Sukses

Syarat Pekerja Indonesia Bisa Punya Gaji Rp 10 Juta per Bulan, Yuk Bisa Yuk!

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi buka suara soal syarat gaji Rp 10 juta per bulan agar Indonesia menjadi negara maju. Dia membuka kemungkinan hal itu bisa tercapai.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi buka suara soal syarat gaji Rp 10 juta per bulan agar Indonesia menjadi negara maju. Dia membuka kemungkinan hal itu bisa tercapai.

Besaran gaji ini muncul atas hitung-hitungan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga bilang, pekerja Indonesia harus punya pendapatan Rp 10 juta per bulan agar tingkat PDB perkapitanya meningkat.

Menanggapi itu, Anwar Sanusi melihat kemungkinanya. Menurutnya, perlu ada koordinasi antarlembaga agar tujuan gaji Rp 10 juta per bulan bisa direalisasikan.

"Kalau konteks dalam negeri, tentunya kita gini ya, kita harus melakukan tadi adalah koordinasi yang sinergis dengan berbagai sektoral," ujar dia di Jakarta, ditulis Senin (16/10/2023).

"Karena memang untuk memenuhi target seperti itu itu kan harus betul usaha-usaha yang terintegrasi dari berbagai kementerian lembaga," sambungnya.

Kendati begitu, Anwar meyakini hal itu bisa dicapai sebagai prasyarat Indonesia Maju 2045. Dia pun tak merinci target waktu yang dikejar agar pekerja Indonesia punya gaji Rp 10 juta per bulan.

"InsyaaAllah bisa," katanya.

Dia mengatakan, kondisi gaji Rp 10 juta ke atas sebetulnya sudah terjadi untuk beberapa bidang kerja. Misalnya, adalah kerja-kerja di luar negeri.

"Caregiver atau nurse, itu adalah gaji mereka sudah di atas Rp 20 juta. Di Jepang. Di Korea juga sama, di Kuwait pun juga sama. Tapi tentunya, untuk menjadi tenaga perawat yang baik ini harus dari sisi level kompetensi harus cukup tinggi," bebernya.

 

2 dari 4 halaman

Penguatan Kompetensi

Lebih lanjut, Anwar menjelaskan kalau penguatan kompetensi pekerja menjadi satu hal wajib dilakukan untuk mencapai target pendapatan tadi. Hal ini diperkuat melalui regulasi Perpres Nomor 68 Tahun 2022.

"Ada Perpres 68, revitalisasi pendidikan latihan, vokasi, setelah itu yang harus kita lakukan pendampingan kepada lembaga-lembaga pelatihan dan pendidikan lembaga pelatihan," kata dia.

"Sehingga betul-betul dari aspek kurikulum mungkin nanti ada uji kompetensinya ini bisa kita pastikan bahwa komptensi seseorang yang dihasilkan fit atau sesuai yang dihasilkan mereka," urai Anwar Sanusi.

 

3 dari 4 halaman

Jadi Negara Maju

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap hitung-hitungannya agar Indonesia bisa jadi negara maju di 2045. Salah satunya dari aspek pendapatan yang dikantongi para pekerja Indonesia.

Hitungan sederhana Menko Airlangga menunjukkan, pekerja di Indonesia harus sebesar Rp 10 juta per bulan agar tingkat pendapatan perkapita juga naik. Ini sejalan dengan hitungannya soal target pendapatan perkapita Indonesia hingga 2045.

"Kita tahu 2030 ini kita berharap bisa mencapai negara bepenghasilan menengah, terlepas dari middle income trap, di mana Indonesia diperkirakan pertumbuhan GDP, income per kapita itu di atas USD 10.000 selepas 2030," kata Airlangga Hartarto dalam HSBC Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Dia mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dibidik konsisten di angka 5-5,5 persen per tahun. Pendapatan per kapita Indonesia saat ini USD 4.700, lalu, di 2024 pendapatan perkapita Indonesia bisa mencapai USD 5.500, dan meningkat ke USD 10.000 selepas 2030.

 

4 dari 4 halaman

Gaji Rp 10 Juta Per Bulan

Penopang pertumbuhan ekonomi paling banyak oleh industri manufaktur. Misinya adalah meningkatkan besaran kontribusi tersebut, mulai dari 18 persen saat ini, dan diusahakan menjadi 25 persen di 2030 mendatang.

"Artinya kita harus mencari pekerjaan, kalau income per bulan USD 10.000 atau 150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp 10 juta per bulan. ini yang harus dicari, sektor industri apa yang bisa membayar gaji di Rp 10 juta," bebernya.

Dengan demikian, kata Airlangga, sektor industri di Indonesia perlu digenjot untuk melirik sesuatu yang lebih bernilai.

"Kita lihat industri yang bisa menaikkan industri-industri dasar, seperti tekstil and footware, itu pada produk-produk yang punya nilai lebih tinggi. Kita harus move away dari industri yang bisa dikerjakan negara lain seperti Bangladesh," paparnya.

Â