Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali melemah menjelang akhir pekan pada Jumat, 13 Oktober 2023.
USD melemah setelah inflasi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada bulan September, menurut data resmi.
Baca Juga
Ibrahim Assuaibi Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka memprediksi inflasi AS ini berpotensi mempersulit keputusan kebijakan mendatang oleh Federal Reserve, yang bertujuan untuk mengendalikan kenaikan inflasi.
Advertisement
Sebagai informasi, indeks harga konsumen atau inflasi AS naik sebesar 3,7 persen pada basis tahunan, laju yang sama seperti pada bulan Agustus, dan naik lebih besar dari perkiraan sebesar 0,4 persen bulan ke bulan.
“Data ini memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin belum selesai melakukan pengetatan moneter, sehingga meningkatkan dolar, bahkan ketika banyak pejabat menunjuk pada kenaikan imbal hasil Treasury baru-baru ini sebagai pengurangan kebutuhan untuk lebih memperketat kondisi keuangan,” jelas Ibrahim, dalam paparan tertulis pada Jumat (13/10/2023).
“Pasar kini memperhitungkan kemungkinan 40 persen kenaikan suku bunga pada bulan Desember, dibandingkan dengan peluang 28% sebelum laporan tersebut,” lanjutnya.
Sentimen Lainnya
Sementara itu, pembacaan sentimen konsumen Universitas Michigan untuk bulan Oktober akan dirilis pada sesi ini.
Para pedagang juga akan mempelajari pendapatan dari sejumlah bank besar untuk mendapatkan petunjuk tentang kesehatan perekonomian.
Berlanjut di Eropa, Prancis mencatat inflasi 4,9 persen secara tahunan di bulan September, sementara harga konsumen Spanyol naik 3,5 persen, keduanya masih di atas target jangka menengah Bank Sentral Eropa.
Terkait inflasi, pengambil kebijakan ECB Francois Villeroy de Galhau mengulangi pandangannya bahwa bank sentral harus mempertahankan suku bunga utama pada tingkat saat ini – tertinggi dalam sejarah 25 tahun – selama diperlukan untuk memastikan inflasi kembali ke sasaran 2 persen.
Rupiah Menguat Jelang Akhir Pekan
Rupiah ditutup menguat 17 point menjelang penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 20 point dilevel Rp. 15.682 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.699.
“Sedangkan untuk perdagangan senen depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.650- Rp. 15.730,” demikian prediksi Ibrahim.
Ekonomi Indonesia di Kuartal Terakhir 2023
Ibrahim membahas, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2023 diproyeksikan masih cukup menjanjikan di tengah sejumlah tantangan global saat ini.
“Hal itu seperti periode pemulihan pascapandemi China, kenaikan suku bunga The Fed, lemahnya sektor semikonduktor, serta prospek pesimis perekonomian ASEAN,” katanya. Dia mengatakan, perlambatan pada pertumbuhan akan semakin terlihat pada kuartal ketiga 2023 meskipun pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya cukup baik. “Namun, Indonesia diprediksi akan tumbuh 5,1 persen di tahun ini, konsisten dengan tren historis pertumbuhan sebelumnya. Setelah itu, perlambatan ringan ke angka pertumbuhan 4,7 persen dapat terjadi di tahun depan jika meninjau adanya hambatan eksternal, yaitu dampak pengetatan moneter yang masih berlanjut,” bebernya.
Advertisement
Akan Ada Perlambatan?
“Meski proyeksi pertumbuhan pada kuartal IV tahun ini diprediksi tumbuh, kondisi perekonomian kuartal III kemungkinan akan tumbuh melambat, diakibatkan oleh sejumlah hambatan,” ungkap Ibrahim.
Ia menjelaskan, hal itu didasari pada pemulihan ekonomi Tiongkok pasca pandemi yang melambat, sehingga menyebabkan perkiraan pertumbuhan konsensus diturunkan dengan cepat. Namun, Ibrahim melihat, Indonesia saat ini memiliki salah satu suku bunga riil tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Pengetatan moneter yang masih berlanjut diharapkan akan memberikan tekanan lebih lanjut dalam beberapa kuartal mendatang.