbonisasi, pemanfaatan teknologi digital, memerangi resistensi Antimicrobial, dan menjamin keberlanjutan sumber daya tanah dan air," tegasnya.
Ia juga membeberkan bahwa Indonesia mengapresiasi kerja sama ASEAN-China dalam program Action Plan on Green Agricultural Development dan ASEAN China Joint Statement on Food Security Cooperation yang telah diadopsi oleh para Leaders pada tahun 2022.
"Kami menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi Plan of Action 2022-2023 dan mendukung pengesahan Plan of Action Kerja sama ASEAN-Tiongkok di bidang SPS untuk tahun 2024-2025," beber Dedi.
"Indonesia optimis bahwa MoU ini akan memperdalam kerja sama kita di bidang SPS dalam menjamin ketahanan pangan termasuk keamanan pangan di kawasan," imbuhnya.
Sebagai informasi, Indonesia menghadiri pertemuan ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (AMAF) ke-45 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2-6 Oktober 2023. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan beberapa negara lainya sepakat untuk memperkuat sektor pertanian melalui penggunaan teknologi mekanisasi.
(*)
Advertisement