Sukses

Literasi Ekonomi Syariah Punya Gap Besar dengan Konvensional

Industri keuangan syariah menawarkan layanan dan produk yang bervariasi, dengan harga bersaing dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun, masih terdapat tantangan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang menyebabkan masih besarnya gap dengan industri keuangan konvensional.

Liputan6.com, Jakarta - Sama halnya dengan industri keuangan konvensional, industri keuangan syariah menawarkan layanan dan produk yang bervariasi, dengan harga bersaing dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Namun, masih terdapat tantangan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang menyebabkan masih besarnya gap dengan industri keuangan konvensional.

Masih rendahnya literasi keuangan syariah, berdampak pada terbatasnya laju inklusi keuangan syariah, market share yang relatif masih rendah (pada kisaran 11%), diferensiasi model bisnis/produk keuangan syariah, dan sumberdaya keuangan syariah yang belum optimal.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara, mengatakan, berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan syariahtercatat sebesar 9,14.

"Untuk indeks literasi dan 12,12% untuk indeks inklusi keuangan syariah," jelas dia dalam Ijtima' Sanawi Dewan Pengawas Syariah ke-19, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Kondisi ini memerlukan terus melakukan akselerasi tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah dengan kolaborasi yang baik antar segalapi hak.

Indonesia dengan negara mayoritas muslim, seharusnya bisa menjadi contoh keunggulan dalam keuangan syariah. Ambisi ini sejalan dengan upaya untuk mendorong ekosistem keuangan yang kuat dan terdiversifikasi sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK RI Aman Santosa mengatakan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum familiar dengan benefit dari ekonomi syariah, maka dari itu meski pencapaian ekonomi syariah positif, ternyata ini belum memadai.

2 dari 2 halaman

Ada Jalan Keluarnya

Capaian positif, tetapi belum memadai dibandingkan potensi dan kekuatan ekonomi syariah secara nasional.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin, mengatakan bahwa disrupsi ekonomi sekarang telah terjadi, dan banyak UMKM yang menjadi korban, tetapi itu ada jalan keluarnya.

"Jalan keluar yang bisa dilakukan dalam disrupsi ekonomi ada langkah-langkahnya, dan disrupsi ekonomi ini juga terjadi di sektor ekonomi syariah" tuturnya.

Kunci pertumbuhan ekonomi syariah yang bisa dilakukan adalah pertama, dengan membuat adanya keunikan, sifat inklusif, dan universalitas yang dapat dirasakan oleh masyarakat pengguna ekonomi syariah. Kedua, ekonomi syariah harus adaptif terhadap dinamika perkembangan zaman karena banyak masyarakat yang sudah melek digital. Ketiga, peningkatan literasi ekonomi digital kepada masyarakat, terutama gen Z. 

"Makanya, cara yang cepat ya kita coba berbicara dengan bahasa yang dipakai, dan menggunakan media yang dipakai sama gen Z," tambah Aman.

Adapun Dewan Pengawas Syariah (DPS) juga akan berperan strategis dalam pengembangan industri keuangan syariah, terutama dalam memastikan bahwa praktik-praktik yang dijalankan oleh industri telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 

Video Terkini