Sukses

Buruh Geruduk Kedubes AS dan PBB, Minta Setop Perang Israel dan Palestina

Adapun aksi unjuk rasa buruh yang pertama akan menyasar Kedubes AS pada pukul 10.00-12.00 WIB. Baru dilanjutkan ke Gedung PBB sekitar pukul 12.00-14.00 WIB. Para buruh meminta perang Israel-Palestina selesai dan keduanya berdamai.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok buruh kembali turun ke jalan tetapi tujuannya bukan untuk meminta kenaikan upah. Kali ini, para buruh meminta perang Israel-Palestina selesai dan keduanya berdamai.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menjadwalkan sejumlah buruh dari Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk menggeruduk 2 tempat. Yakni, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jakarta.

Adapun aksi unjuk rasa pertama akan menyasar Kedubes AS pada pukul 10.00-12.00 WIB. Baru dilanjutkan ke Gedung PBB sekitar pukul 12.00-14.00 WIB.

"Adapun isu yang akan disuarakan dalam aksi demonstrasi ini adalah stop perang Israel dan Palestina," ujar Said Iqbal dalam keterangannya, Selasa (10/10/2023).

Said Iqbal menyebut ada ratusan buruh yang akan terlibat dalam unjuk rasa kali ini. Dia meminta setiap pihak yang terlibat di perang Israel-Palestina ini untuk menyetop pertumpahan darah. Serta mengambil langkah damai untuk solusi konflik ini.

"Kami percaya bahwa tidak ada kemenangan dalam perang, dan satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas jangka panjang di wilayah ini adalah melalui negosiasi dan dialog," kata dia.

“Segala masalah harus diselesaikan di meja perundingan dengan mengikuti keputusan resolusi PBB tentang kemerdekaan Palestina. Partai Buruh mendukung kemerdekaan Palestina tanpa harus melalui jalan peperangan,” sambungnya.

 

2 dari 4 halaman

Akui Kemerdekaan Palestina

Said Iqbal juga meminta PBB untuk mengambil langkah-langkah dengan menggelar persidangan dengan mengakui kemerdekaan Palestina. Termasuk meminta kepada AS untuk tak memberikan bantuan ke Israel.

“Kami juga mendesak Amerika untuk tidak mengirimkan kapal induk dan pasukan ke Israel. Karena hal itu akan memperburuk Perang. Segala persoalan harus diselesaikan secara damai dan jalan perundingan,” ujar Said Iqbal.

“Mendesak Amerika mengambil langkah-langkah pro aktif untuk menghentikan perang dan mengambil jalan damai dengan tidak mengirimkan tentara,” tegasnya.

 

3 dari 4 halaman

WNI Diminta Tinggalkan Israel dan Palestina

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memperbarui pernyataannya terkait dengan konflik Hamas Vs Israel. Jika sebelumnya Kemlu RI meminta Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menunda perjalanan baik ke Palestina maupun ke Israel maka yang teranyar Kemlu RI meminta itu dibatalkan.

"Menimbang situasi keamanan terakhir dan demi keselamatan para WNI, Pemerintah Indonesia menghimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut," ungkap Kemlu RI dalam pernyataannya yang dipublikasikan pada Selasa (10/10/2023).

"Bagi yang sudah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut untuk membatalkan rencananya hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah."

 

4 dari 4 halaman

Koordinasi

Dalam pernyataannya pada Senin (9/10), Kemlu RI menyatakan terus berkoordinasi dengan KBRI Amman, KBRI Kairo, dan KBRI Beirut untuk memonitor situasi di Palestina menyusul perang Hamas Vs Israel dan menyiapkan rencana kontingensi.

"Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut," ungkap Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha, melalui keterangan tertulis.

Berdasarkan pemutakhiran data terakhir, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina, di mana 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat. Pada awal tercatat terdapat 13 WNI di Gaza, namun belakangan tiga di antaranya telah keluar wilayah Gaza ke Mesir dan Indonesia.

"Selain 45 WNI tersebut, terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban," tutur Judha.

Video Terkini