Sukses

1,11 Juta Kendaraan Lalu Lalang di Jalan Tol Trans Jawa Setiap Hari

Sejak dioperasikan secara penuh di penghujung tahun 2018, Jasa Marga mencatat peningkatan LHR yang signifikan untuk Jalan Tol Trans Jawa.

Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Jalan Tol Trans Jawa mencapai 1,11 juta kendaraan/hari sampai kuartal III 2023. Angka ini meningkat 3,12% jika dibandingkan dengan LHR pada periode yang sama di 2019.

“Jalan Tol Trans Jawa mampu memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial Indonesia melalui multiplier effect di berbagai sektor, di antaranya yaitu efisiensi biaya logistik, percepatan konektivitas antar daerah, hingga pengembangan wilayah di sekitar area jalan tol,” ujar Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).

Adapun Jalan Tol Trans Jawa telah beroperasi penuh di penghujung tahun 2018 yang saat ini merupakan jalan tol terintegrasi yang terpanjang di Indonesia, yang menghubungkan Merak hingga Probolinggo.  

Sejak dioperasikan secara penuh di penghujung tahun 2018, Jasa Marga mencatat peningkatan LHR yang signifikan untuk Jalan Tol Trans Jawa.

Tercatat pada tahun 2019 di awal pengoperasian, LHR Jalan Tol Trans Jawa setelah beroperasi penuh adalah sebesar 1,1 juta kendaraan/hari, meningkat 3,23% dari tahun 2018.

Beranjak ke tahun 2020 hingga tahun 2022, LHR Jalan Tol Trans Jawa selama tiga tahun tersebut masih mengalami kenaikan di tengah pandemi COVID-19, tercatat pada tahun 2021 LHR sebesar 982 ribu kendaraan/hari, dengan kenaikan rata-rata tiap tahunnya sebesar 16%.

“Jasa Marga melalui PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) mengelola 62% dari keseluruhan panjang Jalan Tol Trans Jawa, atau sepanjang 676 Km. Jalan tol ini menyambungkan berbagai kota besar di Pulau Jawa dengan kawan strategis seperti bandara, pelabuhan, kawasan industri hingga destinasi wisata. Selama empat tahun beroperasi, kami mencatat peningkatan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) yang signifikan seiring dengan terintegrasinya setiap ruas yang ada di koridor Jalan Tol Trans Jawa,” ujar Lisye.

 

2 dari 3 halaman

Spin off

Sementara itu, Direktur Utama PT JTT Rudi Kurniadi menjelaskan, setelah dilakukannya spin-off (pemisahan) pada 13 Ruas Jalan Tol Trans Jawa dari induk, PT JTT terus berupaya meningkatkan kualitas layanan operasional jalan tol.

Tidak hanya mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol, PT JTT juga memberikan pelayanan beyond SPM dengan beautifikasi, penghijauan, ketersediaan ruang usaha UMKM, fasilitas disabilitas hingga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di rest area.

“Hal ini tentu saja berdampak positif pada kinerja PT JTT. Pada Semester I Tahun 2023, pendapatan tol PT JTT mencapai Rp1,76 Triliun. Pendapatan ini juga setara dengan 28,77% dari total pendapatan tol konsolidasi Jasa Marga Group yang menjadikan kami sebagai Anak Perusahaan penyumbang pendapatan tertinggi di seluruh ruas jalan tol Jasa Marga,” tambahnya.

Rudi menambahkan, prospek Jalan Tol Trans Jawa dalam jangka panjang masih sangat baik, khususnya potensi traffic yang diproyeksikan akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Di Jawa Barat, ekspansi kawasan industri dan perumahan di sekitar Bekasi, Cikarang dan Karawang hingga pengembangan Pelabuhan Internasional Patimban akan berpotensi meningkatkan traffic.

 

3 dari 3 halaman

Potensi

Sementara itu untuk potensi peningkatan traffic di Jawa Tengah, selain terkoneksi dengan kawasan industri yang terintegrasi di Batang, Kendal, dan Kaliwungu, Jalan Tol Trans Jawa juga akan terkoneksi dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo dan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen yang juga dikelola oleh Jasa Marga.

“Sedangkan untuk wilayah Jawa Timur, Jasa Marga akan melanjutkan pembangunan Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri Segmen Kertosono-Kediri serta Jalan Tol ProbolinggoBanyuwangi Segmen Probolinggo-Besuki yang menjadi ruas pamungkas yang akan terkoneksi dengan ruas Jalan Tol Trans Jawa yang dikelola oleh PT JTT, sehingga nantinya terhubung dari ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa. Tidak hanya itu, tingginya traffic di Jalan Tol Trans Jawa ke depannya juga masih sangat dipengaruhi oleh perjalanan mudik dan liburan masyarakat pada periode Lebaran, Natal dan Tahun Baru serta libur panjang hari besar lainnya,” ujar Rudi.

Potensi pembangunan infrastruktur yang masif, terutama pada Jalan Tol Trans Jawa ini diyakini dapat membuka dan menghubungkan suatu daerah dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan kawasan ekonomi khusus yang terintegrasi dengan jalan tol secara stimulan dan saling terkoneksi.

Ini diharapkan mampu menstimulasi daya saing ekonomi produktif dan nilai tambah antar satu wilayah dengan wilayah lainnya yang terkoneksi dengan Jalan Tol Trans Jawa.

Dalam mengelola proses bisnisnya, Jasa Marga berkomitmen untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) yang salah satunya diwujudkan dalam penerapan ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).

Di tahun 2022, Jasa Marga memperoleh nilai GCG sebesar 98,420 dari skala 100,000 atau setara dengan 98,42% yang masuk dalam kualifikasi sangat baik.

Video Terkini