Sukses

Capai Indonesia Emas 2045, Perlu Ada Ketersediaan Lapangan Kerja dan Stabilitas Harga

Sandiaga Uno menyatakan, ia akan berfokus pada isu-isu ekonomi yang inovatif guna mendorong kesejahteraan melalui dua pilar utama, yakni menjaga stabilitas harga dan menciptakan lapangan kerja dalam skala luas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai ketersediaan lapangan kerja dan stabilitas harga merupakan kunci menuju target Indonesia Emas 2045.

Hal itu diumumkannya saat digandeng sebagai Distinguished Fellow oleh Blue Ocean Strategy Fellowship (BOSF), Kamis (12/10/2023).

Sandiaga Uno menyatakan, ia akan berfokus pada isu-isu ekonomi yang inovatif guna mendorong kesejahteraan melalui dua pilar utama, yakni menjaga stabilitas harga dan menciptakan lapangan kerja dalam skala luas.

Menurut dia, stabilitas harga adalah kunci untuk menciptakan ekonomi yang sehat. Hal ini menjadi semakin krusial sebab Indonesia akan menyambut puncak bonus demografi pada 2030 mendatang.

"Bila tidak dipersiapkan rencana lapangan pekerjaan dari sekarang, bonus demografi sebaliknya akan menjadi beban atau liabilitas. Dengan latar belakang saya sebagai entrepreneur, saya memastikan apa yang saya kerjakan di sektor publik selalu data driven agar segala sesuatunya terukur," kata Sandiaga Uno.

Pengalaman Sandiaga Uno

Ia lantas menceritakan pengalamannya saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta para 2018, kala menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan yang berhasil mencapai stabilitas harga pangan. Kolaborasi ini berdampak pada inflasi bulanan terkendali yang terefleksikan pada tingkat inflasi terendah di Jakarta dalam 5 tahun.

Lalu saat menjadi Menparekraf, ia juga mengumbar kesuksesan mengangkat angka devisa pariwisata Indonesia sekitar Rp 94 miliar. Di tahun yang sama, sektor ekonomi kreatif berhasil mencapai nilai tambah sebesar Rp 1,280 triliun.

Dikatakan Sandi, capaian itu membuktikan bahwa di tengah tantangan yang besar, dirinya berhasil menghadirkan peluang-peluang yang selama ini mungkin belum dicoba atau dimaksimalkan, khususnya dengan merangkul semua pihak.

"Terutama membuka kesempatan bagi UMKM dengan membangun ekosistem ekonomi kreatif dan pariwisata yang inklusif dan inovatif," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Tak Cukup 5 Persen, Indonesia Harus Catatkan Pertumbuhan Ekonomi 7%

Indonesia dinilai punya potensi untuk mencatatkan pertumbuhan ekonomi lebih besar, sekitar 6-7 persen secara konsisten. Meski, saat ini Indonesia sudah mencatatkan pertumbuhan konsisten sekitar 5 persen.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten di 5 persen untuk tahun 2023 dan 2024.

"Indonesia ke depan harus melakukan transformasi ekonomi, pertumbuhannya tidak cukup di 5 persen tetapi perlu di 6-7 persen," kata dia dalam HSBC Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Menurutnya, salah satu yang bisa menopang adalah potensi bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia.

"Kita mempunyai yang namanya demografi bonus momentum dan demografi bonus ini harus kita jaga dengan demografi bonus yang produktif. Nah tentu kita berharap bahwa kita bisa berproduksi dengan output yang lebih tinggi," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Modal Asing

Sementara itu, Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt, menilai Indonesia harus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat dengan terus mendorong arus masuk penanaman modal asing (PMA) yang tinggi. Indonesia juga harus memanfaatkan kekuatan transformatif digital, dan mencapainya sembari berkomitmen pada ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon.

Menurutnya, pertumbuhan arus masuk PMA mencerminkan daya tarik Indonesia yang semakin meningkat bagi investor global.

“Sangat menggembirakan melihat investasi mengalir ke sektor-sektor yang memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian Indonesia," ujar Francois.

Meskipun pertumbuhan arus masuk investasi ke Indonesia mungkin terlihat normal, data HSBC menunjukkan dua tren mendasar yang penting. Pertama adalah bahwa Indonesia secara tak langsung meraih keuntungan besar dalam pangsa pasar PMA global. Kedua, Indonesia semakin dipilih sebagai tujuan investasi, sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

Â