Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pandemi COVID-19 telah mengajarkan pentingnya kebijakan adaptif yang memperhatikan komitmen, data, anggaran dan kapasitas delivery. Program Kartu Prakerja atau Prakerja menjadi salah satu program adaptif yang berhasil dilakukan Pemerintah Indonesia.
Program Kartu Prakerja ini dirancang sebagai program on-demand skilling, reskilling dan upskilling serta responsif terhadap kebutuhan pasar kerja bagi 145 juta tenaga kerja Indonesia, selama pandemi COVID-19, Prakerja juga menjadi bagian dari perlindungan sosial bagi mereka yang belum menerima program bantuan sosial regular.
Baca Juga
"Sesuai dengan pepatah, beri seseorang ikan, maka Anda memberikanya makan sehari, ajari dia cara memancing, maka Anda memberinya makan seumur hidup, Prakerja memberikan insentif tunai sekitar USD 40 per bulan selama empat bulan kepada peserta setelah berhasil menyelesaikan pelatihan mereka," tutur Airlangga Hartarto, saat memberikan sambutan secara virtual dalam Side Event “Safety Trampoline: Evidence from Indonesia’s Prakerja Program” yang masih dalam rangkaian kegiatan Annual Meeting of The World Bank Group and International Monetary Fund 2023 di Maroko, Rabu, 11 Oktober 2023.
Advertisement
Paket lengkap Prakerja berupa pelatihan dan insentif merupakan sebuah inovasi program pemerintah dalam merespons secara cepat dan positif atas dampak pandemi COVID-19, membantu mereka yang kehilangan pekerjaan, termasuk merespons tantangan masa kini berupa disrupsi digitalisasi.
Prakerja telah mampu memberikan akses pelatihan secara inklusif kepada 16,4 juta peserta dari seluruh wilayah di Indonesia sejak diluncurkan 2022. Program Kartu Prakerja ini diberikan termasuk kelompok rentan antara lain pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, mantan pekerja migran, serta lulusan Sekolah Dasar.
Manfaat Program Kartu Prakerja
Hasil evaluasi eksternal menunjukkan Prakerja tidak hanya meningkatkan pemanfaatan sertifikat pelatihan, kelayakan kerja, kewirausahaan, pendapatan, ketahanan pangan, dan ketahanan finansial tetapi juga menanamkan kebiasaan baru bekerja online dan meningkatkan inklusi keuangan.
Penggunaan teknologi digital dalam pelaksanaan Program Prakerja dinilai mampu memberikan kualitas yang setara dan kemudahan dalam melakukan pelatihan bagi seluruh peserta. Selain itu, Pemerintah juga berupaya mengurangi ketimpangan serta memberikan akses yang sama untuk skilling, reskilling, dan upskilling dengan menggunakan Program Prakerja.
“Oleh karena itu, jika kita sudah mengenal konsep jaring pengaman sebelumnya, Prakerja berperan sebagai trampolin pengaman, baik untuk menjaga maupun mengangkat individu di masa extraordinary,” kata Menko Airlangga.
Program Prakerja juga telah mendapatkan pengakuan internasional atas keberhasilan memanfaatkan teknologi digital dan menjadi game changer atau membawa perubahan besar dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal.
“Semoga acara ini bisa merangsang diskusi dan mendorong pembelajaran di antara kita semua, karena krisis bisa terjadi kapan saja, dan kita harus bersiap,” pungkas Menko Airlangga
Advertisement
Kartu Prakerja Gelombang 62 Dibuka Hari Ini 11 Oktober 2023
Ini yang ditunggu-tunggu bagi Anda yang belum mendapatkan kesempatan untuk ikuti pelatihan di program kartu prakerja. Pendaftaran program Kartu Prakerja Gelombang 62 telah dibuka pada Rabu, (11/10/2023).
Pengumuman tersebut disampaikan dalam instagram resmi Program Prakerja @prakerja.go.id. “Kamu yang masih mau ikut gelombang Prakerja tahun ini? Ini dia yang kamu mau, Sob!Tanpa menunggu hari Jumat, Gelombang 62 sudah dibuka hari ini,” demikian mengutip akun instagram @prakerja.go.id.
Adapun program Kartu Prakerja Gelombang 62 ini merupakan gelombang terakhir pada 2023. “Gelombang ini adalah gelombang terakhir di tahun ini!Jadi ayo gabung dengan pastikan bahwa kamu sudah bikin akun di www.prakerja.go.id dan klik gabung gelombang di dashboard prakerja kamu,”
Unggahan tersebut juga mengajak masyarakat untuk segera bergabung. “Ayo buruan!Gabung gelombang dan#JadiBisa bareng #Prakerja!,”
Adapun program Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja terkena PHK, dan atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
Berikut syarat mendaftar:
- WNI berusia paling rendah 18 tahun dan paling tinggi 64 tahun
- Tidak sedang menempuh pendidikan formal
- Sedang mencari kerja, pekerja/buruh yang terkena PHK, atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja, seperti pekerja/buruh yang dirumahkan dan pekerja bukan penerima upah termasuk pelaku usaha mikro dan kecil.
- Bukan pejabat negara, pimpinan dan anggota DPR, aparatur sipil negara, prajurit TNI, anggota Polri, kepala desa dan perangkat desa, dan direksi/komisaris/dewan pengawas pada BUMN atau BUMD.
- Maksimal 2 NIK dalam 1 KK yang menjadi penerima Kartu Prakerja.
Kartu Prakerja Bakal Dipamerkan ke 70 Negara Anggota Unesco
Sebelumnya diberitakan, Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja akan menggelar konferensi internasional di Nusa Dua, Bali, 3-6 Juli 2023 mendatang. Nantinya, program Kartu Prakerja akan dipresentasikan ke 300 anggota delegasi dari 70-an negara anggota Unesco.
Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari menerangkan dalam forum itu akan dibahas secara detail soal program Kartu Prakerja. Tujuannya untuk bertukar pikiran antardelegasi yang hadir.
"Tujuan kita mengadakan konferensi itu adalah menyediakan forum diskusi untuk ktia menyebarluaskan prakerja tapi di sisi lain kita mencari input dari negara lain, apa yang bisa diperbaiki, dan kemudian apa yang bisa dihindari supaya itu tidak go wrong," ujarnya dalam Media Gathering, di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Pada kesempatan yang sama, nantinya akan dicari peluang-peluang kerja sama dengan negara-negara anggota Unesco. Utamanya dalam lingkup penguatan pembelajaran yang jadi fokus program Kartu Prakerja.
"Kemudian kita juga ingin bertukar pikiran terjadi peer-to-peer learning dengan negara-negara Unesco supaya kemudian kita bisa mencari aspek atau area of collaboration," bebernya.
"Kita kemudian bisa saling mencontoh, what works what doesnt, sehingga yang belum sampai kepada titik itujangan sampai mengulang kesalahan dari negara lain," tambah Denni.
Denni melihat peluang ini sebagai upaya untuk membahas tantangan yang dihadapi negara berkembang dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di negaranya. Maka, diperlukan diskusi secara intens dengan jumlah peserta yang dibatasi per negara.
"Itulah gunanya forum diskusi yang intens hanya 300 peserta multi negara itu. Karena masalah yang dihadapi Indonesia saya yakin masalah bersama. Negara berkembang juga menghadapi pengangguran, menghadapi diarupsi semuanya sama," tuturnya.
Advertisement