Liputan6.com, Jakarta Pupuk Indonesia akan membangun pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan senilai Rp 10,5 triliun. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mewanti-wanti agar tak ada pembengkakan biaya pabrik pupuk itu.
Diketahui, proyek tersebut adalah pembangunan pabrik Pupuk Sriwidjaja atau Pusri IIIB. Rencananya, proyek ini akan dibangun dengan waktu konstruksi selama 40 bulan.
Baca Juga
Pria yang karib disapa Tiko ini menyebut biaya pembangunan pabrik tersebut akan dipenuhi salahbsatunya dari kredit perbankan. Dimana ditandai dengan Penandatanganan Kredit Pendanaan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri-IIIB dengan sejumlah perbankan.
Advertisement
"Sebenarnya kalau tanda tangan di depan saya nanti jangan cost overrun, jangan ada delay gitu ya. Karena tanda tangan-nya depan saya. Moga-moga gak terjadi cost overrun, enggak terjadi delay," kata dia, di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Daftar Bank Terlibat
Informasi, kredit pendanaan proyek ini didapat dari sejumlah bank. Diantaranya, BNI, Bank Mandiri, BCA, BRI, BTN, BSI, BJB, dan Bank Sumsel. Nilai kredit investasi yang digelontorkan senilai Rp 9,32 triliun.
Tiko menjelaskan, pabrik Pusri IIIB ini akan dibangun dengan teknologi rendah energi yang nantinya akan menggantikan Pabrik Pusri 3 dan 4 yang dinilai kurang efisien dalam penggunaan energinya.
Pada saat yang sama, dia berharap pabrik pupuk baru di Palembang ini bisa memastikan ketersediaan pupuk untuk kebutuhan dalam negeri. Utamanya untuk mencapai ketahanan pangan.
"Kita tahu bahwa saat ini ketahanan pangan menjadi isu utama, bagimana kita mengelola produksi pertanian kita dan tetap menjadi tantangan ke depan," kata dia.
Kurangi Emisi
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menjelaskan, Pabrik Pusri IIIB nantinya akan mampu mengurangi emisi hingga 300 ribu ton CO2 per tahun.
Pabrik Pusri-IIIB memiliki kapasitas produksi amonia 445.500 ton per tahun dan pupuk urea 907.500 ton per tahun. Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri-IIIB menggunakan teknologi low energy dengan rasio konsumsi energi untuk produksi urea sebesar 22 MMBTU/ton dan amonia 32,89 MMBTU/ton.
“Saat ini Pupuk Indonesia menempati peringkat 6 (enam) perusahaan pupuk di dunia. Dengan meningkatnya efisiensi, kami tentunya berharap bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi, termasuk bersaing di pasar regional dan internasional,” kata Rahmad.
Direktur Utama Pusri Palembang, Tri Wahyudi Saleh menyatakan proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional. Pasalnya, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.
“Hadirnya pabrik Pusri IIIB ini sebagai komitmen kami untuk menjaga ketersediaan pupuk di seluruh wilayah tanggung jawab penyaluran Pusri. Serta dukungan kami dalam menjaga keberlanjutan industri yang andal dan berdaya saing untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Tri Wahyudi.
Advertisement
Pupuk Subsidi
Sebelumnya, Menjelang musim tanam, PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama Kementerian Pertanian mengecek kesiapan distribusi dan stok pupuk bersubsidi di Jawa Barat, Kamis (12/10/2023).
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mendampingi Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo mengunjungi gudang dan sejumlah kios yang ada di Kabupaten Karawang.
"Dari kunjungan kita tadi, kesimpulannya adalah untuk pupuk baik subsidi maupun pupuk komersial itu tersedia di kios," demikian ungkap Arief, Jumat (13/10/2023).
Meski pupuk ada, Arief meminta Pupuk Indonesia tetap menjaga ketersediaan stok pupuk bersubsidi maupun non subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani pada musim tanam.
Aplikasi Distribusi Pupuk
Dia juga menyampaikan bahwa aplikasi i-Pubers akan digunakan oleh seluruh kios pupuk di Indonesia. Sistem digital ini bertujuan memudahkan petani dalam menebus pupuk bersubsidi di kios.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyebutkan bahwa pihaknya akan mendukung penuh upaya Kementan dalam penyediaan pupuk menjelang musim tanam. Selain menyediakan pupuk bersubsidi sesuai alokasi pemerintah, Pupuk Indonesia juga akan menjaga ketersediaan pupuk non-subsidi.
"Sepanjang jalan kami diberikan arahan yang sangat tegas, lugas dari Pak Menteri untuk memastikan ketersediaan pupuk di seluruh outlet kami baik pupuk subsidi maupun non subsidi, dan itu menjadi komitmen kami dari Pupuk Indonesia untuk menyambut musim tanam," kata Rahmad.