Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa China bersedia mengirim beras 1 juta ton ke Indonesia. Langkah ini untuk menjaga stok beras di Tanah Air di tengah gangguan iklim El Nino.
"China siap membantu kita sebanyak 1 juta ton. Walaupun China sendiri penduduknya banyak dan butuh pangan juga," kata Budi Waseso di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Baca Juga
Komitmen China merupakan sebuah kesempatan Indonesia untuk memperkuat cadangan beras. Apalagi beberapa negara yang biasanya ekspor beras ke Indonesia tengah menghentikan ekspornya.
Advertisement
"Beberpa negara sudah menutup ekspornya. Jadi ini ada kerja sama antara kita dengan negara-negaraini, sehingga kita masih bisa dapat," jelasnya.
Kendati begitu, pihaknya belum mengambil keputusan apakah nantinya akan mengambil beras impor di negara itu.
"Ini belum ada langkah dari saya untuk membeli dari China karena masih ada dari negara-negara lain. Tapi prinsipnya China siap. Ini untuk ketenangan kita dan masyarakat bahwa negara-negara lain nutup, China siap memberi ke kita 1 juta. Berarti kan aman," terang dia.
"Kita harus sering berterima kasih bahwa dari negara-negara yang masih menyediakan dan mau mengekspor berasnya untuk kepentingan indonesia," sambungnya.
Reporter:Â Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Bulog Siap Impor Beras dari Negara Manapun
Sebelumnya, Perum Bulog siap menerima tambahan kuota penugasan impor beras baru dari pemerintah, guna memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) guna menstabilkan harga beras di pasaran.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat. Untuk itu, Bulog disebutnya akan melaksanakan penugasan tersebut secara maksimal demi kepentingan rakyat banyak, terlebih ditengah situasi saat ini yang menjelang musim tanam.
"Pemerintah memang memberikan tambahan kuota penugasan impor kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton. Namun pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri," ujar Iqbal dalam keterangan tertulis, Rabu (11/10/2023).Selanjutnya, Bulog pun siap melaksanakan tugas impor beras dari negara mana saja, asalkan memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.
"Untuk negara asal impor ini bisa dari manapun, tidak terpatok hanya 1 negara saja. Jadi bisa banyak negara seperti penugasan sebelumnya. Kita cari negara mana yang masih banyak produksinya dan memenuhi standar persyaratan," imbuh Iqbal.
Â
Advertisement
Pemantauan Harga Beras
Di samping itu, Iqbal mengemukakan, pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang menjelang musim tanam.
"Masyarakat jangan khawatir, pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali," ungkapnya.
Hingga saat ini, Perum Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 818 ribu ton. Kegiatan ini akan terus berlanjut digelontorkan sampai harga beras stabil.
Selanjutnya, saat ini tengah disalurkan Beras Bantuan Pangan untuk September, Oktober dan November 2023 dengan jumlah total sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.Â