Liputan6.com, Jakarta - PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) menggelar acara Investment Specialist Forum (ISF) 2023 dengan tema Public Governance & Sustainable Economy. ISF 2023 mengundang investor dan agen distribusi BRI Manajemen Investasi untuk memberikan insight pasar dan makroekonomi, serta pemaparan strategi investasi menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan, adanya Investment Specialist Forum (ISF) 2023 ini diharapkan dapat membantu meningkatkan literasi Keuangan untuk investor dan calon investor di Indonesia.
“Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen dan indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen. Kalau kita melihat indikator ini, masih terdapat gap antara literasi dan inklusi keuangan serta secara bersamaan terus meningkatkan indeks literasi keuangan untuk memperkecil kesenjangan atas dua indeks tersebut” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).
Advertisement
“Menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua, termasuk seluruh investment specialist untuk senantiasa mendukung meningkatkan literasi keuangan serta memperkecil indeks gap antara literasi dan Inklusi keuangan di Indonesia, kata dia.
Harapannya, masyarakat tidak hanya mendapatkan akses layanan jasa keuangan, namun mendapatkan pengetahuan atau keyakinan yang lebih baik tentang lembaga serta produk keuangan yang digunakan masyarakat.
Proyeksi Makroekonomi Indonesia Jelang Tahun Politik
Memasuki semester II 2023 dan jelang memasuki tahun politik, kinerja makroekonomi di Indonesia masih berada pada posisi yang cukup baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Fiskal pemerintah berada pada surplus level +0.7% PDB pada akhir bulan Agustus. Hal ini memberikan ruang yang cukup buat pemerintah untuk memberikan stimulus di 4Q23 ini.
Walaupun rupiah terdepresiasi -0,8% Year-to-Date (YTD) per 11 Oktober, rupiah masih outperform dibandingkan mata uang ASEAN lainnya, seperti Phillipine Peso, Thai Bhat, Malaysia Ringgit.
Lebih lanjut, seiring makin mendekati tanggal pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden pada tanggal 19 Oktober, kegiatan pemilu di dalama masyarakat akan semakin meningkat dan memberikan dorongan positif terhadap pertumbuhan perekonomian di kuartal IV 2023.
Arus Modal Asing
Chief Economist PT BRI Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto mengatakan, tren disinflasi dan semakin banyak Bank Sentral yang memilih untuk tidak menaikkan suku bunga terus berlanjut, maka perhatian utama akan difokuskan pada pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi dalam negeri, diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga hingga akhir tahun ini. Selain itu, periode pemilu akan memberikan dukungan terhadap konsumsi dalam negeri, yang dalam sejarahnya cenderung memberikan dampak positif bagi pasar saham dengan masuknya investor asing.
“Masuknya modal asing biasanya meningkat selama tahun pemilihan, sebuah tren yang harapkan akan terjadi kembali tahun depan. Namun, dampaknya terhadap pasar keuangan telah menjadi kurang terasa akibat volatilitas global, seperti yang telah terlihat selama pemilihan tahun 2019," kata dia.
"Oleh karena itu, upaya berkelanjutan untuk menstimulasi pertumbuhan domestik dan menarik masuk modal, baik dalam bentuk portofolio maupun investasi langsung, akan tetap menjadi krusial di tahun 2024.” ujar Helmy.
Pemilu Sebagai Stimulus Pertumbuhan Ekonomi
Sejalan dengan Helmy, dari sisi pengamat politik, Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika mengatakan bahwa pemilu 2024 berpeluang untuk dapat meningkatkan stimulus pertumbuhan ekonomi dan agregat konsumsi di Indonesia.
“Kami melihat bahwa tahun Pemilihan Umum (Pemilu) di 2024 ini dapat mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi dan agregat konsumsi di Indonesia, hal ini mengingat pemilihan umum tahun depan tidak hanya untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang berpeluang terjadi dalam 2 putaran, namun juga pemilihan umum Legislatif dan Pemilihan Umum Kepala Daerah, yang mana pertama kalinya semua itu akan secara serentak dilakukan untuk periode 2024-2029” ujarnya.
Advertisement
Valuasi dan Imbal Hasil Indonesia Masih Menarik
Dari sudut pandang investasi, ditengah risiko geopolitik yang saat ini semakin meningkat di Ukraina dan Timur Tengah, Chief Investment Officer (CIO) BRI-MI, Herman Tjahjadi, menyampaikan bahwa dari sisi valuasi maupun imbal hasil, pasar saham dan pasar obligasi Indonesia kedua masih relatif menarik berhubung Indonesia masih dalam mid business cycle dengan pertumbuhan GDP 5% di tahun 2023 dan 2024 tahun depan, dan volatilitas rupiah tetap terjaga. Risiko utama yang harus dipantau secara intensif adalah harga minyak bumi dan risiko geopolitik di Timur Tengah.
ISF Sebagai Annual Event BRI-MI
Edward Narodo, kepala Divisi Partnership Distribution BRI-MI mengatakan bahwa ISF merupakan kegiatan tahunan (annual event) yang dilaksanakan oleh BRI-MI dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait kondisi ekonomi dan iklim investasi ke depan bagi seluruh investor, agen distribusi, dan investment specialist.
“Acara ISF adalah acara yang kami adakan yang bertujuan agar seluruh masyarakat, terutama agen distribusi BRI-MI, para investment specialist, maupun investor dapat terinformasi dengan baik tentang kondisi ekonomi dan iklim investasi. Harapan kami, melalui ISF, BRI-MI senantiasa menjadi sahabat investasi, literasi, dan sumber informasi bagi seluruh investor. Tunggu kami di acara ISF tahun depan yang akan lebih meriah” ujar Edo.