Sukses

Konflik Israel-Hamas Bakal Berdampak ke Sektor Industri Keramik

Perang Israel vs Hamas akan berdampak ke sejumlah sektor industri di Indonesia karena kenaikan bahan bakar. Salah satunya sektor industri keramik.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik Israel-Hamas akan berdampak terhadap sektor industri di Indonesia seiring kenaikan harga bahan baku terutama energi. Salah satu sektor yang terdampak yaitu sektor industri keramik.

Demikian disampaikan Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar dikutip dari Antara, ditulis Kamis (12/10/2023).

Bobby Gafur Umar menuturkan, industri keramik merupakan salah satu sektor yang terdampak konflik di Timur Tengah dan Israel. Hal ini mengingat dalam proses pembuatan keramik banyak memakai gas.

Industri keramik cukup menjadi primadona dan pertumbuhannya sangat bagus saat masa pandemi COVID-19. Industri itu juga masuk dalam kelompok penerima fasilitas harga gas bumi tertentu (HGBT).

“Kalau ditanya langsung dampaknya, ya otomatis ada yang diimpor pemerintah, ada juga yang diimpor pelaku usaha, ini yang akan terkena. Tetapi untuk minyak, rata-rata untuk sumber energi. Kalau untuk gas, itu banyak untuk sumber bahan baku,” tutur dia.

Sedangkan dari sisi ekspor, Indonesia tidak terlalu banyak ekspor ke Timur Tengah dan Israel terutama pada komoditas tekstil dan produk tekstil. Indonesia telah banyak ekspor ke Amerika dan Eropa.

Bobby menuturkan, tak semua bahan baku energi yakni minyak dan gas dapat diproduksi atau jumlahnya terbatas di Indonesia. Bob menilai, apabila harga kedua bahan baku itu naik dapat mengganggu pertumbuhan industri dalam negeri.

“Impact langsung dari krisis di Timur Tengah itu adalah energi. Contohnya produksi minyak kita 600 ribu barel per hari, kebutuhan energi untuk bahan bakar kita saja sudah 1,2-1,5 juta barel per hari. Jadi kalau kita harus impor dan harganya naik, otomatis dapat terganggu dari pasokan harga energi yang dibutuhkan Indonesia,” tutur dia.

 

 

2 dari 4 halaman

Pelemahan Rupiah

Ia menuturkan, kenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Selain ganggu kesehatan keuangan pemerintah juga berimbas pada sektor industri yang membutuhkan sumber energi dari luar negeri.

Sementara itu, Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, kontrol pemerintah terhadap pelemahan rupiah sangat penting. Konflik yang terjadi di Timur Tengah dan Israel secara tidak langsung juga dapat membuat kondisi rupiah melemah.

“Ini berdampak ke situ, dan ini juga sudah kelihatan, sudah terasa. Kalau inflasi, kita juga melihat terhadap kebutuhan pokok, baik yang dapat terjadi karena kenaikan harga komoditas global dan pelemahan rupiah,” kata Shinta.

3 dari 4 halaman

Israel Tutup Ladang Gas di Dekat Gaza, Bagaimana Dampaknya ke Pasokan Energi Global?

Sebelumnya diberitakan, Chevron telah menutup ladang gas alam di lepas Pantai Israel atas perintah pejabat setempat pada Senin, 9 Oktober 2023. Hal ini dilakukan dua hari setelah militan Hamas melancarkan serangan mematikan di Israel.

Dikutip dari CNN, Rabu (11/10/2023), ladang Tamar terletak 15 mil di lepas pantau Selatan Israel memenuhi 70 persen kebutuhan energi Israel untuk pembangkit listrik, menurut perusahaan energi AS.

Penutupan yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan ekspor gas Israel ke negara tetangganya, Mesir dan Yordania serta menekan pasar gas global yang sudah ketat.

Untuk saat ini, Chevron terus memasok gas kepada pelanggannya di Israel dan wilayah sekitarnya dari platform Leviathan yang lebih besar.

Penutupan ini terjadi ketika Hamas terus menembakkan roket dari Gaza ke arah Israel dan ketika Israel meningkatkan pembalasannya atas serangan mematikan yang dilakukan Hamas akhir pekan lalu. Reuters melaporkan platform Tamar berada dalam jangkauan tembakan roket dari Gaza.

Pasar Global yang Ketat

Penutupan Tamar terjadi ketika negara-negara di belahan bumi utara memasuki musim dingin, ketika permintaan gas alam untuk menghangatkan rumah meningkat.

Harga gas berjangka di Dutch Title Transfer Facility melonjak 12 persen pada Selasa, 10 Oktober 2023 hingge mencapai hampir 49 euro atau USD 52 per megawatt jam.

Jumlah itu meningkat 29 persen sejak Jumat, hari perdagangan terakhir sebelum Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.

Namun, harga itu masih jauh di bawah level harga pada tahun lalu, ketika mencapai 169 euro atau USD 179 per megawatt hour, ketika Eropa keluar dari krisis energi yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina.

Analis Wood Mackenzie menyebutkan kenaikan harga tersebut sebagian besar disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Israel.

 

 

4 dari 4 halaman

Tanggapan Analis

Analis Goldman Sachs menilai, penutupan Tamar telah berkontribusi pada kenaikan harga gas Eropa. "Ke depannya, jika kejadian yang sedang berlangsung ini berkembang menjadi pengetatan pasokan LNG global yang lebih berkelanjutan, hal ini akan mengurangi kemampuan pasar gas Eropa untuk menangangi kejadian tak terduga lainnya, seperti lonjakan cuaca dingin atau gangguan pasokan lainnya,” tulis analis Goldman Sachs.

Namun, Peneliti Senior Bruegel, Simone Tagliapietra menuturkan, dua faktor yang lebih penting dalam mendorong harga minyak Eropa lebih tinggi. Salah satunya adalah penutupan sementara pipa gas di Laut Baltik dan yang lainnya rencana aksi pekerja gas alam cair di Australia.

Pada Minggu, 8 Oktober 2023, operator transmisi gas Finlandia mengumumkan telah menutup pipa utama di Laut Baltik yang mengangkut gas antara Finlandia dan Estonia karena dugaan kebocoran.

Kemudian pada Selasa, Chevron menuturkan telah menerima pemberitahuan adanya pemogokan oleh beberapa pekerja di dua fasilitas LNG miliknya di Australia.

Jika mogok kerja yang dijadwalkan pada akhir bulan ini, tetap dilaksanakan, hal tersebut akan ganggu produksi di lokasi Wheatstone dan Gorgon milik Chevron yang menyumbang sekitar 7 persen dari pasokan LNG Global, menuru Wood Mackenzie.