Sukses

Menko Airlangga: ASEAN Punya Lumbung Pangan, Resiliensi Krisis Pangan Cukup Kuat

Menko Airlangga menyampaikan bahwa ASEAN termasuk kawasan yang stabil dan Indonesia turut berkontribusi dalam kestabilan politik dan pertumbuhan ekonomi ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada acara UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023). Airlangga menyatakan bahwa ASEAN memiliki kekuatan yang besar di tengah krisis sektor pangan saat ini. 

"ASEAN merupakan kawasan yang memiliki resiliensi yang cukup kuat karena ASEAN mempunyai lumbung pangan," jelas dia.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa ASEAN termasuk kawasan yang stabil dan Indonesia turut berkontribusi dalam kestabilan politik dan pertumbuhan ekonomi ASEAN. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN dimana profitabilitas investor terlindungi sehingga investasi di Indonesia aman dan menguntungkan.

Terkait dengan ASEAN DEFA yang diluncurkan dalam Keketuaan ASEAN tahun 2023, ASEAN DEFA berfungsi sebagai upaya kolektif untuk mewujudkan potensi ekonomi digital ASEAN yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi secara masif yakni dari USD 1 triliun menjadi USD 2 triliun pada tahun 2030.

Skema ASEAN DEFA juga mendorong pembangunan infrastruktur dan konektivitas digital sebagai prasyarat untuk membuka sebagian besar dampak ekonomi digital terhadap perekonomian secara keseluruhan, termasuk memastikan tingginya tingkat akses internet kepada masyarakat yang didukung dengan perangkat dan jaringan seluler yang memadai.

Menurut Indeks Kesiapan Jaringan dari Oxford Insights, skor indeks ASEAN saat ini 70 dan berada di atas rata-rata global (skor indeks 62) dengan jangkauan seluler yang tinggi dan jangkauan broadband yang terus berkembang.

2 dari 2 halaman

Ketergantungan Dolar AS

Menko Airlangga menggarisbawahi bahwa nilai tambah manufaktur yang telah menjadi kebijakan Indonesia untuk memajukan industrialisasi. Indonesia juga telah meluncurkan transisi mata uang lokal dengan 5 negara ASEAN sehingga bisa menggunakan Quick Response Code dari masing-masing negara, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mata uang Dollar Amerika Serikat di kawasan ASEAN.

“Jika kita bisa memperluas sektor lembaga keuangan ini lebih mendalam, dan melibatkan perbankan, menurut saya ini penting untuk melakukan stabilisasi perekonomian di ASEAN, khususnya untuk melindungi UMKM dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan situasi geopolitik,” pungkas Menko Airlangga.