Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya tengah menyusun rangkaian peta permukiman dan perkotaan layak huni pada 2045. Saat itu Indonesia diproyeksikan jadi negara maju sesuai visi Indonesia Emas 2045.
Penyusunan puzzle itu turut disajikan pada pameran bertajuk Suatu Hari yang Baik 2045, dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia (HHD-HKD) Tahun 2023 di Indonesia Arena, Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, 2-19 Oktober 2023.
Baca Juga
"Pameran ini memuat tentang pembelajaran perkembangan permukiman dan perkotaan di Indonesia 100 tahun setelah Indonesia merdeka. Dengan kualitas yang lebih baik, dan sesuai cita-cita yang dilahirkan dari Konferensi Habitat sebagaimana tercantum dalam New Urban Agenda (NUA) yang selaras dengan Sustainable Development Goals dan juga amanat Presiden," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti pada keterangan tertulis, Rabu (11/10/2023).
Advertisement
Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Dian Irawati juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, selain sebagai proyeksi kondisi permukiman dan perkotaan di Indonesia dari masa ke masa, pameran ini juga sebagai media pembelajaran bagi generasi muda. Agar dapat melihat dan mempelajari praktik terbaik pembangunan permukiman dan perkotaan di Indonesia.
“Pameran ini juga menjadi database awal dari Kementerian PUPR terkait perkembangan pembangunan permukiman dan perkotaan di Indonesia. Target dari pembangunan perkotaan 2045 adalah permukiman layak huni dan berkelanjutan,” imbuh Dian.
Pendekatan Berbasis Manusia
Selain penyelenggaraan pameran, diselenggarakan pula berbagai talkshow dan webinar yang mengangkat isu permukiman dan perkotaan. Salah satunya, Talkshow Implementasi Agenda Baru Perkotaan (NUA) yang juga diselenggarakan di kawasan pameran, Selasa (10/10/2023).
Akademisi Lana Winayanti menjelaskan, mengacu pada NUA yang didasari oleh Sustainable Development Goals (SDG’s), pembangunan permukiman dan perkotaan dalam satu konteks kewilayahan dapat menggunakan pendekatan berbasis manusia, responsif gender dan usia.
"Selain itu, setiap stakeholder juga punya kepentingan dalam pengimplementasian NUA. Sehingga perlu adanya kolaborasi, dan tidak hanya pemerintah saja yang melaksanakannya tetapi bersama-sama," jelas Lana.
Dari 17 target SDG’s yang harus dicapai, terdapat 7 tujuan utama yang harus dipriotaskan dan disesuaikan terlebih dahulu dalam kondisi Indonesia.
Adapun tujuan tersebut meliputi, Perumahan dan Akses Pelayanan Dasar, Kebencanaan dan Lingkungan Perkotaan, Tata Kelola Perkotaan, Transportasi dan Mobilitas Perkotaan, Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Perkotaan, Pembangunan Ekonomi Lokal, serta Sosial-Budaya dan Kesehatan Masyarakat.
Advertisement
Peningkatan Kualitas Hidup
Ditambahkan Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Dian Irawati, untuk penerapan NUA di lingkup Kementerian PUPR hingga saat ini sudah mencakup pemenuhan berbagai kebutuhan dasar seperti air bersih, sanitasi, dan hunian yang layak.
"Lalu pada 2045 mendatang, targetnya seluruh tujuan SDG’s dapat dicapai dengan adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat dari segala aspek. Mulai dari terpenuhinya kebutuhan dasar, infrastruktur yang berkualitas dan memadai, penghematan energi, hingga interkonektivitas yang baik. Dan yang terpenting adalah perubahan mindset dan gaya hidup masyarakat yang lebih peduli dengan lingkungan, kondisi ini perlu diedukasi dan ditanamkan mulai saat ini," tuturnya.