Sukses

Pabrik Baru Pupuk Indonesia Bakal Hemat Energi Rp 1,1 Triliun per Tahun

Pupuk Indonesia akan membangun pabrik baru, yakni Pabrik Pupuk Sriwidjaja (Pusri) IIIB, di Palembang, Sumatera Selatan, dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Jakarta Pupuk Indonesia akan membangun pabrik baru, yakni Pabrik Pupuk Sriwidjaja (Pusri) IIIB, di Palembang, Sumatera Selatan, dalam waktu dekat. Pabrik pupuk baru ini digadang mampu menghemat penggunaan energinya mencapai Rp 1,1 triliun.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pabrik ini akan dibangun dengan model hemat energi. Kemudian, pabrik Pusri IIIB ini akan menggantikan pabrik yang sebelumnya, Pusri III dan Pusri IV.

"Pabrik Pusri IIIB diharapkan dapat menurunkan konsumsi bahan baku, yaitu gas sebesar 13 MMBTU per ton, lebih rendah ke 38 persen dibandingkan Pabrik Pusri III dan IV yang lama," kata dia di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

"Atau penghematan yang setara dengan Rp1,1 triliun per tahun dari biaya gas pada saat maksimum kapasitas mencapai 907.500 ton per tahun," sambungnya.

Pria yang karib disapa Tiko ini berharap efisiensi energi yang terjadi itu bisa menjadi penciptaan nilai baru bagi perusahaan. Artinya, Pupuk Indoneisa bisa meningkatkan produk yang lebih kompetitif dan tata kelola industri pupuk yang lebih baik.

"Sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi lebih baik untuk menjadi salah satu global player di chemical dan vertilizer industry," ungkap dia.

Jamin Ketersediaan Pupuk

Proyek pabrik Pusri IIIB ini juga diharapkan mampu memastikan ketersediaan pupuk untuk mendukung aspirasi pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan.

"Kita tahu bahwa saat ini ketahanan pangan menjadi isu utama, bagimana kita mengelola produksi pertanian kita dan tetap menjadi tantangan ke depan," urainya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rendah Emisi Karbon

Lebih lanjut, Tiko menuturkan pabrik yang ditargetkan beroperasi komersial di 2027 ini turut mendukung upaya penurunan emisi karbon. Ada potensi penurunan emisi karbon sebesar 300.000 ton per CO2 ekuivalen per tahun.

"Ini saya rasa bagus sekali bahwa teknologi ini digunakan, nanti bisa memberikan kontribusi penurunan karbon footprint kita," ujar Tiko.

Dia mengatakan hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan juga mendukung salah satu aspek pilar pembangunan ekonomi, yaitu ketahanan pangan.

"Serta bersamaan dengan itu komitmen kita untuk mendorong percepatan penerapan ESGdan juga pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) dan Net Zero Emission (NZE) Indonesia," papar Kartika Wirjoatmodjo.

 

3 dari 4 halaman

Investasi Jangan Bengkak

Pupuk Indonesia akan membangun pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan senilai Rp 10,5 triliun. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mewanti-wanti agar tak ada pembengkakan biaya.

Diketahui, proyek tersebut adalah pembangunan pabrik Pupuk Sriwidjaja atau Pusri IIIB. Rencananya, proyek ini akan dibangun dengan waktu konstruksi selama 40 bulan.

Pria yang karib disapa Tiko ini menyebut biaya pembangunan pabrik tersebut akan dipenuhi salahbsatunya dari kredit perbankan. Dimana ditandai dengan Penandatanganan Kredit Pendanaan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri-IIIB dengan sejumlah perbankan.

"Sebenarnya kalau tanda tangan di depan saya nanti jangan cost overrun, jangan ada delay gitu ya. Karena tanda tangan-nya depan saya. Moga-moga gak terjadi cost overrun, enggak terjadi delay," kata dia, di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

 

4 dari 4 halaman

Kantongi Kredit Pendanaan Rp 9,32 Triliun

Informasi, kredit pendanaan proyek ini didapat dari sejumlah bank. Diantaranya, BNI, Bank Mandiri, BCA, BRI, BTN, BSI, BJB, dan Bank Sumsel. Nilai kredit investasi yang digelontorkan senilai Rp 9,32 triliun.

Tiko menjelaskan, pabrik Pusri IIIB ini akan dibangun dengan teknologi rendah energi yang nantinya akan menggantikan Pabrik Pusri 3 dan 4 yang dinilai kurang efisien dalam penggunaan energinya.

Pada saat yang sama, dia berharap pabrik baru di Palembang ini bisa memastikan ketersediaan pupuk untuk kebutuhan dalam negeri. Utamanya untuk mencapai ketahanan pangan.

"Kita tahu bahwa saat ini ketahanan pangan menjadi isu utama, bagimana kita mengelola produksi pertanian kita dan tetap menjadi tantangan ke depan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini