Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda sektor teknologi di Amerika Serikat.
Startup perangkat lunak, Flexport berencana memangkas sekitar 20 persen tenaga kerja globalnya sebagai bagian dari gelombang PHK baru yang diperkirakan akan dimulai pada hari Jumat (13/10).
Baca Juga
Mengutip CNBC International, Jumat (13/10/2023) CEO Flexport Ryan Petersen mengirim catatan kepada stafnya pada Kamis sore untuk memberi tahu mereka tentang kabar PHK.
Advertisement
"Hari ini saya mempunyai keputusan sulit untuk dibagikan: Kami akan mengurangi jumlah tim global kami sekitar 20 persen dengan prosesnya dimulai besok, Jumat, 13 Oktober," tulis Petersen.
Namun, juru bicara tersebut menolak untuk mengungkap secara spesifik jumlah total karyawan Flexport yang terdampak PHK.
Diketahui, Flexport mempekerjakan sekitar 3,500 orang pada akhir September, menurut data Pitchbook.
Dalam postingan blognya, Petersen mengatakan setelah pemangkasan tersebut, Flexport akan “berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang yang ada di depan kita untuk kembali ke profitabilitas segera setelah akhir tahun depan.”
"Langkah PHK ini tidak akan berdampak pada pengalaman pelanggan," tambah Petersen.
Dia mengatakan perusahaan fokus pada kualitas layanannya seperti akurasi penawaran hingga faktur dan akurasi pencapaian pengiriman.
"Hari ini adalah hari yang berat, namun kami adalah tim yang tangguh dan berorientasi pada tujuan yang akan mengatasi kemunduran ini dan memenuhi janji misi kami untuk membuat perdagangan global begitu mudah sehingga akan ada lebih banyak lagi perdagangan global," katanya.
Nasib Karyawan
Petersen menulis dalam memonya bahwa karyawan di AS dan Kanada diarahkan untuk bekerja dari rumah pada hari Jumat kecuali mereka bekerja di gudang Flexport.
Sementara staf di Asia yang berbasis di Asia akan dihubungi mengenai PHK pada hari Senin, menurut memo itu.
Bagi karyawan AS, perusahaan menawarkan pesangon selama sembilan minggu, jaminan layanan kesehatan hingga akhir tahun, dukungan imigrasi dan bantuan perekrutan kerja, jelas Petersen dalam memonya.
Staf yang berlokasi di luar AS juga akan menerima informasi tentang paket pemisahan mereka di kemudian hari.
Advertisement
Perombakan Manajemen
PHK tersebut menyusul penunjukkan kembali Petersen sebagai CEO bulan lalu, kemudian secara tiba-tiba memecat penggantinya, Dave Clark.
Petersen berulang kali menyatakan bahwa Clark, mantan eksekutif Amazon, mengeluarkan terlalu banyak dana dan mempekerjakan terlalu banyak karyawan selama masa jabatannya di Flexport.
Namun dokumen yang dilihat oleh CNBC, dan sumber yang dekat dengan Clark, menunjukkan bahwa Petersen dan anggota dewan Flexport membantu menerapkan keputusan yang menurut Flexport tidak tepat.
Sejak mengambil kembali kepemimpinannya, Petersen dengan cepat merombak jajaran teratas perusahaan, menggeser beberapa rekrutan kunci Clark, serta CFO dan kepala SDM.