Sukses

Laut Dihadapkan Masalah Sampah hingga Perubahan Iklim, Apa Solusinya?

Perubahan iklim hingga sampah laut menjadi masalah yang perlu dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan, seperti Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Perubahan iklim hingga sampah laut menjadi masalah yang perlu dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan, seperti Indonesia. Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi membidik solusi dari masalah tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan solusi untuk mengatasi itu diharapkan muncul lewat Archipelago and Island State (AIS) Forum. Utamanya pada peran serta generasi muda.

"Bali, dengan pantainya yang indah dan warisan maritimnya yang kuat, merupakan tempat yang tepat untuk konferensi ini. Ini mewakili keindahan dan keragaman negara kepulauan kita. Lautan kita sedang menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim dan polusi laut," ujar dia saat membuka AIS Youth Conference, ditulis Sabtu (7/10/2023).

Dia melihat peran serta anak muda sebagai generasi penerus yang paling bisa mengatasi masalah-masalah tadi. Pasalnya, saat ini negara pulau dan kepualuan perlu memperbaiki tata kelola maritim dan ekonomi biru berkelanjutan.

"Siapa yang lebih baik dalam mengatasi masalah ini selain generasi muda? Merekalah yang dapat membawa perubahan, inovasi, dan ketahanan terhadap dunia kita. Bersama-sama, kita akan menciptakan AIS Youth Declaration, yang akan mewakili aspirasi dan blueprint kita bersama untuk masa depan," tegasnya.

Konferensi ini diharapkannya menjadi awal dari perubahan nyata, menjadikan platform tempat lahirnya ide-ide baru dan inovatif.

"Biarkan ini menjadi tempat di mana tekad kita untuk melindungi lautanan dan komunitas kita terwujud. Bersama-sama, mari kita wujudkan masa depan laut yang kita inginkan," kata Jodi.

 

2 dari 3 halaman

Tentang AIS Youth Conference

Informasi, AIS Youth Conference merupaka satu dari empat side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 yang akan digelar pada 10-11 Oktober 2023. Tiga lainnya adalah AIS Research & Development Conference, AIS Start-up Blue Business Summit dan AIS Blue Economy High Level Dialogue. Keempatnya berlangsung pada 6-11 Oktober 2023 di The Mulia, Mulia Resort and Villas – Nusa Dua, Bali.

"Tujuan dari konferensi ini sederhana, yakni untuk memberdayakan anda, kaum muda, untuk memperkuat suara anda, dan untuk memberikan anda keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi pemimpin dalam pembangunan maritim dan kelautan," urainya.

"Kami ingin anda merasakan rasa kepemilikan terhadap inisiatif AIS Forum. Kami ingin mengakui dan menghargai perspektif dan kontribusi anda. Karena suara, ide, dan tindakan kitalah yang mendorong perubahan yang ingin kita lihat," kata Jodi.

Oleh sebab itu, Jodi menegaskan bahwa keberadaannya di lokasi AIS Youth Conference, bukan hanya mewakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, namun lebih dari itu adalah juga mewakili generasi X, yang memiliki impian dan harapan besar khususnya terhadap peran generasi muda dari negara-negara pulau dan kepulauan.

"Merupakan suatu kehormatan untuk berbicara kepada anda semua pada kesempatan ini. Kami mempunyai 26 delegasi dari negara-negara AIS di sini dan konferensi ini merupakan langkah besar dalam perjalanan kami untuk memberikan dampak positif terhadap lautan, komunitas, dan planet kita," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Bahas Isu Global

Sebelumnya, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum edisi perdana digelar di Bali untuk pertama kalinya pada 11 Oktober 2023. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum tersebut merupakan acara yang penting untuk negara-negara kepulauan dan negara-negara yang terletak di sekitar kepulauan.

Forum KTT AIS edisi perdana akan membahas berbagai isu-isu yang relevan dengan negara-negara tersebut, seperti isu-isu lingkungan, keamanan maritim, pengembangan ekonomi, dan kerja sama regional di antara mereka.

Project Coordinator Sekretariat AIS Forum Riny Modaso mengatakan, tujuan utama dari KTT AIS Forum adalah memungkinkan negara-negara kepulauan untuk berbagi pengalaman, solusi, dan rencana bersama dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan perairan, sumber daya alam, dan lingkungan.

Selanjutnya, konferensi semacam ini juga dapat menjadi platform untuk mempromosikan kerja sama regional yang lebih erat dan memperkuat hubungan diplomatik di antara negara-negara tersebut.

"AIS Forum terus berdedikasi untuk memfasilitasi kerja sama dan inovasi antar negara pulau dan kepulauan, dengan kegiatan mendatang yaitu KTT Pertama di Bali, yang akan menandai momen bersejarah dalam perjalanannya sebagai sebuah forum global," kata Riny.

Tantangan

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jodi Mahardi mengatakan, Negara-negara kepulauan sering menghadapi sejumlah tantangan yang unik dan kompleks, termasuk isu-isu lingkungan, perubahan iklim, keamanan maritim, dan pengelolaan sumber daya alam.

Untuk itu, perlunya negara-negara Archipelagic and Island States (AIS) menguatkan komitmen dan solidaritas dalam menghadapi tantangan bersama adalah suatu kebutuhan yang sangat penting.

"Tidak ada yang bisa memahami keseriusan dan kompleksitas masalah yang kita (negara-negara AIS) hadapi lebih baik daripada negara-negara pulau dan kepulauan itu sendiri," ujar Jodi.

"Dan, tidak seorang pun akan memahami solusi dari masalah-masalah kita lebih baik daripada orang- orang yang di kehidupan nyatanya terkena dampak dari masalah-masalah ini dan telah menyelesaikannya sendiri," lanjutnya.